27 Steps of May (2019)
Pemeran: Raihaanun Soeriaatmadja, Ario Bayu, Lukman Sardi, Verdi Solaiman, Hengky Solaiman, Otig Pakis
Sutradara: Ravi Bharwani
Studio: Gambar Cahaya Hijau, Go Studio
Masih mengenakan seragam SMP-nya, May (Raihaanun) bermain ke sebuah pasar malam sendirian. Ia tampak begitu sangat bahagia dan gembira. Ia menaiki permainan ombak-banyu dan juga berhasil mendapatkan boneka beruang. Namun kebahagiaan itu hilang dan berubah menjadi ketakutan hingga trauma yang sangat mendalam bagi May. Ketika ia akan pulang, sekelompok preman mencegat lalu memperkosanya secara bergiliran. Kejadian itu membuat May menarik dirinya sepenuhnya dari kehidupan. Hingga delapan tahun berlalu, May kini tumbuh menjadi perempuan yang menjalani hidupnya tanpa koneksi, interaksi, emosi, kata-kata dan hanya menyisakan trauma membekas dalam dirinya.
Masih mengenakan seragam SMP-nya, May (Raihaanun) bermain ke sebuah pasar malam sendirian. Ia tampak begitu sangat bahagia dan gembira. Ia menaiki permainan ombak-banyu dan juga berhasil mendapatkan boneka beruang. Namun kebahagiaan itu hilang dan berubah menjadi ketakutan hingga trauma yang sangat mendalam bagi May. Ketika ia akan pulang, sekelompok preman mencegat lalu memperkosanya secara bergiliran. Kejadian itu membuat May menarik dirinya sepenuhnya dari kehidupan. Hingga delapan tahun berlalu, May kini tumbuh menjadi perempuan yang menjalani hidupnya tanpa koneksi, interaksi, emosi, kata-kata dan hanya menyisakan trauma membekas dalam dirinya.
Kejadian yang menimpa May tidak hanya berdampak pada kehidupan May tetapi juga pada ayahnya (Lukman Sardi). Sang ayah selama delapan tahun ini selalu menyalahkan dirinya sendiri karena tidak dapat menjaga anak kecil itu. Didalam rumah, ayah selalu rela melakukan apa saja demi anaknya May. Tapi tidak pada saat ayah sedang berada di luar rumah. Ia menyampaikan rasa emosi yang terbendung diatas ring tinju dan pertarungan kekuatan tenaga, agar ia bisa meluapkan kekesalannya sekaligus mendapatkan uang tambahan dari atasannya (Hengky Solaiman).
Rutinitas sehari-hari yang dilakukan oleh May didalam rumahnya selama delapan tahun ini hanya itu-itu saja. Bangun pagi, melakukan olahraga skipping, menyetrika pakaian, memakai baju yang selalu sama, makan dengan menu yang serba berwarna putih tanpa dimasak dan membantu menjahit produksi baju untuk boneka kiriman dari seorang kurir boneka anak-anak (Verdi Solaiman). Selama delapan tahun bapak itu pula, selalu bercerita pada kurir itu tentang kehidupan dirinya dengan sang anak.
Suatu hari, rumah yang tak jauh dari rumah bapak mengalami kebakaran. Ayah yang dilanda panik, berusaha mengajak May untuk menyelamatkan diri. Tapi, May menolaknya. Mungkin lebih memilih fokus untuk menjahit baju boneka dan jauh lebih aman jika ada di dalam ruangan. Karena khawatir api semakin membesar, ayah memaksa May keluar kamar. Paksaan yang dilakukan ayah membuat May panik dan histeris. Trauma masa lalu yang menimpa dirinya kembali muncul dibenaknya. Tanpa mengeluarkan satu kata pun May hanya bisa menjerit dan menahan dirinya untuk tidak keluar kamar. Mungkin bersembunyi ke kamar mandi dan menyayat tangannya sendiri dengan silet, karena dengan melakukan hal itu membuat dirinya jauh lebih tenang.
Suatu hari, tembok dinding di kamar mungkin tiba-tiba berlubang. Lubang tersebut mengeluarkan cahaya. Melihat hal itu membuat May ketakutan. Ia lalu menutupnya agar bisa beristirahat dengan tenang. Keesokan harinya, Semoga kembali melakukan rutinitas seperti biasanya. Tapi mungkin dibuat heran, lubang yang sudah ia tutup kembali terbuka dan perlahan mulai membesar. Lalu ia mencoba mencari tahu apa yang ada di dalam lubang tersebut. Ketika mengintipnya, May melihat seorang pesulap (Ario Bayu). Melihat hal itu membuat dirinya langsung panik. Selama delapan tahun ini, May belum pernah melihat wajah orang lain lagi, kecuali ayahnya.
Suatu hari, rumah yang tak jauh dari rumah bapak mengalami kebakaran. Ayah yang dilanda panik, berusaha mengajak May untuk menyelamatkan diri. Tapi, May menolaknya. Mungkin lebih memilih fokus untuk menjahit baju boneka dan jauh lebih aman jika ada di dalam ruangan. Karena khawatir api semakin membesar, ayah memaksa May keluar kamar. Paksaan yang dilakukan ayah membuat May panik dan histeris. Trauma masa lalu yang menimpa dirinya kembali muncul dibenaknya. Tanpa mengeluarkan satu kata pun May hanya bisa menjerit dan menahan dirinya untuk tidak keluar kamar. Mungkin bersembunyi ke kamar mandi dan menyayat tangannya sendiri dengan silet, karena dengan melakukan hal itu membuat dirinya jauh lebih tenang.
