Sabtu, 28 Juni 2025

Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu (2024)

 Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu (2024)

Pemeran: Ajil Ditto, Adinia Wirasti, Hanggini, Ciara Nadine Brosnan, Faiz Vishal, Gracia JKT48

Sutradara: Kuntz Agus

Studio: Gambar MVP

Sadali (Ajil Ditto) sangat mencintai seni, terutama seni lukis. Setiap sudut rumah dan kamar penuh dengan inti karyanya. Kecintaannya terhadap lukisan tersebut membuat Sadali tertarik untuk melanjutkan kuliah seni di Yogyakarta. Meskipun ia berasal dari Bukittinggi, Padang tak membuatnya takut untuk merantau ke Pulau Jawa. Namun sebelum pergi ke Yogyakarta, Sadali sudah direncanakan oleh ayah dan ibunya untuk dijodohkan dengan Arnaza (Hanggini), gadis Minang cantik yang merupakan anak dari sahabat sang ibu. Awalnya Sadali menolak perjodohan tersebut, namun saat ia bertemu dengan Arnaza untuk pertama kali, ia langsung jatuh hati melihat kecantikan calon istrinya itu.

Beberapa minggu sebelum berangkat ke Yogyakarta, Sadali sering menghabiskan waktu bersama dengan Arnaza. Rasa cinta perlahan mulai tumbuh di antara mereka. Keduanya berkomitmen akan sering mengirim surat saat Sadali sudah merantau ke Yogyakarta untuk kuliah. Selain itu, Sadali juga berjanji setelah selesai kuliah, ia akan pulang ke Bukit Tinggi dan menikah dengan Arnaza.

Setelah menempuh perjalanan darat, akhirnya Sadali tiba di Yogyakarta. Ia sangat senang berada di kota yang selama ini dikenal sebagai kota lahirnya para seniman besar di Indonesia. Selain itu, Sadali juga resmi diterima menjadi mahasiswa baru di kampus impiannya yaitu Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Saat berkeliling kampus, Sadali berkenalan dengan mahasiswa disana yaitu Budi (Faiz Vishal). Sadali pun meminta bantuan pada Budi untuk mencarikannya kost atau kontrakan untuk ditinggali. Sadali ingin menjadi mahasiswa seperti pada umumnya di perantauan dan tak mau numpang tinggal di kampus seperti mahasiswa-mahasiswa seni kebanyakan.
Budi kemudian membawa Sadali untuk mengunjungi restoran dan galeri seni Tentrem yang dikelola oleh Mera (Adinia Wirasti), karena disana terdapat satu kamar kosong yang rencananya akan disewakan. Tiba di restoran dan galeri seni Tentrem, Sadali terpesona pada pandangan pertama saat melihat Mera. Selain itu, kecintaan Mera terhadap tanaman yang dirawat dengan banyak sekali bunga membuat Sadali semakin tertarik pada Mera. Sadali pun langsung bersedia menyewa kamar disana dan siap membantu Mera merawat semua tanaman dan menjaga restoran serta galeri Tentrem.

Hari demi hari terus berlalu. Selain disibukkan dengan kegiatan belajar di kampus, Sadali juga terkadang memikirkan Mera. Ia mencari cara agar bisa sering berbincang dan bertemu dengan Mera. Tak jarang, Sadali sering memberikan sunjungan dan gombalan kecil kepada Mera. Disaat yang sama pula, Sadali tidak pernah lupa untuk mengirimkan surat kepada Arnaza di Bukittinggi. Sadali selalu menceritakan betapa senangnya ia bisa belajar banyak hal tentang seni di kota yang selama ini ia impikan untuk ditempati.

Suatu hari, Sadali terkejut saat mengetahui ternyata Mera sudah memiliki anak perempuan cantik bernama Kikan (Ciara Nadine Brosnan). Awalnya Sadali berniat mundur saat mengetahui Mera sudah memiliki anak dan juga suami. Namun saat mendengar penjelasan Budi soal Mera yang ternyata sedang dalam proses perceraian dengan suami bulenya yang berasal dari Australia, seketika ada sedikit harapan bagi Sadali untuk tetap dekat dengan Mera.

