Rabu, 25 Juni 2025

Jailangkung: Sandekala (2022)

 Jailangkung: Sandekala (2022)

Pemeran: Titi Kamal, Dwi Sasono, Syifa Hadju, Muzzaki Ramdhan, Giulio Parengkuan, Mike Muliadro Lucock, Pipien Putri, Teuku Rifnu Wikana, Yoga Pratama, Deva Mahenra, Taskya Namya, Gabby Andina

Sutradara: Kimo Stamboel

Studio: Sky Media, Gambar Warisan, CJ Entertainment, Film Rapi, Nimpuna Sinema
Adrian (Dwi Sasono) dan Sandra (Titi Kamal) memutuskan berliburan road trip bersama dengan anak kedua mereka yaitu Niki (Syifa Hadju) dan Kinan (Muzakki Ramdhan). Adrian berharap road tripnya ini bisa mencairkan hubungan antara Niki dengan ibu tirinya itu. Dalam perjalanan menuju tempat penginapan, Kinan melihat sebuah danau yang tak jauh di peta. Ia meminta ayahnya untuk pergi kesana karena ingin melihat sekaligus mengambil konten video di sana. Setibanya di danau itu, keluarga Adrian disuguhi pemandangan danau cantik dengan langit sore. Kinan pun sangat senang dan mengeksplor setiap sudut dari danau tersebut. Sandra yang sedang hamil anak keduanya meminta Niki untuk menemani Kinan yang berlari menuju hutan pinggir danau.
Kinan berlari melintasi pinggiran danau dan masuk ke hutan. Setelah melintasi hutan, Niki dan Kinan melihat sebuah dermaga kayu di tepi danau. Disaat Kinan asyik mengambil konten video, ia terpisah dengan Niki. Kinan kemudian pergi dari dermaga dan pulang ke mobil sambil menjelajahi hutan seorang diri. Disaat Niki kembali ke dermaga, adiknya sudah tidak ada di dermaga. Niki lalu berlari kembali ke mobil dan berharap adiknya sudah ada disana. Tapi ternyata Kinan belum kembali dari hutan. Mereka panik Kinan menghilang.
Waktu terus berjalan dan semakin gelap disertai hujan deras. Adrian meminta bantuan pada pihak kepolisian untuk mencari Kinan yang hilang disana. Karena cuaca buruk, Pak Majid (Mike Muliadro Lucock) selaku kepala kepolisian setempat meminta keluarga Adrian untuk beristirahat dan melanjutkan proses pencarian esok hari. Selama proses pencarian Kinan, Pak Majid mengizinkan keluarga Adrian tinggal di rumahnya dengan dibantu oleh keponakannya yaitu Faisal (Giulio Parengkuan).
Hari demi hari terus berlalu. Kinan tak kunjung ditemukan. Pihak kepolisian juga merasa aneh dengan danau dan hutan tersebut karena sudah banyak anak yang hilang disana. Selain itu, waktu hilangnya anak-anak juga selalu sama yaitu saat menjelang maghrib dan turut ditemukannya juga sebuah boneka kayu. Niki dan Faisal kemudian menggali lebih dalam tentang misteri hilangnya anak-anak di hutan itu. Adrian dan Pak Majid mendatangi salah satu warga yang sering mencari rumput di hutan yaitu Somad (Teuku Rifnu Wikana) untuk mendapatkan informasi. Sementara itu, Sandra juga tak tinggal diam. Meskipun sedang hamil besar, ia tetap berjalan disekitar danau untuk mencari Kinan hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang penduduk lokal bernama Ibu Saidjah (Pipien Putri) yang tinggal di dalam hutan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kinan?
memang masih mengandalkan urban legenda boneka Jailangkung sebagai media untuk memanggil setan. Namun seiring berjalannya durasi film, Kimo dan Rinaldy Puspoyo selaku penulis naskah melakukan perubahan cukup besar tentang teror boneka Jailangkung di film ini. Sosok setan yang mengendalikan Jailangkung kali ini membawa korbannya ke alam lain untuk menemaninya di sana. Konsep tersebut sebetulnya sangat menarik dan jika ditulis lebih matang lagi pasti akan memukau. Selain itu, perubahan tentang setan Jailangkung tersebut dibarengi dengan mitos tentang larangan keluar rumah disaat menjelang maghrib yang cukup melekat kuat dalam budaya sunda. Turut ditambahkan pula drama keluarga didalamnya. Sebenarnya sah-sah saja sih melakukan modifikasi ataupun kombinasi terhadap sebuah cerita

ini menurutku cukup mengecewakan. Eksekusinya terlihat nanggung dan mentah banget. Paruh awal film cukup membosankan dan berasa jalan ditempat saja. Benang merah antara plot utama dengan subplot-subplot yang disebar juga tidak bisa menyatu dengan baik. Sehingga banyak adegan dan karakter mubazir. Selain itu, penggunaan bahasa sunda dalam film ini sukses membuat gregetan. Dialog dan logatnya tidak konsisten, penulisan pun masih ada yang salah. Kurang riset banget!

Satu-satunya momen horor yang bisa dinikmati saat sosok setan muncul secara sekelebat. Kimo memang selalu berhasil dalam hal tersebut. Timingnya pas dan bikin merinding. Pengunaan sudut kamera close-up dengan ekspresi kecemasan karakter dalam film bagus banget sih. Selain itu? Tidak ada yang istimewa. Bahkan sosok setan pelintir di kepalanya juga terkesan maksa. Visual dan CGI-nya kentara banget.
Untuk drama urusan keluarga, chemistry keempat karakternya terasa hambar sih karena dialog mereka kebanyakan berulang. Dari sekian banyak karakter yang hadir, hanya Titi Kamal yang mampu menarik simpati penonton. Saat investigasi masing-masing karakter yang mengeksplor hutan juga tidak terlalu menarik perhatian. Untungnya pada saat mengungkap twist, film ini benar-benar memperbaiki segala kekurangan di paruh awal film. Plot twistnya bagus berkat penampilan akting di luar kendali dari Pipien Putri. Bagian thriller-gore tersaji begitu cepat, menegangkan sekaligus brutal! Sukses bikin penonton menontonnya.


0 komentar:

Posting Komentar