The Priests 2: Dark Nuns (2025)

Pemeran: Song Hye-Kyo, Jeon Yeo-Been, Lee Jin-Uk, Moon Woo-Jin, Huh Joon-Ho, Kim Kuk-Hee, Shin Jae-Hwi, Gang Dong-WonSutradara: Kwon Hyeok-jaeStudio: Zip Cinema, Next Entertainment World, CBI Pictures
Seorang remaja laki-laki bernama Hee-Jun (Moon Woo-Jin) mengalami kerasukan iblis jahat dan saat ini dirawat secara intensif dalam pengawasan rumah sakit yang ada di lingkungan gereja. Selama mendapat perawatan di rumah sakit, kondisi kesehatan dan mental dari Hee-Jun konsultasi oleh psikolog sekaligus pendeta gereja yaitu Pastor Paul (Lee Jin-Uk) yang meyakini jika pasiennya tersebut dapat disembuhkan secara medis.Kabar mengenai Hee-Jun yang mengalami kerasukan dan tak kunjung sembuh membuat seorang biarawati bernama Sister Junia (Song Hye-Kyo) khawatir. Ia pun mengajukan diri di gereja untuk membantu Pastor Paul melakukan ritual eksorsisme pada Hee-Jun. Namun sayang, rencana Junia tersebut mendapat penolakan dari pimpinan gereja yaitu Pastor Andrea (Huh Joon-Ho) karena proses eksorsisme harus dilakukan oleh pendeta dan sudah mendapat izin secara resmi dari Vatikan. Junia khawatir akan keselamatan Hee-Jun jika eksorsisme tidak segera dilakukan.
Junia kemudian meminta asisten dari Paul yaitu Sister Mikhaela (Jeon Yeo-Been) untuk membantu menyusun rencana proses eksorsisme kepada Hee-Jun. Selama proses persiapan tersebut, Junia dan Mikhaela menemukan banyak sekali hal-hal yang mereka rasakan, termasuk bayang-bayang masa lalu kembali menghantui mereka. Karena tidak mendapat izin dari gereja, Junia dan Mikhaela mendatangi rekan mereka yaitu Hyo-Won (Kim Kuk-Hee) yang berprofesi sebagai cenayang. Dengan dibantu asistennya yaitu Ae-Dong (Shin Jae-Hwi), mereka berempat melakukan ritual pengusiran setan secara tradisional. Setelah melakukan ritual tersebut, Junia dan Mikhaela akhirnya mengetahui sosok iblis yang menguasai tubuh Hee-Jun ternyata 12 manifestasi yang sangat sulit dibiarkan. Sosok iblis tersebut tak hanya mengancam nyawa Hee-Jun, namun ikut mengincar nyawa Junia, Mikhaela dan seluruh umat manusia. Junia dan Mikhaela harus segera melakukan eksorsisme sebelum semuanya terlambat.Pihak gereja dan Paul akhirnya mengizinkan Junia dan Mikhaela untuk melakukan eksorsisme pada Hee-Jun setelah melihat secara langsung kejadian sebenarnya. Junia dan Mikhaela kemudian membawa Hee-Jun ke tempat pertama kali ia mengalami kerasukan yaitu sebuah pabrik terbengkalai. Setibanya di sana, Hee-Jun langsung dibatasi untuk menjalani eksorsisme. Berhasilkan Junia melenyapkan iblis 12 manifestasi dalam diri Hee-Jun?
yang dibintangi Gang Dong-Won. Film kedua ini menurutku cukup berhasil menawarkan hal baru untuk genre horor di industri sinema Korea Selatan maupun Asia, karena mengangkat tema eksorsisme dan agama kristen katolik yang terbilang jarang dieksplorasi oleh para sineas di benua Asia. Plot film DARK NUNS (2025) ini mengisahkan tentang upaya eksorsisme yang dilakukan oleh seorang biarawati. Dari premis tersebut, dikembangkan menjadi sebuah plot yang cukup menarik tentang betapa ribetnya birokrasi dalam ruang lingkup gereja ketika menghadapi kasus eksorsisme yang harus dilakukan oleh pendeta. Selain itu, birokrasi yang ribet tersebut secara tidak langsung menampilkan budaya patriarki yang sangat dominan. Karakter Suster Junia dihadirkan sebagai biarawati yang selalu mendobrak aturan baku gereja dan melangkahi setiap ketetapan yang sudah diberlakukan. Setiap tindakan, gaya bahasa, perilaku, gerak tubuh dan ambisinya untuk secepat mungkin menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi terasa dapat dipercaya. Sister Junia dan rekannya, Sister Mikhaela pun selalu menampilkan sisi manusiawinya seperti berbicara kasar, merokok, ketakutan dan hal-hal lainnya yang menandakan jika biarawati juga adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa. Namun sayang, dibalik pendalaman masing-masing karakter yang sudah bagus ini, terasa cukup membosankan saat film memasuki babak pertengahan. Banyak sekali adegan yang cukup kompleks dan sangat minim adegan-adegan horor. Sang sutradara lebih menonjolkan atmosfer mencekam, hening dan adegan-adegan metafora yang pastinya mengingatkan penonton terhadap film-film horor dengan gaya art-house.
