September 01, 2025
BAD HAIR (2020)
Datang dari sutradara sekaligus penulis naskah Dear White People (2014), Justin Simien, Bad Hair adalah Jordan Peele wannabe yang dalam kaitannya menyoroti keresahan ras kulit hitam terkait rambut mereka yang dituntut melakukan konformitas demi masalah pekerjaan. Lebih jauh lagi, Bad Hair juga melakukan kritisi terhadap standar kecantikan yang kini semakin diagungkan dalam sebuah penekanan terhadap makhluk-fitur-horror yang sering menyentuh ranah body-horror. Hasilnya tampil baik, meski pada akhirnya berakhir kurang memuaskan akibat istilah substansi yang kurang dimanfaatkan.
Anna (Elle Lorraine) bekerja di sebuah perusahaan televisi bernama Culture, yang menampilkan tayangan musik dengan mengedepankan musisi kulit hitam. Bertindak sebagai asisten Edna (Judith Scott) yang kemudian mundur, posisinya kemudian digantikan oleh Zora (Vanessa Williams) seorang model kulit hitam-yang berkulit terang. Kepemimpinan Zora menuntut para karyawannya untuk tetap memperhatikan penampilan, yang menurutnya membuat tampil percaya diri untuk berjalan di lobi depan.
Sebagai seorang yang kurang memperhatikan penampilan, Anna juga dipanggil oleh Zora yang tiba-tiba menanyakan "siapa penata rambutmu?". Sedari awal, kita mengetahui bahwa Anna memiliki sebuah trauma masa kecil terhadap rambutnya yang sampai kini ia coba menutupi kekurangannya. Demi mempertahankan pekerjaan, Anna kemudian menuruti saran Zora untuk mengubah gaya rambut afro-nya dengan melakukan hair weaves di sebuah salon kecantikan bergengsi dan bertaraf tinggi bernama Virgie.
Benar saja, setelah mengubah gaya rambutnya, Anna kini mulai dipertimbangkan sebagai seorang VJ untuk acara music countdown (bayangkan acara musik seperti MTv). Mimpi Anna perlahan muli terkabul, namun di samping itu, ia mendapati bahwa rambut yang kini menghiasi tubuhnya menyimpan sebuah kekuatan tersendiri, yang bisa membunuh seseorang untuk kemudian mengambil darahnya.
Sebagai pondasi, Simien ikut memainkan cerita rakyat yang terdapat dalam sebuah buku bernama Slave Lore, di mana dalam salah satu cerita termuat kisah seorang gadis Afrika-Amerika yang mengambil rambut dari pohon rambut untuk mengubah penampilan yang berjudul "The Moss Haired Girl" ini tidak hanya dijadikan sebagai glorifikasi, melainkan sebuah justifikasi yang diakui.
Awalnya, Anna menganggap cerita tersebut adalah takhayul-yang mana getol yang diterapkan oleh horor arus utama, Bad Hair pun mulai menampilkan horor-komedi miliknya di mana teror dikedepankan oleh serangan rambut terurai apabila menyentuh sebuah media tertentu, termasuk makanan sekalipun. Dari sini kesan nyeleneh di dapat, yang justru tampil sengaja demi menciptakan sebuah so bad, it's good dalam balutan B-movie yang begitu campy.
Bagi penonton, acara Bad Hair berpotensi tampil tidak disukai. Meski bagi saya pribadi, termasuk beberapa momen sukses mengundang tawa. Puncaknya adalah ketika twist pertama ditampilkan, yang meski terkendala skema penceritaan akibat tak adanya sebuah kesinambungan, setidaknya menghasilkan sebuah duel serangan rambut yang memuaskan dahaga. Ini berlaku jika Anda menganggap film ini serius.
Penerapan gaya horor 80-an (dan setting ceritanya sendiri tahun 1989) membuat Simien bersenang-senang akan nuansa Psycho-nya Hitchcock, meski untung mengulangi hal yang sama, Bad Hair jauh dari kesan tersebut akibat faktor zaman pula pengadeganannya sendiri yang banyak melakukan sebuah repetitif. Beberapa kematian karakternya berlalu begitu saja tanpa memiliki arti tersendiri, yang membuat Bad Hair lebih mirip seperti sebuah episode pilot daripada sebuah film utuh.
Konklusinya tampil cukup menarik setelah menumpahkan segala kegilaan horror B-movie. Meski pada akhirnya, Bad Hair selalu berakhir pada sebuah kata "tapi" di dekatnya terbuka beberapa potensi lain yang urung digali, sebutlah tatkala momen Anna yang mencapai puncak kariernya dan bahkan bertemu dengan sang penyanyi idola, Sandra (Kelly Rowland) tampil sambil lalu alih-alih dijadikan "puncak". Keseluruahan Bad Hair seperti Usher yang ikut berperan sebagai Germane, terlihat (baca: potensi) namun berlalu begitu cepat.
0 komentar:
Posting Komentar