Call Me By Your Name (2018)
Pemeran: Timotheé Chalamet, Armie Hammer, Michael Stuhlbarg, Amira Casar. Estelher Garrel
Sutradara: Luca Guadagnino
Studio: Sony Pictures Classics
Libur musim panas telah tiba. Seperti biasanya, rumah dan keluarga Elio (Timotheé Chalamet) akan kedatangan salah satu murid terbaik dari kelas sang ayah untuk membantu melakukan penelitian dan penelitian sekaligus berlibur juga. Dan untuk musim panas kali ini, Oliver (Armie Hammer) yang terpilih untuk datang ke tempat tinggal sang dosen.
Sosok Oliver mempunyai perbedaan dengan pelajar-mahasiswi sang ayah sebelumnya. Ia begitu dewasa, berwawasan luas dan juga kharismatik. Sosok Oliver yang begitu mempesona membuat Elio merasa takjub padanya.
Hari demi hari kekaguman Elio terhadap Oliver semakin bertambah. Puncaknya ketika Elio memutuskan untuk ikut melakukan penelitian bersama dengan ayahnya dan juga Oliver. Tak sampai disitu saja, mereka berdua pun terkadang selalu jalan bersama mengitari setiap sudut kota dimana tempat mereka tinggal. Kebersamaan mereka berdua yang semakin lama semakin intens membuat Elio mulai menyukai sosok Oliver. Padahal Elio juga tengah dekat dengan seorang perempuan bernama Marzia (Eshter Garrel).
Elio pun memutuskan untuk mengungkapkan rasa ketertarikannya kepada Oliver. Lalu bagaimanakah kelanjutan kisah cinta Elio?
Sang sutradara menghadirkan cerita dalam film ini tak melelu menceritakan percintaan dua tokoh utama saja. Ia juga menampilkan perjalanan pencarian jati diri, pendewasaan dan kehidupan sosial sang tokoh utama yakni Elio dengan lingkungan sekitar. Kisah cinta dan patah hati pertama adalah momen paling mengesankan dalam film ini berkat akting prima dari dua aktornya yakni Timothee Chalamet dan Armie Hammer. Chemistry keduanya dari paruh awal film yang menunjukkan perasaan menerka-nerka diantara keduanya hingga berujung pada patah hati pertama untuk karakter Elio tampak terasa nyata, natural dan meyakinkan. Tak ada adegan, cerita atau bagian yang dibuat berlebihan. Semuanya terasa begitu alami begitu alami. Ditambah lagi dengan endingnya yang semakin memperdalam sisi emosional dari sosok Elio. Perbincangan Elio dengan sang ayah serta Elio yang duduk didepan perapian adalah bagian yang paling mengesankan dan nyesek buatku disini. Sang sutradara juga sangat baik memberikan rasa simpati terhadap semua tokoh dalam film ini.
Untuk urusan sinematografi, film CALL ME BY YOUR NAME (2018) ini terasa begitu indah dan memanjakan mata. Sudut kota-kota kecil Italia begitu cantik. Music scoring serta soundtrack-nya pun terasa masuk ke dalam cerita. Secara keseluruhan, CALL ME BY YOUR NAME (2018) benar-benar manis, hangat namun menyakitkan!
0 komentar:
Posting Komentar