Selasa, 27 Mei 2025

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014)

                    Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014)

Pemeran: Chicco Jerikho, Shafira Umm, Abdurrahman Arief, Aufa Assegaf, Bebeto Leutualy, Jajang C. Noer, Glenn Fredly dll

Sutradara: Angga Dwimas Sasongko

Studio: Gambar Visinema

Sani Tawainella (Chicco Jerikho) adalah mantan Timnas U-15 Indonesia asal Maluku yang gagal menjadi seorang pemain sepak bola profesional ketika Timnas U-15 akan diberangkatkan untuk Piala Pelajar Asia Cup ditahun 1996. Kini ia tinggal di sebuah dusun bernama Tulehu, sekitar 20km dari Kota Ambon Maluku. Ia kini bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan pas-pasan. Sang Istri, Haspa (Shafira Umm) beserta anaknya terus setia mendampingi Sani dikala suka maupun duka.

Suatu hari Sani tak sengaja ketika bekerja, ia melihat secara langsung konflik yang terjadi di Ambon yang menyebabkan anak yang ia tolong terbunuh karena dikeluarkan tersebut. Sani pun mempunyai ide untuk melatih anak-anak Tulehu bermain sepak bola. Tujuannya sederhana, untuk mengalihkan perhatian anak-anak Tulehu terhadap konflik yang terjadi didusun mereka dan Maluku.

5 Tahun berlalu dan situasi di Maluku semakin kondusif. Sani pun semakin giat melatih sepak bola untuk anak-anak Tulehu. Kemudian ia bertemu dengan Rafi Matulessy (Gatau Nama Aslinya Siapa :D). Kawan Lama Sani diklub Timnas U-15 Maluku. Awalnya mereka berdua kompak membangun dan bekerja sama melatih anak-anak Tulehu bermain sepak bola untuk menjadi pemain sepak bola yang berbakat, akan tetapi disebabkan kondisi ekonomi Rafi yang jauh lebih baik dibandingkan Sani, Rafi memutuskan untuk mengambil alih seluruh tim sepak bola Tulehu dari tangan Sani dan mengaku bahwa dirinyalah penemu sekaligus pelatih pertama untuk tim sepak bola Tulehu.

Sani pun akhirnya mencoba meredakan rasa kecewanya terhadap Rafi dan memutuskan untuk tidak melatih lagi tim sepak bola Tulehu. Ia mendapat tawaran untuk menjadi pelatih sepakbola di sebuah sekolah. Dan berkat adanya keahlian daerah dimaluku Timnas Tulehu yang kini dibor Rafi berhadapan dengan Timnas Sekolah yang dibor Sani. Gara-gara kejuaraan itu pula Sani dipercayai oleh Pimpinan daerah Tulehu untuk melatih anak-anak sepakbola dari Tulehu dan wilayah lain di Maluku untuk membentuk sebuah Timnas U-15 yang mewakili Maluku di Piala Indonesia U-15 di Jakarta.

Disisi lain, Sani pun lemah karena kondisi rumah tangganya yang semakin runyam. Haspa semakin kecewa kepada Sani yang tidak memprioritaskan keluarga dan lebih memilih sepak bola. Sani pun dilema antara sepak bola dan rumah tangga nya.

Sebuah kisah inspiratif dari sebuah film tentang sepak bola sepertinya bukan hal yang baru lagi di Perfilman Indonesia. Sebut saja, Garuda Di Dadaku 1 & 2, Tendangan Dari Langit, Hattrick dan Hari Ini Pasti Menang. Mereka sama-sama mempunyai kesamaan yaitu mengangkat tema sepak bola tanah air. Namun kali ini, Angga Dwimas Sasongko cukup berambisi menghadirkan tema sepak bola dengan menambahkan sedikit unsur sejarah tentang pengadaan yang sering terjadi di Maluku. Hasilnya? LUAR BIASA! Cahaya Dari Timur ini tampil dengan cerita yang luas dan menarik. Tak hanya fokus seputar sepak bola saja, disini kita diberi sebuah drama konflik yang sering terjadi di Maluku, konflik rumah tangga, konflik para pemain sepak bola hingga cerita kehidupan dari masing-masing pemain sepak bola. Kaya cerita akan membuat film ini semakin menarik untuk disaksikan.

Angka jempol untuk Chicco Jerikho dalam film Cahaya Dari Timur ini. Ia begitu 100% TOTAL memerankan sosok Sani Tawainella yang tegas dan penuh motivasional. Totalitas yang Chicco berikan semakin sempurna dengan tampilan barunya yang berbeda dengan kesekharian & sinetron yang sering ia mainkan. Jajaran pemeran pendukung juga menampilkan apik dan memikat disepanjang film. Shafira Umm yang semakin dikenal melalui E-News nya NET tampil total memerankan Haspa. Tak boleh dilewatkan juga 

 Salembe CS (Timnas U-15 Maluku) yang tampil begitu luar biasa dan penuh dengan penjiwaan yang total.


Angka jempol lagi untuk sisi sinematografi. Cahaya Dari Timur ini berhasil menampilkan gambar yang begitu tajam dihampir sepanjang film diputar ditambah dengan pemandangan eksotis Ambon Maluku yang sangat manis sekali! Efek slow-mo dibeberapa adegan juga berhasil hadir dengan apik.
Angkat jempol lagi untuk kesekian selamanya. Kali ini untuk adegan klimaks. Angga Dwimas Sasongko berhasil menyajikan sebuah pengalaman seru menyaksikan pertandingan sepak bola dalam sebuah teater bioskop! Barusan pun ketika menyaksikan adegan klimaks ini, satu teater di Cinema 21 Tasikmalaya berasa seperti warga Ambon Maluku yang sedang menyaksikan pertandingan sepak bola. LUAR BIASA!


0 komentar:

Posting Komentar