
Setelah bangkit dari trauma masa lalu dan berpisah dari suaminya, Violet Gates (Meghann Fahy) menyibukkan diri dengan pekerjaan sebagai terapis. Selain itu, ia juga menjadi orang tua tunggal bagi anak semata wayangnya yaitu Toby (Jacob Robinson). Meskipun kini hidupnya jauh lebih tenang dan bahagia, Violet masih memiliki keinginan untuk menjalani kedekatan dengan pria lain melalui aplikasi kencan. Tak disangka, Violet berhasil menjodohkan dengan seorang pria dewasa yang seumurannya. Pria tersebut bernama Henry Campbell (Brandon Sklenar) yang pembicaraannya selalu nyambung dengan Violet. Usai intens berinteraksi melalui chat, Henry mengajak Violet untuk bertemu dan makan malam bersama.
Violet merasa senang akhirnya ia berani untuk move-on dengan cara menerima ajakan untuk kencan tersebut. Namun di sisi lain, Violet merasa grogi karena merasa terlalu tua untuk berkonsultasi lagi dan khawatir meninggalkan Toby sendirian di rumah. Untungnya rasa khawatir tersebut bisa diredam setelah adik dari Violet yaitu Jen (Violett Beane) datang ke rumah dan siap menjaga keponakannya ketika Violet sedang berdiskusi di luar.
Dengan mengenakan dress berwarna merah, Violet terlihat sangat elegan dan juga cantik. Ia kemudian pamit kepada Toby dan Jen lalu pergi menuju restoran yang sudah dipilih Henry yaitu Palate Dining. Lucunya, Violet memutuskan datang lebih awal agar dirinya bisa siap-siap terlebih dahulu sebelum menghabiskan malam makan malam bersama dengan Henry. Tiba di Palate Dining, Violet memilih menunggu Henry yang terlambat di bar. Saat berada disana, ia tak sengaja berpapasan dengan beberapa tamu restoran. Diantaranya yaitu seorang pria tua bernama Richard (Reed Diamond) yang sedang berkencan buta dan menunggu wanita yang ia kenal melalui media sosial. Lalu pria paruh baya bernama Connor (Travis Nelson) yang sedang menunggu temannya dari bandara. Kemudian seorang pianis bernama Phil (Ed Weeks) yang mengajak Violet untuk berkenalan. Dan yang terakhir yaitu Cara (Gabrielle Ryan), bartender perempuan yang bisa melihat betapa tegangnya Violet di saat kencan tersebut.
Tak lama setelah itu, sesosok pria tampan dengan kemeja berwarna cokelat datang menemui Violet. Pria tersebut adalah Henry. Ia langsung meminta maaf karena terlambat datang dan mereka pun berjalan menuju kursi yang sudah dipesan dengan pemandangan kota dari atas ketinggian restoran. Tak membutuhkan waktu lama, suasana seketika mulai mencair. Obrolan Violet dan Henry terasa menarik satu sama lain. Di saat mereka berdua sedang menikmati percakapan tersebut, ponsel milik Violet menerima notifikasi 'Digi-Drop' yang mengirimkan gambar meme dari orang tak dikenal. Ia pun langsung menolak kiriman tersebut. Setelah satu kali mengabaikannya, Violet terus menerima notifikasi 'Digi-Drop' yang berisi gambar sekaligus ancaman. Melihat pasangan kencannya panik, Henry pun berusaha menenangkan Violet dan berinisiatif untuk melacak orang tak dikenal yang sedari tadi mengganggu kencan mereka berdua. Dengan menggunakan detektor dari ponselnya, Henry berkeliling restoran untuk menemukan orang tersebut. Namun sayang, hasilnya nihil karena 'Digi-Drop' dari orang yang tak dikenal itu langsung dimatikan.
Suasana kencan dan makan malam antara Violet dengan Henry semakin terganggu oleh kiriman 'Digi-Drop' berupa gambar dan video yang berisi ancaman terhadap Violet. Puncaknya, ia menerima file video CCTV yang ditampilkan di kamar sang anak. Dari video tersebut terlihat sosok pria bertopeng berhasil masuk ke dalam rumah Violet sambil membawa senjata tajam. Tiba-tiba Violet panik dan terpaksa ia mengikuti semua perintah dari pengirim 'Digi-Drop' tersebut. Violet diminta untuk menuangkan racun ke dalam minuman Henry. Jika menolaknya atau meminta bantuan kepada orang lain, Toby dan sang adik di rumah akan celaka. Apakah Violet mampu mengatasi ancaman berbahaya tersebut?
Untuk segi cerita, film DROP (2025) mempunyai premis yang sangat menarik tentang sebuah ancaman berbahaya yang memanfaatkan salah satu fitur teknologi ikonik dalam smartphone yakni Airdrop Digi-Drop. Plot hadir melalui seorang ibu single parent yang memutuskan untuk kembali membuka hati dengan bertemu seorang pria yang dikenalnya melalui aplikasi kencan. Pada paruh awal film, duet Jillian Jacobs dan Chris Roach selaku penulis skenario, berhasil mengenalkan karakter Violet dengan baik dan juga terasa sangat dekat dengan kebiasaan penonton. Sisi romantis dan manis juga bisa dirasakan penonton saat Violet bertemu dengan Henry sambil makan malam di restoran fine dining. Tak sedikit adegan yang bisa membuat penonton ikutan grogi ketika Henry dan Violet berbincang satu sama lain. Gemesin!
Saat plot memasuki unsur thriller, momen Digi-Drop yang mengganggu Violet sangat seru dan bikin penasaran. Ditambah lagi hadirnya elemen efek visual tulisan-tulisan yang terus mengelilingi Violet semakin meningkatkan intensitas keseruan dari film DROP (2025) ini. Tak lupa juga, sang sutradara menerapkan konsep cerita detektif saat Violet dan Henry harus menemukan pelakunya. Mendebarkan dan menghibur nya benar-benar terjaga dengan sangat maksimal sampai film selesai.
0 komentar:
Posting Komentar