Senin, 26 Mei 2025

Preman Pensiun (2019)

                                      Preman Pensiun (2019)



Pemeran: Epy Kusnandar, Tya Arifin, Andra Marihot, Vina Ferina, Soraya Rasyid, Safira Maharani, Nining Yuningsih, Ikang Sulung, Deny Firdaus, Icha Naga, Muhammad Jamasari, Moch Fajar Hidayatulloh, Yusuf Herdiana, Fuad Idris
Sutradara: Aris Nugraha
Studio: MNC Pictures


Menjelang 1000 hari kepergian Kang Bahar (Didi Petet), sang anak yaitu Kinanti (Tya Arifin) memutuskan untuk pulang ke Bandung untuk menggelar tahlilan dengan kerabat dekat keluarga dan kerabat almarhum ayahnya. Kinanti pun lalu mengabari Kang Mus (Epy Kusnandar), orang kepercayaan sang ayah yang kini berprofesi menjadi pengusaha Keripik Kicimpring untuk memberi tahu rekan-rekannya. Dengan bantuan anak buahnya yaitu Ujang (Moch Fajar Hidayatulloh), Kang Mus menceritakan kabar ini pada anak-anak buah lainnya. Murad (Deny Firdaus) dan Pipit (Icha Naga) ditugaskan untuk mengawasi Kinanti selama berada di Bandung.
Sementara itu, Gobang (Muhammad Jamasari) anak buah lainnya dari Kang Mus datang ke Bandung untuk mengumpulkan rekannya secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Kang Mus. Alasan ia datang ke Bandung karena adik iparnya dikeroyok hingga dibawa ke rumah sakit oleh komplotan preman ketika sedang berada di Bandung. Gobang ingin mencari tahu siapa dalang dari kejadian tersebut.

Disatu sisi, anak semata wayang Kang Mus dan istrinya Esih (Vina Ferina) yaitu Eneng (Safira Maharani) yang kini beranjak remaja mulai didekati oleh seorang pelajar. Kang Mus merasa khawatir hal-hal buruk terjadi padanya. Ia lalu kembali memerintahkan Murad dan Pipit untuk mengawasi Eneng dan pacarnya itu jika sedang berpergian. Disisi lainnya lagi, Dikdik (Andra Marihot) selalu dicurigai oleh sang istri, Imas (Soraya Rasyid) yang tengah hamil muda karena Dikdik selalu terlihat melamun dan banyak pikiran. Imas berfikir jika suaminya itu berselingkuh, karena pada suatu hari memergoki suaminya itu selalu menerima telepon diluar rumah. Imas pun menceritakan rasa khawatirnya pada Kinanti. Melihat sahabatnya dilanda kekhawatiran, Kinanti kemudian meminta Kang Mus untuk mengetahui dan menyelidiki apa yang dilakukan Dikdik.
Mampukah Kang Mus memecahkan semua masalah yang dihadapi oleh anak-anak buahnya yang sebagian besar kini sudah insyaf meninggalkan dunia premanisme?
Rating serta respon para penonton sinetronnya pun cukup positif karena cerita dalam film ini tidak dibuat di dramatisir secara berlebihan.
Menggunakan sinetronnya terbitan, MNC Pictures dengan pede melanjutkan cerita Kang Mus ke layar lebar. Perasaan penonton awam sepertiku yang sama sekali tidak mengikuti sinetronnya, ketika PREMAN PENSIUN pendengaran akan dibuat dalam versi layar lebarnya membuatku memandang ke sebelah mata "ih ngapain sih.." Terasa terlalu dini aja gitu sinetron yang baru selesai satu-dua tahun yang lalu langsung berlanjut ke layar lebar.
Film ini akhirnya rilis juga di bioskop Indonesia pada 17 Januari 2019. Di luar dugaan, antusias 3 hari pertama film ini (khususnya di wilayah Jawa Barat) mendapat respon sangat positif dan selalu terjual habis.
Aku sebagai orang sunda asal Tasikmalaya dan sempat tinggal di Bandung janten ngarasa dosa saalit kumargi nonton film PREMAN PENSIUN (2019) na telat. Duh, hapuntenanya Kang Mus! Rasa males untuk menonton film ini sih hanya satu, yaitu: apakah saya yang tidak pernah menonton sinetronnya akan bisa menikmati film ini?
Ternyata tebakanku salah. Disepanjang film aku lumayan bisa menikmati film PREMAN PENSIUN (2019) ini loh. Paruh awal film awalnya cukup membingungkan dengan deretan karakternya yang sama sekali aku tidak mengetahui permasalahan dan latar belakang cerita dari mereka. Tapi perlahan tapi pasti, penulisan ceritanya bergerak cukup baik sehingga penonton awam mulai bisa menikmati filmnya. Selipan-selipan humor khas orang sunda dan preman dalam film ini secara mengejutkan sukses membuat tertawa kencang, terutama tiap adegan duo Murad dan Pipit muncul. Gaya dialog antar pemain yang berpindah satu adegan ke adegan lainnya dalam waktu yang sama di film ini konsepnya unik banget sih. Menambah poin plus komedinya banget. Untungnya lagi, film PREMAN PENSIUN (2019) ini tidak terjebak dalam situasi komedi. Subplot-subplot yang dihadirkan kemudian digabungkan menjadi satu di paruh akhir film cukup berhasil membuatku terdiam.
Kehidupan para preman dalam film ini terasa sangat natural dan tidak dipaksakan. Aku yang lahir dan besar di tanah Jawa Barat sangat bisa merasakan bahwa apa yang mereka-mereka lakukan ini memang lumrah terjadi dikalangan mereka. Di sini sang sutradara sekaligus merangkap penulis skenario menghadirkan bahwa preman itu tak selamanya serem. Kita bisa mengenal lebih jauh para preman yang ternyata bisa juga melucu dan juga menghibur. Mereka juga tak cuma mantan penjahat, tapi sisi solidaritas dan setia para preman yang sudah pensiun ini tidak pernah luntur sama sekali. Poin ini yang menjadi highlight menjadi hal terpenting dalam film ini.
Deretan pemain yang mayoritas aku tidak kenal (kecuali Epy Kusnandar) tampil dengan menyenangkan. Kelakuan mereka semua cukup berhasil membuatku tersenyum disepanjang film. Murad, Pipit dan Mang Uu gila sih. Epik banget komedinya! Ha ha.




0 komentar:

Posting Komentar