13 Bom Di Jakarta (2023)

Pemeran: Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Lutesha, Rio Dewanto, Putri Ayudya, Ganindra Bimo, Niken Anjani, Rukman Rosadi, Muhammad Khan, Andri Mashadi, Aksara Dena, Alyssa AbidinSutradara: Angga Dwimas SasongkoStudio: Visinema Pictures, Indodax, Legacy Pictures, Volix Pictures
Aktivitas di Ibukota Jakarta yang tiba-tiba ramai digemparkan dengan aksi terorisme. Sekelompok orang mengintai dan menyandera mobil milik Percetakan Uang Negara. Tak disangka, kelompok tersebut ternyata memiliki amunisi senjata, kendaraan dan perencanaan yang sangat matang. Pihak kepolisian bahkan gagal menghentikan aksi terorisme tersebut. Mobil milik Percetakan Uang Negara berhasil dilumpuhkan dengan bom. Setelah berhasil melumpuhkan mobil tersebut, kelompok terorisme kemudian menyebarkan sebuah video ancaman dari nama anonim Arok (Rio Dewanto) yang menjelaskan jika mereka meminta tebusan uang dalam bentuk kripto sebanyak 100 Bitcoin melalui Indodax. Jika permintaan tersebut tidak terwujud, mereka siap mengumpulkan 13 bom lainnya setiap delapan jam sekali yang sudah disebar di seluruh wilayah Jakarta.
Aksi terorisme dan ancaman tersebut langsung menarik perhatian banyak kalangan. Pihak pemerintah mendesak Indonesia Counter Terrorism Agency (ICTA) untuk segera menghentikan aksi terorisme tersebut agar tidak menimbulkan lebih banyak korban. Ketua ICTA yaitu Pak Damaskus (Rukman Rosadi) langsung memerintahkan Karin (Putri Ayudya) untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam dan Emil (Ganindra Bimo) terjun ke lapangan untuk menangkap pemilik perusahaan layanan kripto Indodax yaitu Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono) yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme tersebut.
Waktu terus bergulir. Oscar dan William untuk ditahan oleh ICTA. Mereka diinterogasi untuk mencari tahu alasan tentang Indodax yang menjadi sarana transaksi pihak teroris meminta uang tebusan. Oscar dan William tidak tahu menjelaskan tentang kelompok aksi terorisme tersebut. Oscar menjelaskan Indodax hanya digunakan sebagai media transaksi Bitcoin saja dan sama sekali bukan bagian dari mereka. William yakin jika kelompok teroris tersebut sangat memahami tentang keunggulan transaksi menggunakan Bitcoin yang dimana tidak bisa dilacak oleh sistem keamanan apapun. ICTA terpaksa tetap menahan Oscar dan William sampai keberadaan kelompok teroris ditemukan. Oscar kemudisn berinisiatif untuk membantu ICTA melacak keberadaan kelompok terorsi itu. Untuk melakukan hal tersebut mereka berdua harus mengirimkan 100 Bitcoin sesuai kesepakatan. Nantinya, IP Address dari kelompok teroris itu bisa terdeteksi saat mereka mengakses akun Indodax untuk proses pencairan 100 Bitcoin. Rencana tersebut menghasilkan hasil. Mereka berhasil menemukan alamat IP Address yang berasal dari sebuah gedung yang berada di sebelah Menara Bursa Efek Indonesia.
Emil dan timnya langsung dipindahkan ke gedung yang diduga menjadi tempat keberadaan kelompok teroris. Setibanya disana, ternyata pasukan Emil dijebak dan mereka tidak menemukan apapun. Yang ada, mereka dikejutkan dengan ledakan bom di salah satu lantai di Menara Bursa Efek Indonesia. Aksi pengeboman tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia membatasi kegiatan warga di luar rumah dan memberlakukan perintah jam malam.
Oscar dan William kemudian meminta izin pada Karin untuk mengambil laptop dan beberapa data penting di kantor untuk menyelidiki lebih jauh tentang keberadaan kelompok teroris tersebut. Karin pun memerintahkan asistennya yaitu Gita (Niken Anjani) untuk mengawal Oscar dan William ke kantor mereka. Setibanya di kantor, mereka menerima pertunangan dari William yaitu Agnes (Lutesha) yang terkejut saat mengetahui Indodax dianggap sebagai bagian dari teroris. Mereka berkumpul kemudian menyusun rencana untuk kabur dari pihak ICTA. Akankah semua rencana teroris yang mengguncang Ibukota Jakarta ini bisa dihentikan?

