September 02, 2025
0.0 MHZ (2019)
Merupakan adaptasi dari komik populer berjudul sama dari webtoon-yang sudah terbit semenjak 2012 silam, 0.0 Mhz buatan Jang Jak menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi para pembacanya karena menggabungkan unsur klenik dan sains dalam sebuah kelompok pemburu hantu bernama serupa. 0.0 MHz sendiri mengacu pada sebuah frekuensi gelombang otak manusia yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan dunia roh. Menarik memang, meski pada menampilkan film sekaligus penulis naskah Yoo Sung-dong (Musudan, Mr. Housewife, Death Bell 2: Bloody Camp) sebatas menampilkan sebuah yayasan klise tanpa dibarengi dengan sebuah narasi yang mumpuni.
Ceritanya sendiri formulaik, mengikuti sekelompok remaja yang tergabung dalam kelompok ekstrakulikuler kampus bernama 0.0 Mhz yang hanya terdiri dari tiga orang: Tae-soo (Jung Won-chang), Han-seok (Shin Joo-hwan), Yoon-jung (Choi Yoon-young). Kegiatan mereka tak lebih dari berkumpul di sebuah ruangan dan membahas hal-hal supranatural tanpa adanya sebuah kegiatan penelusuran. Setelah menerima anggota baru, So-hee (Jung Eun-ji a.ka Eun-ji APink) dan Sang-yeob (Lee Sung-yeol a.ka Sung-yeol INFINITE) keputusan bulat untuk membuktikan frekuensi 0.0 MHz pun dilakukan sebagai sebuah ajang penyambutan, yang mereka lakukan di sebuah rumah bekas seorang wanita sendiri dan angker terkenal karena sang roh enggan untuk berangkat.
Tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai alasan mengapa sang wanita melakukan bunuh diri yang hanya dijadikan sebatas pondasi, tak lebih. Sekuen pembukanya tampil menjanjikan di mana ditunjukkan sebuah upacara pengusiran oleh seorang dukun yang berakhir pada sebuah tragedi tragis. Dari sini, secercah harapan menantikan sebuah teror menjanjikan muncul-meski selepas adegan tersebut, butuh beberapa menit untuk mendapatkan balasan setimpal, karena kita diperkenalkan dengan masing-masing karakter yang karakterisasinya sejatinya tak menarik, sebatas mengulangi peran yang sudah ada yang tak jauh dari pola berkut: si wanita seksi, si misterius, si serba tahu, si bijaksana dan si bengis.
Pujian untuk tidak mengandalkan jumpscare patut diberikan kepada Sung-dong, yang kemudian menggantinya dengan berbagai penampakan dan sebuah gambar menakutkan berupa seseorang yang tengah kerasukan. Penampakan pertama (selepas kejadian sekuen pembuka) gagal menyulut kengerian karena ditampilkan pada siang bolong pada saat mereka tengah melakukan perjalanan. Kurangnya tata rias menyeramkan pun turut melucuti keseraman tersebut. Baru, setelah melakukan ritual (yang mana sempat tampil menjemukan karena terlalu lama dan berakhir pada sebuah kegagalan) ikut naik intensitas semenjak Yoon-jung kerasukan.
Selebihnya, tak ada yang spesial. 0.0 MHz mengalami gangguan dalam hal penuturan, yang kemudian disajikan oleh Sung-dong dengan nada cerita berantakan. Jangankan menentukan sebuah aturan, kita hanya melihat sekelompok anak muda yang mengalami sebuah petaka pasca membuktikan perilaku sok berani. Pun, setelah kejadian menimpa salah satu dari mereka, rumah angker pun tak menjadi arena bermain lagi kala semuanya memutuskan untuk kabur dan menyadari bahwa semuanya belum berakhir.
Walaupun menampilkan kejadian yang memakan korban, kematian yang dialami karakternya tak pernah tampil meyakinkan pasca semuanya dilakukan secara di luar layar. Cerita kemudian memaksa mereka untuk kembali datang ke rumah angker dan menyelesaikan ritual dengan berhadapan langsung dengan sang hantu utama. Sebelumnya, kita tak pernah mengetahui wujud asli sang hantu, dan ketika penantian tiba pada waktunya, alangkah kagetnya saya tatkala mendapati sosok di balik semua teror. Bukan, bukan karena sosoknya menyeramkan, melainkan menggelikan karena dibuat menggunakan teknik CGI kasar yang kentara terlihat buatan. Bagian mana yang menyeramkan dari sosok hantu yang lewat rambut?
Konklusinya berpotensi menjadi sebuah titik balik bagi karakter So-hee dan hubungannya dengan keluarga, yang sebelumnya kita lihat kurang dekat bak ada sebuah sekat. Sayang, persentasinya gagal tersaji sebagaimana mestinya, pasalnya Sung-dong tak memberikan balasan setimpal dan hanya menggiring kita untuk sekali lagi menyaksikan sebuah adegan bodoh yang seketika akan menyulut tawa.
Selain gagal menampilkan narasi layak hingga berdampak sama pada klimaks, 0.0 MHz pun mendasari sebuah pernyataan yang meninggalkan setumpuk tanya menganga. Apakah hubungan sebenarnya antara So-hee dan Sang-yeob, yang sampai tulisan ini dibuat masih tanda tanya, apakah mereka teman lama? Apakah mereka sudah pacaran? Semuanya tampil ambigu. Pun, terkait bakat yang dimiliki So-hee? Adakah alasan lain supaya keengganan tidak bisa diterima? Semuanya tidak dijelaskan, yang kemudian menjadikan keseluruhan 0,0 MHz sebagai sebuah sajian horor yang mengecewakan.
0 komentar:
Posting Komentar