Untungnya, saat film memasuki babak ketiga, klimaks cerita tentang eksorsisme dieksekusi dengan sangat memuaskan! Tahapan demi tahapan yang dilakukan oleh dua biarawati yang bekerja sama dengan orang ketiga sungguh menegangkan. Situasi mencekam, penuh ancaman, intimidasi dan kengerian tersampaikan dengan maksimal kepada penonton. Tak terlupakan juga momen dramatis yang menghentak khas film atau Drakor pun bisa dirasakan dalam film ini.Untuk jajaran pemain, penampilan Mama Song Hye-Kyo dan yang lainnya sudah berada di level yang memuaskan. Rasa optimis, gelisah, panik dan ketakutan yang dialami Junia, Mikhaela terasa nyata dan tidak lebay. Selain jajaran aktor senior yang memukau, penampilan aktor muda Moon Woo-Jin yang mengalami kerasukan juga tak kalah memukau. Transformasi perubahan gestur, suara dengan dukungan tata riasnya yang sukses membuat siapa pun yang melihatnya ketakutan. Gokil!

Pemeran: Song Hye-Kyo, Jeon Yeo-Been, Lee Jin-Uk, Moon Woo-Jin, Huh Joon-Ho, Kim Kuk-Hee, Shin Jae-Hwi, Gang Dong-Won
Sutradara: Kwon Hyeok-jae
Studio: Zip Cinema, Next Entertainment World, CBI Pictures
Seorang remaja laki-laki bernama Hee-Jun (Moon Woo-Jin) mengalami kerasukan iblis jahat dan saat ini dirawat secara intensif dalam pengawasan rumah sakit yang ada di lingkungan gereja. Selama mendapat perawatan di rumah sakit, kondisi kesehatan dan mental dari Hee-Jun konsultasi oleh psikolog sekaligus pendeta gereja yaitu Pastor Paul (Lee Jin-Uk) yang meyakini jika pasiennya tersebut dapat disembuhkan secara medis.
Kabar mengenai Hee-Jun yang mengalami kerasukan dan tak kunjung sembuh membuat seorang biarawati bernama Sister Junia (Song Hye-Kyo) khawatir. Ia pun mengajukan diri di gereja untuk membantu Pastor Paul melakukan ritual eksorsisme pada Hee-Jun. Namun sayang, rencana Junia tersebut mendapat penolakan dari pimpinan gereja yaitu Pastor Andrea (Huh Joon-Ho) karena proses eksorsisme harus dilakukan oleh pendeta dan sudah mendapat izin secara resmi dari Vatikan. Junia khawatir akan keselamatan Hee-Jun jika eksorsisme tidak segera dilakukan.
Junia kemudian meminta asisten dari Paul yaitu Sister Mikhaela (Jeon Yeo-Been) untuk membantu menyusun rencana proses eksorsisme kepada Hee-Jun. Selama proses persiapan tersebut, Junia dan Mikhaela menemukan banyak sekali hal-hal yang mereka rasakan, termasuk bayang-bayang masa lalu kembali menghantui mereka. Karena tidak mendapat izin dari gereja, Junia dan Mikhaela mendatangi rekan mereka yaitu Hyo-Won (Kim Kuk-Hee) yang berprofesi sebagai cenayang. Dengan dibantu asistennya yaitu Ae-Dong (Shin Jae-Hwi), mereka berempat melakukan ritual pengusiran setan secara tradisional. Setelah melakukan ritual tersebut, Junia dan Mikhaela akhirnya mengetahui sosok iblis yang menguasai tubuh Hee-Jun ternyata 12 manifestasi yang sangat sulit dibiarkan. Sosok iblis tersebut tak hanya mengancam nyawa Hee-Jun, namun ikut mengincar nyawa Junia, Mikhaela dan seluruh umat manusia. Junia dan Mikhaela harus segera melakukan eksorsisme sebelum semuanya terlambat.
