Mei 28, 2025
My Generation (2017
Pemeran: Alexandra Kosasie, Arya Vasco, Bryan Langelo, Lutesha, Aida Nurmala, Surya Saputra, Indah Kalalo, Ira Wibowo, Joko Anwar, Tyo Pakusadewo, Karina Suwandhi
Sutradara: Upi
Studio: Sinema IFI
Sebuah video di Youtube tiba-tiba menjadi viral di media sosial. Video tersebut berisi empat orang sahabat bernama Orly (Alexandra Kosasie), Zeke (Bryan Langelo), Konji (Arya Vasco) dan Suki (Lutesha) yang mengutarakan pendapat tentang orang tua dan sekolah mereka. Gara-gara video itulah mereka berempat mendapatkan hukuman yaitu dilarang untuk berliburan ke Bali oleh orang tua mereka maisng-masing.
Mendapat hukuman bukannya membuat kapuk, Orly, Zeke, Konji dan Suki malah sebaliknya. Mereka semakin kritis dan membuat video serta hal-hal berikutnya. Ditambah lagi dengan perbedaan sudut pandang antara keempat sahabat itu dengan orangtuanya masing-masing. Orly yang harus ekstra sabar menghadapi Ibunya (Indah Kalalo) yang hobi selfie dan tak mau ketinggalan zaman. Konji yang merasa sangat serba dilarang oleh kedua orangtuanya (Joko Anwar dan Ira Wibowo). Suki yang dianggap sebagai anak yang tidak berguna dan tidak berguna oleh orangtuanya (Surya Saputra dan Aida Nurmala). serta Zeke yang malah dibiarkan oleh kedua orangtuanya (Tyo Pakusadewo dan Karina Suwandhi).
Perbedaan sudut pandang antara anak dan orang tua dalam melihat dunia menghadirkan konflik antara anak dan orang tua. Namun, dibalik segala perbedaan itu, mereka juga mau tak mau banyak hal yang harus diselesaikan bersama.
Akhirnya gue bisa menyempatkan menonton film ini setelah perjalanan perjalanan Bekasi-Karawang. Lantaran perhari ini, jatah layar untuk Film MY GENERATION (2017) di Bioskop Indonesia mulai berkurang drastis karena respon penonton bioskop nya sepi. Namun hal itu tak membuat gue mengurungkan niat. Gue percaya, karya-karya Upi sejauh ini belum ada yang mengecewakan
Perbedaan sudut pandang antara anak dan orang tua di zaman sekarang dalam melihat dunia disini terasa sangat mendalam. Konflik-konflik yang dihadirkan pun memang sering terjadi dikehidupan saat ini. Generasi milenial yang sekarang apa-apa lari ke media sosial begitu divisualkan dengan baik disini.
Namun yang cukup mengejutkan saya adalah, Upi menghadirkan nama-nama baru untuk jajaran pemeran utama. Hal ini sangatlah beresiko, mengingat Alexandra Kosasie, Bryan Langelo, Arya Vasco dan Lutesha belum mempunyai track filmografi yang sama sekali. Tapi disisi lain, keputusan ini boleh dibilang tepat juga, karena jika memakai nama-nama yang sudah terkenal, sisi generasi millenials nya mungkin tidak akan meyakinkan Alexandra dan yang lainnya. Untungnya, pemeran utama keempat Film MY GENERATION (2017) ini tampil cukup memuaskan dengan gaya millenials nya. Ditambah lagi dukungan jajaran pemeran pendukungnya yang tampil cukup membantu sisi emosional film ini.
Yang sedikit lucu menurut gue adalah pemutaran sosok generasi millenials dalam film ini tergolong generasi millenials "kelas atas" saja. Remaja-remaja yang dimudahkan dalam segala hal dan fasilitas yang diberikan oleh orang tua mereka. Mungkin jika Film ini ditonton oleh orang-orang yang tinggal di kota-kota metropolitan, hal-hal pemberontak yang dilakukan oleh keempat sahabat itu lumrah dilakukan
Perbedaan sudut pandang antara anak dan orang tua di zaman sekarang dalam melihat dunia disini terasa sangat mendalam. Konflik-konflik yang dihadirkan pun memang sering terjadi dikehidupan saat ini. Generasi milenial yang sekarang apa-apa lari ke media sosial begitu divisualkan dengan baik disini.
Namun yang cukup mengejutkan saya adalah, Upi menghadirkan nama-nama baru untuk jajaran pemeran utama. Hal ini sangatlah beresiko, mengingat Alexandra Kosasie, Bryan Langelo, Arya Vasco dan Lutesha belum mempunyai track filmografi yang sama sekali. Tapi disisi lain, keputusan ini boleh dibilang tepat juga, karena jika memakai nama-nama yang sudah terkenal, sisi generasi millenials nya mungkin tidak akan meyakinkan Alexandra dan yang lainnya. Untungnya, pemeran utama keempat Film MY GENERATION (2017) ini tampil cukup memuaskan dengan gaya millenials nya. Ditambah lagi dukungan jajaran pemeran pendukungnya yang tampil cukup membantu sisi emosional film ini.
Yang sedikit lucu menurut gue adalah pemutaran sosok generasi millenials dalam film ini tergolong generasi millenials "kelas atas" saja. Remaja-remaja yang dimudahkan dalam segala hal dan fasilitas yang diberikan oleh orang tua mereka. Mungkin jika Film ini ditonton oleh orang-orang yang tinggal di kota-kota metropolitan, hal-hal pemberontak yang dilakukan oleh keempat sahabat itu lumrah dilakukan
0 komentar:
Posting Komentar