Jumat, 05 September 2025

DIL BECHARA (2020)

DIL BECHARA (2020)

Dil Bechara memegang sebuah beban saat memutuskan untuk melakukan remake sekaligus adaptasi dari novel laris John Green, The Fault in Our Stars, yang pada enam tahun lalu mengubah sebuah disease porn dengan pesan menyentuh atas perayaan kehidupan seseorang yang terbingkai dalam sebuah kenangan. Melakoni debut perdananya sebagai sutradara, Mukesh Chhabra (sebelumnya merupakan seorang casting Director) bertanggung jawab atas romansa dua insan yang sama-sama memiliki kesamaan.

Kizie (Sanjana Sanghi) adalah gadis berdarah Punjab yang menderita kanker tiroid. Ini mengharuskannya memasang selang dan menghirup oksigen dari tabung bawaannya yang ia beri nama Pushpinder. Demi bisa hidup, Kizie harus mematuhi segala peraturan, baik itu dari kedua orang tuanya (diperankan oleh Swastika Mukherjee dan Saswata Chatterjee) maupun anjuran kesehatan berupa meminum obat rutin setiap saat. Singkatnya, kehidupan tersebut sangat membosankan baginya.

Hingga pertemuannya dengan Immanuel Rajkumar Junior alias Manny (Sushant Singh Rajput) dalam pentas seni memberikan warna baru terhadap kehidupan. Kizie mungkin tak bisa merasakan kehidupan gadis normal seperti harapannya, namun, ia bisa merasakan keindahan atas kebersamaannya bersama Manny yang selalu membawa pada sebuah pengalaman baru, seiring dengan tumbuhnya perasaan antar keduanya.

Manny adalah penderita osteosarkoma (kanker tulang) yang berkebalikan dalam memandang kehidupan dengan Kizie. Kehidupan bagi Manny adalah untuk bersenang-senang dan mewujudkan impian selama masih ada harapan dan tindakan. Itulah mengapa ia menghiraukan segala anjuran kesehatan dan tak segan untuk menghirup rokok sekalipun, karena menurutnya-kanker sudah menggerogoti tubuhnya.

Tak butuh waktu lama untuk Dil Bechara menampilkan segala sesuatu selain keindahan kematian yang siap datang kapan saja. Manny mengajak Kizie untuk bergabung bersamanya membuat sebuah film sarat elemen aksi milik Rajinikanth, di mana ini adalah mimpi salah satu sahabat mereka, Jagdish Pandey alias JP (Sahil Vaid) sebelum kehilangan kedua matanya di tengah glaukoma (kanker saraf mata) yang bisa kapan saja datang. Keputusan untuk tak mendramatisasi cerita adalah rasa yang masih dijaga oleh Chhabra sebagai warisan kekuatan pendahulunya.

Beberapa sub-plot memang terkesan tumpang-tindih dalam penyajiannya, termasuk ketika Chhabra menampilkan sebuah titik balik bagi konflik yang kurang sebuah build-up karena kedatangannya terasa tiba-tiba. Naskah hasil Shashank Khaitan (Humpty Sharma Ki Dulhania, Badrinath Ki Dulhania, Dhadak) dan Suportim Sengupta (Meri Pyaari Bindu) memang mampu menangkap pula menghasilkan sebuah esensi, meski tidak dengan kedalamannya yang tak sepenuhnya merata.

Meski demikian, Dil Bechara tetaplah sajian yang masih saya nikmati berkat aransemen musik dari A.R. Rahman yang penuh akan semangat beserta gubahan lirik Amitabh Bhattacharaya yang seirama dan senada dengan cerita, di samping sinematografi Satyajit Pande (Kahaani, Dead Ishqiya, Dangal) yang mampu menangkap keindahan Jamshedpur lengkap dengan segala spot miliknya cantik, favorit saya adalah taman penuh rongsokan kendaraan, yang juga dijadikan main poster sebagai bentuk promosi.

Konklusinya masih mampu mengundang air mata, terutama setelah kita melihat rekaman video kebersamaan Kizzie dan Manny yang di saat bersamaan menjadi sebuah perayaan atas penghormatan terhadap sosok tercinta. Pun, Dil Bechara mengubah kata Seri (dalam bahasa Tamil berarti Ok) begitu menyayat hati, yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya-setelah ia mengeliminasi keaslian sebuah dongeng yang sering dibaca nenek menegenai Ratu dan Pangeran yang abadi abadi. Ini adalah salah satu anggapan filmnya dalam memandang kematian sebagai sebuah kepastian.

Dalam peran pertamanya, Sanjana Sanghi memberikan sebuah performa berisi terhadap Kizie, itu dapat kita pahami hanya melalui voice over penuh pembawaan berarti. Sahil Vaid dan Saswata Chatterjee adalah karakter pendukung yang menyampaikan tawa pula rasa secara bersamaan, sementara kita tahu ini adalah peran terakhir yang dibawakan mendiang Sushant Singh Rajput, yang sekali lagi membutikan bahwa kepekaannya dalam merespons atau menciptakan situasi adalah salah satu keahlian murni. Kamu akan selalu dirindukan.

0 komentar:

Posting Komentar