Seiring berjalannya waktu, Sadali semakin berusaha untuk mendapatkan hati Mera. Ia sering mengajak Mera untuk jalan-jalan dan melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh Mera. Di satu sisi, Mera merasakan adanya perasaan bahagia ketika bersama dengan Sadali. Namun disisi lain, Mera masih belum berani dan trauma untuk membuka hati untuk orang lain setelah disakiti oleh suaminya yang sudah memiliki keluarga sebelum menikah dengannya.
Perasaan dilematis kini menghantui mereka berdua. Sadali harus membayangkan pada dua pilihan. Sementara itu, Mera juga harus mendapat kenyataan tentang Sadali yang ternyata sudah memiliki pertunangan serta sang mantan suami yang meminta untuk kembali rujuk. Bagaimana akhir cerita kebimbangan dari mereka berdua?
Untuk segi cerita, film yang judulnya sudah seperti gombalan ini memang hampir serupa namun tak sama dengan dari universe Dilan. Sepertinya, drama kehidupan remaja dengan gombalan-gombalan maut akan menjadi ciri khas dari Pidi Baiq baik dalam novel maupun film yang diadaptasi dari novelnya. Pada paruh awal film, penonton diajak menonton dengan tokoh utama yaitu Sadali yang kali ini berasal dari tanah Parahyangan Minang. Menariknya, karakter Sadali disini bukanlah seperti Dilan yang masih di bangku SMA, ia siswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Kadar gombalan maut dan gestur genit dari Sadali pun tidak dibuat berlebihan seperti Dilan. Selain fokus pada usaha Sadali mendapatkan hati Mera, skenario yang ditulis Titien Wattimena dan Pidi Baiq ini juga ikut mengembangkan cerita dari sisi Mera. Hal inilah yang membuat cerita menjadi berimbang. Keduanya sama-sama menonjol dan memiliki kekuatan masing-masing. Karakter Mera yang diperankan dengan sangat apik oleh Adinia Wirasti disini menampilkan betapa sulitnya seorang wanita yang sudah berstatus janda kemudian takut untuk memulai kembali hubungan dengan orang baru.

Dinamika dan harus menjaga perasaan dirinya sebaik mungkin yang dilakukan oleh Mera benar-benar memukau. Sebetulnya, sutradara Kuntz Agus bisa saja mengambil langkah lebih berani dan menggunakan klasifikasi rating dewasa untuk cerita antara Sadali dengan Mera, namun ia dan tim penulis naskah memilih jalur aman dengan mengedepankan perasaan dilematis yang harus dihadapi oleh Sadali dan juga Mera. Klimaks penyelesaian drama percintaan antara Sadali, Mera dan juga Arnaza pun lebih matang. Dan memang seharusnya seperti itu. CUMAAA! Sangat membuatku kenapa harus ada adegan tambahan post credit scene yang menurutku SANGAT TIDAK PERLU! Ha ha ha ha.

Untuk jajaran pemain, siapa sangka sosok Ajil Ditto ternyata bisa juga menjadi sosok pemuda buaya dengan tebar pesonanya lewat tutur kata serta isyarat yang sangat meyakinkan! Ha ha ha. Takjub sih seorang Ajil Ditto ternyata bisa menyeimbangkan kemampuan dari Adinia Wirasti di film ini. Keduanya benar-benar tampak seperti saling jatuh cinta namun terhalang oleh beberapa alasan kuat. Penampilan Hanggini yang porsinya masih terbatas disini juga cukup mencuri perhatian. Aura gadis baik-baik dan getaran protagonisnya memang sangat cocok bagi dirinya.

0 komentar:

Posting Komentar