Minggu, 22 Juni 2025

Qorin (2022)

 Qorin (2022)

Pemeran: Zulfa Maharani, Aghniny Haque, Omar Daniel, Cindy Nirmala, Naimma Aljufri, Putri Ayudya, Dea Annisa, Alyssa Abidin, Yusuf Mahardika, Pritt Timothy, Ridwan Roul

Sutradara: Ginanti Rona

Studio: Gambar IDN
Pesantren di Cikapundung kedatangan calon santriwati baru dari Jakarta bernama Yolanda (Aghniny Haque), pimpinan asrama yaitu Ustad Jaelani (Omar Daniel) dan istrinya, Umi Hana (Dea Annisa) meminta ketua santriwati kelas 3 yaitu Zahra (Zulfa Maharani) untuk membimbing Yolanda selama tinggal di pesantren. Setelah itu, Zahra membawa Yolanda ke kamar asrama dan satu ruangan bersama dirinya dengan Gendis (Naimma Aljufri) dan juga Icha (Cindy Nirmala). Salah satu guru di pesantren yaitu Umi Yana (Putri Ayudya) meminta Yolanda untuk mematuhi segala peraturan yang sudah dibuat oleh pesantren. Zahra pun siap menjadi teman yang baik bagi Yolanda selama berada disana
Dalam beberapa hari terakhir, Zahra sering mengalami mimpi buruk. Ia berusaha untuk fokus belajar lebih besar dan melupakannya agar tidak mengganggu ujian kelulusan. Suatu ketika, disaat kelas 3 sedang berolahraga, Zahra dan Yolanda tak sengaja melihat petugas keamanan pesantren yaitu Pak Malik (Ridwan Roul) berjalan menuju tempat peternakan sambil membawa seekor kelinci. Karena penasaran, keduanya diam-diam mengikuti Pak Malik. Disana mereka melihat Ustad Jaelani sedang menjalankan praktik pengobatan seorang gadis perempuan yang mengalami kerasukan. Zahra dan Yolanda pun semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Diam-diam mereka mengintip dan merekam kegiatan Ustad Jaelani di dalam bilik. Yolanda sangat terkejut saat melihat Ustad Jaelani seperti sedang melakukan ritual dengan menggunakan sesajen dan mengenakan pakaian serba hitam. Mereka berdua kemudian pergi dari tempat tersebut.

Setelah berada di asrama, Yolanda menampilkan bukti rekaman tersebut ke santriwati lain. Ia sangat khawatir dan curiga ada sesuatu yang disembunyikan di pesantren ini. Yolanda dan santriwati lain kemudian membujuk Zahra untuk menemui Ustad Jaelani dan membatalkan salah satu tugas akhir siswa kelas 3 yaitu melakukan praktik pemanggilan Jin Qorin. Namun sayang, Zahra gagal menemui Ustad Jaelani dengan alasan praktek tersebut harus tetap dilakukan agar semuanya bisa segera lulus dari pesantren.

Keesokan harinya, seluruh santriwati kelas 3 masing-masing telah mengumpulkan sehelai kain kafan yang telah diberi nama berisi bekas potongan kuku, satu buah jeruk nipis serta beberapa helai rambut. Perlengkapan tersebut digunakan saat ritual pemanggilan jin Qorin di malam hari.

Setelah selesai menjalani ritual pemanggilan Jin Qorin, satu persatu santriwati mengalami kesurupan massal. Zahra dan Yolanda pun diserang oleh Jin Qorin mereka. Kekacauan semakin tak terkendali disaat semua rahasia yang disembunyikan selama ini Ustad Jaelani mulai terkuak. Para santriwati yang ketakutan harus berusaha keluar secepat mungkin dari pesantren meskipun mereka harus melawan Jin Qorin dari diri mereka sendiri.

Konsep tentang Qorin dalam film ini menurutku lumayan melenceng dari ajaran Islam. Sebetulnya kreativitas yang dilakukan oleh tim penulis naskah tentang Jin Qorin ini tidak akan menjadi masalah sih kalau saja tidak membawa ayat-ayat Al-Qur'an dan nuansa Islam di dalamnya. Atau mendingan ceritanya fokus pada para santriwati kesurupan massal yang disebabkan oleh dukun deh daripada harus seperti ini.

Selain itu, saya juga cukup terkejut saat film ini menampilkan ritual pemanggilan Jin Qorin dengan cara menggunakan sehelai kain kafan lalu dibentuk menyerupai pocong dan dilempar ke liang lahat dengan kondisi hujan di malam hari. Ditambah lagi motif Ustad Jaelani untuk memanggil Jin Qorin ini untuk mengendalikan para santriwati agar bersedia melakukan apapun sesuai keinginannya. Sumpah bikin geleng-geleng kepala. Esensi tentang Jin Qorin yang sesungguhnya jadi hilang, karena kehadirannya dibuat seperti penampakan setan dan bisa mencelakai orang. Hal yang membuat aku semakin kesal terhadap film
Untuk jajaran pemain, penampilan Zulfa Maharani, Aghniny Haque dan Putri Ayudya sebagai Zahra, Yolanda dan Umi Yana lah yang tidak terlalu mengecewakan. Upaya ketiganya terasa meyakinkan dimata penonton. Peran Icha dan Gendis menurutku sangat tidak penting. Niatnya menjadi pencair suasana, tapi timing serta isyarat keduanya selalu maksa banget. Nangis dan histerisnya terlalu mengganggu dan berisik. Perkembangan karakter mereka juga sangat lemah sehingga membuatku semakin tidak peduli dengan apa yang terjadi pada meeka berdua.

tampil cukup meyakinkan dan tidak terlalu mengecewakan. Visualisasi Jin Qorin yang dibuat seperti setan dan merasuki seluruh santriwati secara massal sukses membuat ikutan bingung dan panik juga melihatnya. Scoring musik yang ada disepanjang film ini benar-benar template horror mainstream banget sih. Volume dinaikkan hingga mentok, suara petir yang sangat menggelegar dan suara dubbing yang menggema. Bukannya ketakutan, malah nutup telinga karena terlalu berisik.

Secara keseluruhan, film QORIN (2022) ternyata tidak sesuai dengan ekspektasiku, malah beberapa bagiannya sangat mengecewakan. Jump Fear yang dihadirkan pun tidak menarik lagi gara-gara sudah ditampilkan dengan lengkap di trailer.


0 komentar:

Posting Komentar