THOSE WHO WISH ME DEAD (2021)

THOSE WHO WISH ME DEAD (2021)

Sicario (2015) dan Hell or High Water (2016) adalah bukti nyata seorang Taylor Sheridan dalam menangani thriller sederhana yang kaya rasa, Sheridan selalu menampilkan karakterisasi kompleks yang nantinya saling bersinggungan dan menyatu padan dalam sebuah kesatuan. Pun, anggapan ini semakin kuat kala dalam debut perdananya (bukan Vile yang tak pernah diakui) dalam Wind River (2017) menampilkan ciri khas yang serupa. They Who Wish Me Dead adalah sebuah pengungkapan sekaligus pelucutan merek dagang tadi, yang murni mengambil jalan tengah bernama simplifikasi.

Diangkat dari sebuah novel berjudul sama karangan Michael Koryta (yang juga menulis naskahnya bersama Sheridan dan Charles Leavitt), They Who Wish Me Dead adalah kisah mengenai Hannah (Angelina Jolie) seorang smokejumper yang dilanda rasa akibat dari sebuah kejadian masa lalu. Ia sekarang dimutasi menjadi seorang penjaga menara pengawas kebakaran di Park County, Montana. Beberapa kali kita melihat Hannah merenung, dan bahkan sempat melukai tangannya sebagai jalan menenangkan diri. Pun, kita dapat menarik kesimpulan bahwa protagonis kita ini tidak baik-baik saja.

Meskipun demikian, judulnya sendiri Merujuk pada Connor (Finn Little) yang terpaksa menyaksikan kematian ayahnya, Owen (Jake Weber) dan menyimpan sebuah rahasia besar yang diincar oleh dua penjahat suruhan, Jack (Aidan Gillen) dan Patrick (Nicholas Hoult) setelah sebelumnya terjadinya sebuah rumah milik atasan Owen.

Seseorang yang ingin memaafkan rasa bersalah dan seorang anak yang dilanda masalah adalah simbiosis mutualisme. Ini pula yang nantinya terjadi pada Hannah dan Connor yang sama-sama berjuang menyelamatkan diri di tengah medan yang tak kalah berani (kebakaran hutan dan sambaran petir). Perjuangan keduanya memang tak mudah, namun di sana kita melihat dua orang yang saling melengkapi satu sama lain, yang tak ayal mampu menarik simpati.

Akan semakin mengikat andai hubungan keduanya lebih dieksplorasi, namun, sekali lagi, They Who Wish Me Dead bukanlah sajian yang mengetengahkan aksi yang dilakoni sang megabintang tenar, melainkan juga menjadi panggung yang saling bersinggungan satu sama lain. Sama halnya dengan kobaran api yang awalnya mengecil dan menjadi besar seiring terlibatnya beberapa peran. Salah satunya adalah mantan kekasih Hannah, Ethan (Jon Bernthal) si sherrif sekaligus pemandu sekolah survival.

Ethan adalah tujuan awal yang dijadikan Owen sebagai tempat aman bagi Connor, meski kini ia pun harus terkena imbasnya sebagaimana yang dilakukan oleh film serupa (khususnya pada era 90-an, yang dijadikan sebagai bentuk homage tersendiri). Pun, deretan aksinya tak jauh dari aksi kucing-tikus, yang harus diakui mampu mencapai atensi pula tak segan menambah kadar aksi.

They Who Wish Me Dead akan lebih berarti dan menyenangkan dan dinikmati sebagai suguhan film lugas tanpa harus menuntuk karakterisasi atau menanyakan siapa sebenarnya protagonis dan dalang dibalik semua ini. Semuanya takkan terjawab pasti karena Sheridan memilih untuk mengambil konfirmasi hal ini, yang menampilkan sebuah cela pada akhirnya yang tampil terlalu lemah, salah satunya mengenai penebusan yang dilakukan oleh Hannah yang hilang dan berlalu begitu saja.

Biarpun demikian, They Who Wish Me Dead adalah tontonan yang menjauhi kejantanan dan membiarkan sebuah pemberdayaan berbicara. Ini semakin kuat tatkala Allison (Medina Senghore), istri Ethan yang tengah hamil tua ikut mengangkat pistol dan menaiki kuda demi mengejar dan menyelamatkan sosok tercinta. Pun, dua tokoh penjahat pun sempat diberi sedikit motivasi yang cukup berarti dalam sebuah interaksi yang enggan membunuh wanita hamil atau mengeluh perihal menghabisi nyawa manusia yang jauh dari kata mudah.
Jolie adalah bintang utama yang paling bersinar. Meskipun ia dapat berdiri tegak sakit melawan ketinggian, kobaran api hingga sambaran petir yang mengenainya, belum lagi pukulan yang mendarat di wajahnya, tak dapat dipungkiri bahwa dalam dirinya adalah sosok rapuh yang membutuhkan bantuan. Degradasi emosinya begitu terasa, meski sekali lagi, naskah urung memberi ruang lebih bagi dirinya bereksplorasi. Setidaknya, They Who Wish Me Dead memberikan sebuah hiburan yang cukup solid ditengah kesempatan yang bisa menjadikannya lebih baik lagi.