Minggu, 15 Juni 2025

Antebellum (2020)

 Antebellum (2020)

Pemeran: Janelle Monae, Jena Malone, Eric Lange, Tongayi Thirisa, Jack Huston, Kiersey Clemons, T.C. Matherne, Robert Amarayo, London Boyce, Gabourey Sidibe, Lily Cowles

Sutradara: Gerard Bush & Christopher Rentz

Studio: Lionsgate, QC Entertainment

Pada suatu masa, Perbudakan di Amerika Serikat terhadap orang berkulit hitam tergolong ekstrim. Mereka memperlakukan orang berkulit hitam dengan air mani-mena. Dibawah pimpinan Senator Denton (Eric Lange) dan Kapten Jasper (Jack Huston), orang-orang berkulit hitam yang ditahan dijadikan budak untuk berkebun dan memetik kapas. Dari puluhan orang yang ditahan, salah satunya adalah Eden (Janelle Monae). Semua tingkah laku dan gerak-gerik selalu dibanggakan oleh para tentara.

Bahkan para tahanan ini dilarang untuk berbicara satu sama lain tanpa seizin atasan mereka. Selama enam bulan terakhir, Eden terus memperhatikan gerak-gerik para tentara dan majikannya. Ia dan temannya yaitu Eli (Tongayi Thirisa) berusaha mencari cara agar bisa kabur dari selamanya itu.

Suatu hari, perkebunan mereka kedatangan pendatang baru. Salah satu diantaranya yaitu Julia (Kiersey Clemons) yang sedang hamil muda. Julia dibuat panik dan stres setibanya di tempat tahanan itu. Hal itu membuat Denton dan Jasper kesal. Mereka mengancam tidak akan memberikan kebebasan jika tidak mengikuti perintah.

Seiring berjalannya waktu, seorang wanita bernama Veronica Henley terbangun dari tidurnya. Ia merupakan aktivis anti rasisme dan supremasi kulit putih yang sampai saat ini sering terjadi di Amerika Serikat. Veronica sangat vokal membela hak-hak orang berkulit hitam dan menuntut kasus rasisme dan supremasi kulit putih segera dihapus. Meskipun kini Veronica sudah menjadi orang sukses dan menjadi idola bagi orang berkulit hitam, ia tetap saja mendapatkan perlakuan sinis dari orang-orang disekitarnya. Salah satunya adalah dari reporter dan pembawa acara talkshow perempuan bernama Elizabeth (Jena Malone) yang selalu iri melihat kesuksesan yang diraih Veronica.
Menjelang perilisan buku terbarunya, Veronica mengalami berbagai kejadian aneh. Namun ia tak pernah menyarankan dan lebih fokus mengurus keluarga kecilnya dan menghabiskan sedikit waktu luangnya bersama kedua sahabatnya yaitu Dawn (Gabourey Sidibe) dan Sarah (Lily Cowles). Untuk merayakan kesuksesannya peluncuran buku, ketiganya lalu memutuskan untuk makan malam bersama di sebuah restoran mewah. Sepulang dari makan malam tersebut, Veronica memilih langsung pulang ke hotel daripada ikut berpesta malam bersama Dawn dan Sarah. Dalam perjalanan, rupanya Veronica diculik dan disekap hingga jatuh pingsan.

Eden yang terlelap dari tidurnya, terbangun gara-gara mendengar suara telepon dari tentara yang menidurinya. Eden lalu sadar bahwa dirinya adalah Veronica. Ia beserta orang-orang berkulit hitam lainnya diculik dan disekap oleh sebuah komunitas yang menjunjung tinggi white supremacy. Veronica kemudian mencari cara agar bisa mendapatkan ponsel tersebut untuk meminta pertolongan pada keluarganya. Akankah Veronica berhasil kabur dari jerat komunitas itu?
Ini terbilang cukup menarik, tapi sangat menakutkan, kedua sutradara film ini mengambil langkah-langkah untuk alur cerita yang tidak dibuat linier. Alih-alih membuat plot twist yang mengejutkan, malah membuat film ini terlihat semakin kacau dan acak-acakan. Setelah menyaksikan film ini, rasanya gatel banget ingin memperbaiki struktur cerita tiga babak ini menjadi runut supaya masih bisa dinikmati. Babak pertama dibuat seolah-olah seperti kejadian masa lalu, dimana Eden dan orang-orang berkulit hitam mendapat perlakuan sangat kejam dan semena-mena oleh para tentara Amerika Serikat. Setelah 35 menit awal, film kemudian masuk ke babak kedua dimana Eden yang kini bernama Veronica dengan setting waktu di masa sekarang. Penonton sudah pasti menduga bahwa Veronica ini mengalami mimpi buruk tentang masa lalu. Tapi dugaan tersebut terpatahkan disaat masuk ke babak ketiga yang ternyata menjadi plot twist untuk film ini. Yang menjadi masalah terbesar dalam alur yang tidak runut ini penonton mendapat jawaban yang benar-benar jauh dari akal dan sisi rasionalitas.

0 komentar:

Posting Komentar