Pihak gereja dan Paul akhirnya mengizinkan Junia dan Mikhaela untuk melakukan eksorsisme pada Hee-Jun setelah melihat secara langsung kejadian sebenarnya. Junia dan Mikhaela kemudian membawa Hee-Jun ke tempat pertama kali ia mengalami kerasukan yaitu sebuah pabrik terbengkalai. Setibanya di sana, Hee-Jun langsung dibatasi untuk menjalani eksorsisme. Berhasilkan Junia melenyapkan iblis 12 manifestasi dalam diri Hee-Jun?
yang dibintangi Gang Dong-Won. Film kedua ini menurutku cukup berhasil menawarkan hal baru untuk genre horor di industri sinema Korea Selatan maupun Asia, karena mengangkat tema eksorsisme dan agama kristen katolik yang terbilang jarang dieksplorasi oleh para sineas di benua Asia. Plot film DARK NUNS (2025) ini mengisahkan tentang upaya eksorsisme yang dilakukan oleh seorang biarawati. Dari premis tersebut, dikembangkan menjadi sebuah plot yang cukup menarik tentang betapa ribetnya birokrasi dalam ruang lingkup gereja ketika menghadapi kasus eksorsisme yang harus dilakukan oleh pendeta. Selain itu, birokrasi yang ribet tersebut secara tidak langsung menampilkan budaya patriarki yang sangat dominan. Karakter Suster Junia dihadirkan sebagai biarawati yang selalu mendobrak aturan baku gereja dan melangkahi setiap ketetapan yang sudah diberlakukan. Setiap tindakan, gaya bahasa, perilaku, gerak tubuh dan ambisinya untuk secepat mungkin menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi terasa dapat dipercaya. Sister Junia dan rekannya, Sister Mikhaela pun selalu menampilkan sisi manusiawinya seperti berbicara kasar, merokok, ketakutan dan hal-hal lainnya yang menandakan jika biarawati juga adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa. Namun sayang, dibalik pendalaman masing-masing karakter yang sudah bagus ini, terasa cukup membosankan saat film memasuki babak pertengahan. Banyak sekali adegan yang cukup kompleks dan sangat minim adegan-adegan horor. Sang sutradara lebih menonjolkan atmosfer mencekam, hening dan adegan-adegan metafora yang pastinya mengingatkan penonton terhadap film-film horor dengan gaya art-house.
yang dibintangi Gang Dong-Won. Film kedua ini menurutku cukup berhasil menawarkan hal baru untuk genre horor di industri sinema Korea Selatan maupun Asia, karena mengangkat tema eksorsisme dan agama kristen katolik yang terbilang jarang dieksplorasi oleh para sineas di benua Asia. Plot film DARK NUNS (2025) ini mengisahkan tentang upaya eksorsisme yang dilakukan oleh seorang biarawati. Dari premis tersebut, dikembangkan menjadi sebuah plot yang cukup menarik tentang betapa ribetnya birokrasi dalam ruang lingkup gereja ketika menghadapi kasus eksorsisme yang harus dilakukan oleh pendeta. Selain itu, birokrasi yang ribet tersebut secara tidak langsung menampilkan budaya patriarki yang sangat dominan. Karakter Suster Junia dihadirkan sebagai biarawati yang selalu mendobrak aturan baku gereja dan melangkahi setiap ketetapan yang sudah diberlakukan. Setiap tindakan, gaya bahasa, perilaku, gerak tubuh dan ambisinya untuk secepat mungkin menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi terasa dapat dipercaya. Sister Junia dan rekannya, Sister Mikhaela pun selalu menampilkan sisi manusiawinya seperti berbicara kasar, merokok, ketakutan dan hal-hal lainnya yang menandakan jika biarawati juga adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa. Namun sayang, dibalik pendalaman masing-masing karakter yang sudah bagus ini, terasa cukup membosankan saat film memasuki babak pertengahan. Banyak sekali adegan yang cukup kompleks dan sangat minim adegan-adegan horor. Sang sutradara lebih menonjolkan atmosfer mencekam, hening dan adegan-adegan metafora yang pastinya mengingatkan penonton terhadap film-film horor dengan gaya art-house.
Untungnya, saat film memasuki babak ketiga, klimaks cerita tentang eksorsisme dieksekusi dengan sangat memuaskan! Tahapan demi tahapan yang dilakukan oleh dua biarawati yang bekerja sama dengan orang ketiga sungguh menegangkan. Situasi mencekam, penuh ancaman, intimidasi dan kengerian tersampaikan dengan maksimal kepada penonton. Tak terlupakan juga momen dramatis yang menghentak khas film atau Drakor pun bisa dirasakan dalam film ini.
Untuk jajaran pemain, penampilan Mama Song Hye-Kyo dan yang lainnya sudah berada di level yang memuaskan. Rasa optimis, gelisah, panik dan ketakutan yang dialami Junia, Mikhaela terasa nyata dan tidak lebay. Selain jajaran aktor senior yang memukau, penampilan aktor muda Moon Woo-Jin yang mengalami kerasukan juga tak kalah memukau. Transformasi perubahan gestur, suara dengan dukungan tata riasnya yang sukses membuat siapa pun yang melihatnya ketakutan. Gokil!
0 komentar:
Posting Komentar