Suatu hari, tembok dinding di kamar mungkin tiba-tiba berlubang. Lubang tersebut mengeluarkan cahaya. Melihat hal itu membuat May ketakutan. Ia lalu menutupnya agar bisa beristirahat dengan tenang. Keesokan harinya, Semoga kembali melakukan rutinitas seperti biasanya. Tapi mungkin dibuat heran, lubang yang sudah ia tutup kembali terbuka dan perlahan mulai membesar. Lalu ia mencoba mencari tahu apa yang ada di dalam lubang tersebut. Ketika mengintipnya, May melihat seorang pesulap (Ario Bayu). Melihat hal itu membuat dirinya langsung panik. Selama delapan tahun ini, May belum pernah melihat wajah orang lain lagi, kecuali ayahnya.
Perlahan tapi pasti, sang pesulap itu mulai berkomunikasi dengan May. Gara-gara hal itulah, May kini sering melakukan kegiatan baru setelah delapan tahun hanya melakukan kegiatan itu-itu saja. Ayah curiga dengan adanya kegiatan baru yang dilakukan anaknya, namun kekhawatiran yang dirasakannya langsung dipatahkan oleh si kurir boneka. Ia justru menyebut bahwa hal itu sangat bagus dan berkembang karena kini May sudah mulai bisa membuka diri dan melakukan kegiatan baru.
Makin hari, interaksi antara May dan pesulap itu semakin sering. Sang pesulap selalu menunjukkan aksi sulapnya pada bulan Mei. Secara mengejutkan, May mulai menujukkan kemajuan lagi. Kini ia sudah bisa tersenyum bahagia hingga tepuk tangan tiap melihat sang pesulap berhasil melakukan aksinya. Perkembangan kondisi May ini ternyata tidak diketahui oleh sang ayah semenjak ia masuk penjara karena insiden perkelahian di ring tinju. Ketika ayah bebas, ia sangat bahagia kini anak kecilnya sudah mengalami kemajuan pesat.
Perkembangan yang dialami May ini membuat si pesulap ingin mencoba berinteraksi lebih dekat dan melakukan komunikasi. Tapi, hal itu malah membuat May menjadi panik, ketakutan dan kembali teringat traumanya. Sikap May pun kembali lagi seperti dulu lagi. Melihat apa yang telah dilakukan oleh si pesulap, membuat sang ayah marah besar. Kini, ayah semakin putus asa melihat putrinya kembali seperti dulu lagi.
Perkembangan yang dialami May ini membuat si pesulap ingin mencoba berinteraksi lebih dekat dan melakukan komunikasi. Tapi, hal itu malah membuat May menjadi panik, ketakutan dan kembali teringat traumanya. Sikap May pun kembali lagi seperti dulu lagi. Melihat apa yang telah dilakukan oleh si pesulap, membuat sang ayah marah besar. Kini, ayah semakin putus asa melihat putrinya kembali seperti dulu lagi.
Kasus kekerasan dan pengungkapan seksual menjadi salah satu kasus paling mengerikan saat ini. Korbannya tidak mengenal usia, jenis kelamin, status dan jabatan. Dampaknya yang dirasakan oleh korban kekerasan dan memikirkan seksual ini pasti akan menjadi pengalaman paling pahit dan menghadirkan trauma seumur hidup.
Itulah yang menjadi suguhan utama dalam film 27 STEPS OF MAY (2019) karya sutradara Ravi Bharwani dan penulis skenario Rayya Makarim ini. Film ini sangat jelas menampilkan trauma yang berhasil menggemparkan jiwa seorang remaja perempuan hingga menyebabkan penutupan dirinya dari dunia luar dan interaksi sosial. Sisi psikologis yang dialami May ini sangat berhasil divisualkan oleh performa terbaik dari Raihaanun. Penonton diajak untuk mengikuti kehidupan May yang monoton dan tanpa dialog. Gestur tubuh, ekspresi muka serta aura yang dipancarkan Raihaanun dalam membangun karakter May sangatlah berhasil membuat siapa pun yang melihatnya langsung simpati dan empati kepadanya. Trauma yang dialaminya itu aku yakin sih siapapun yang menonton film ini pasti bisa merasakan kemarahan, kesedihan dan keputusasaan yang dialami oleh May dan ayahnya. Paruh pertengahan dan menuju akhir film gila sih. Aku dibuat terdiam hingga nangis oleh May.
Lukman Sardi pun berhasil menyeimbangkan kinerja apik dari Raihaanun. Sebagai seorang ayah, ia menampilkannya dengan sangat baik. Kita bisa merasakan rasa bersalah, kekesalan dan kesedihan selama bertahun-tahun karena tidak bisa melindungi anak semata wayangnya itu. Sesi curhatnya dengan Koh Andi yang diperankan Verdi Solaiman berhasil mencairkan suasana dengan timing komedi yang efektif sesuai porsi
Lukman Sardi pun berhasil menyeimbangkan kinerja apik dari Raihaanun. Sebagai seorang ayah, ia menampilkannya dengan sangat baik. Kita bisa merasakan rasa bersalah, kekesalan dan kesedihan selama bertahun-tahun karena tidak bisa melindungi anak semata wayangnya itu. Sesi curhatnya dengan Koh Andi yang diperankan Verdi Solaiman berhasil mencairkan suasana dengan timing komedi yang efektif sesuai porsi
0 komentar:
Posting Komentar