Pemeran: Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Lutesha, Rio Dewanto, Putri Ayudya, Ganindra Bimo, Niken Anjani, Rukman Rosadi, Muhammad Khan, Andri Mashadi, Aksara Dena, Alyssa Abidin
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
Studio: Visinema Pictures, Indodax, Legacy Pictures, Volix Pictures
Aktivitas di Ibukota Jakarta yang tiba-tiba ramai digemparkan dengan aksi terorisme. Sekelompok orang mengintai dan menyandera mobil milik Percetakan Uang Negara. Tak disangka, kelompok tersebut ternyata memiliki amunisi senjata, kendaraan dan perencanaan yang sangat matang. Pihak kepolisian bahkan gagal menghentikan aksi terorisme tersebut. Mobil milik Percetakan Uang Negara berhasil dilumpuhkan dengan bom. Setelah berhasil melumpuhkan mobil tersebut, kelompok terorisme kemudian menyebarkan sebuah video ancaman dari nama anonim Arok (Rio Dewanto) yang menjelaskan jika mereka meminta tebusan uang dalam bentuk kripto sebanyak 100 Bitcoin melalui Indodax. Jika permintaan tersebut tidak terwujud, mereka siap mengumpulkan 13 bom lainnya setiap delapan jam sekali yang sudah disebar di seluruh wilayah Jakarta.
Aksi terorisme dan ancaman tersebut langsung menarik perhatian banyak kalangan. Pihak pemerintah mendesak Indonesia Counter Terrorism Agency (ICTA) untuk segera menghentikan aksi terorisme tersebut agar tidak menimbulkan lebih banyak korban. Ketua ICTA yaitu Pak Damaskus (Rukman Rosadi) langsung memerintahkan Karin (Putri Ayudya) untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam dan Emil (Ganindra Bimo) terjun ke lapangan untuk menangkap pemilik perusahaan layanan kripto Indodax yaitu Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono) yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme tersebut.
Waktu terus bergulir. Oscar dan William untuk ditahan oleh ICTA. Mereka diinterogasi untuk mencari tahu alasan tentang Indodax yang menjadi sarana transaksi pihak teroris meminta uang tebusan. Oscar dan William tidak tahu menjelaskan tentang kelompok aksi terorisme tersebut. Oscar menjelaskan Indodax hanya digunakan sebagai media transaksi Bitcoin saja dan sama sekali bukan bagian dari mereka. William yakin jika kelompok teroris tersebut sangat memahami tentang keunggulan transaksi menggunakan Bitcoin yang dimana tidak bisa dilacak oleh sistem keamanan apapun. ICTA terpaksa tetap menahan Oscar dan William sampai keberadaan kelompok teroris ditemukan. Oscar kemudisn berinisiatif untuk membantu ICTA melacak keberadaan kelompok terorsi itu. Untuk melakukan hal tersebut mereka berdua harus mengirimkan 100 Bitcoin sesuai kesepakatan. Nantinya, IP Address dari kelompok teroris itu bisa terdeteksi saat mereka mengakses akun Indodax untuk proses pencairan 100 Bitcoin. Rencana tersebut menghasilkan hasil. Mereka berhasil menemukan alamat IP Address yang berasal dari sebuah gedung yang berada di sebelah Menara Bursa Efek Indonesia.
Emil dan timnya langsung dipindahkan ke gedung yang diduga menjadi tempat keberadaan kelompok teroris. Setibanya disana, ternyata pasukan Emil dijebak dan mereka tidak menemukan apapun. Yang ada, mereka dikejutkan dengan ledakan bom di salah satu lantai di Menara Bursa Efek Indonesia. Aksi pengeboman tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia membatasi kegiatan warga di luar rumah dan memberlakukan perintah jam malam.
Oscar dan William kemudian meminta izin pada Karin untuk mengambil laptop dan beberapa data penting di kantor untuk menyelidiki lebih jauh tentang keberadaan kelompok teroris tersebut. Karin pun memerintahkan asistennya yaitu Gita (Niken Anjani) untuk mengawal Oscar dan William ke kantor mereka. Setibanya di kantor, mereka menerima pertunangan dari William yaitu Agnes (Lutesha) yang terkejut saat mengetahui Indodax dianggap sebagai bagian dari teroris. Mereka berkumpul kemudian menyusun rencana untuk kabur dari pihak ICTA. Akankah semua rencana teroris yang mengguncang Ibukota Jakarta ini bisa dihentikan?
Aktivitas di Ibukota Jakarta yang tiba-tiba ramai digemparkan dengan aksi terorisme. Sekelompok orang mengintai dan menyandera mobil milik Percetakan Uang Negara. Tak disangka, kelompok tersebut ternyata memiliki amunisi senjata, kendaraan dan perencanaan yang sangat matang. Pihak kepolisian bahkan gagal menghentikan aksi terorisme tersebut. Mobil milik Percetakan Uang Negara berhasil dilumpuhkan dengan bom. Setelah berhasil melumpuhkan mobil tersebut, kelompok terorisme kemudian menyebarkan sebuah video ancaman dari nama anonim Arok (Rio Dewanto) yang menjelaskan jika mereka meminta tebusan uang dalam bentuk kripto sebanyak 100 Bitcoin melalui Indodax. Jika permintaan tersebut tidak terwujud, mereka siap mengumpulkan 13 bom lainnya setiap delapan jam sekali yang sudah disebar di seluruh wilayah Jakarta.
Aksi terorisme dan ancaman tersebut langsung menarik perhatian banyak kalangan. Pihak pemerintah mendesak Indonesia Counter Terrorism Agency (ICTA) untuk segera menghentikan aksi terorisme tersebut agar tidak menimbulkan lebih banyak korban. Ketua ICTA yaitu Pak Damaskus (Rukman Rosadi) langsung memerintahkan Karin (Putri Ayudya) untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam dan Emil (Ganindra Bimo) terjun ke lapangan untuk menangkap pemilik perusahaan layanan kripto Indodax yaitu Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono) yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme tersebut.
Waktu terus bergulir. Oscar dan William untuk ditahan oleh ICTA. Mereka diinterogasi untuk mencari tahu alasan tentang Indodax yang menjadi sarana transaksi pihak teroris meminta uang tebusan. Oscar dan William tidak tahu menjelaskan tentang kelompok aksi terorisme tersebut. Oscar menjelaskan Indodax hanya digunakan sebagai media transaksi Bitcoin saja dan sama sekali bukan bagian dari mereka. William yakin jika kelompok teroris tersebut sangat memahami tentang keunggulan transaksi menggunakan Bitcoin yang dimana tidak bisa dilacak oleh sistem keamanan apapun. ICTA terpaksa tetap menahan Oscar dan William sampai keberadaan kelompok teroris ditemukan. Oscar kemudisn berinisiatif untuk membantu ICTA melacak keberadaan kelompok terorsi itu. Untuk melakukan hal tersebut mereka berdua harus mengirimkan 100 Bitcoin sesuai kesepakatan. Nantinya, IP Address dari kelompok teroris itu bisa terdeteksi saat mereka mengakses akun Indodax untuk proses pencairan 100 Bitcoin. Rencana tersebut menghasilkan hasil. Mereka berhasil menemukan alamat IP Address yang berasal dari sebuah gedung yang berada di sebelah Menara Bursa Efek Indonesia.
Emil dan timnya langsung dipindahkan ke gedung yang diduga menjadi tempat keberadaan kelompok teroris. Setibanya disana, ternyata pasukan Emil dijebak dan mereka tidak menemukan apapun. Yang ada, mereka dikejutkan dengan ledakan bom di salah satu lantai di Menara Bursa Efek Indonesia. Aksi pengeboman tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia membatasi kegiatan warga di luar rumah dan memberlakukan perintah jam malam.
Oscar dan William kemudian meminta izin pada Karin untuk mengambil laptop dan beberapa data penting di kantor untuk menyelidiki lebih jauh tentang keberadaan kelompok teroris tersebut. Karin pun memerintahkan asistennya yaitu Gita (Niken Anjani) untuk mengawal Oscar dan William ke kantor mereka. Setibanya di kantor, mereka menerima pertunangan dari William yaitu Agnes (Lutesha) yang terkejut saat mengetahui Indodax dianggap sebagai bagian dari teroris. Mereka berkumpul kemudian menyusun rencana untuk kabur dari pihak ICTA. Akankah semua rencana teroris yang mengguncang Ibukota Jakarta ini bisa dihentikan?
0 komentar:
Posting Komentar