Juni 01, 2025
Wanita Ahli Neraka (2024)
Pemeran: Febby Rastanty, Oka Antara, Ashira Zamita, Alfie Alfandy, Elma Theana, Dewi Pakis
Sutradara: Farishad Latjuba
Studio: Gambar Visinema, Gambar Warisan
Farah (Febby Rastanty) dan Dina (Ashira Zamita) merupakan santriwati yang tinggal di pesantren An-Nisa milik Ustadz Irfan (Alfie Alfandy) dan Umi Hanum (Elma Theana). Setelah menyelesaikan pendidikan disana, Farah mempunyai cita-cita ingin mencari ridho tuhan dan mengejar surga agar bisa bertemu lagi dengan kedua orangtuanya yang sudah lama meninggal. Sementara itu, Dina ingin menggapai impiannya menjadi seorang penyanyi terkenal meskipun hal tersebut berbanding terbalik dengan kehidupannya sebagai seorang santriwati.
Suatu hari, pesantren An-Nisa kedatangan calon Bupati yaitu Wahab (Oka Antara) yang memang rutin memberikan sumbangan kepada pesantren yang dikelola Ustadz Irfan. Maksud kedatangan Wahab ke pesantren kali ini untuk meminta saran kepada Ustadz Irfan perihal calon pendamping yang kelak nantinya akan menjadi istri dan menemaninya menjabat sebagai Bupati jika terpilih. Mendengar Wahab sedang mencari istri, membuat Farah tertarik. Ia yakin, jika menikah dan menjalani rumah tangga sesuai dengan ajaran agama, maka akan mendatangkan banyak pahala dan kemudahan untuk menggapai surga. Meski belum sepenuhnya mengenal Wahab, Farah percaya jika calon suaminya bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya dan keluarganya kelak.
Tak membutuhkan waktu lama, Wahab akhirnya mempersunting Farah.
Kebahagiaan terpancar dari mereka berdua. Ustadz Irfan dan Umi Hanum ikut merasakan kebahagiaan tersebut karena salah satu anak didik mereka bisa hidup bahagia dan menjalani rumah tangga sesuai dengan cita-citanya. Usai resmi menjadi pasangan suami istri, Farah memegang prinsip untuk selalu mematuhi dan mengikuti perintah suami. Di awal pernikahan, Farah sering diajak oleh Wahab untuk ikut kampanye dan mengunjungi balai desa bertemu dengan para warga.
Selama mengikuti semua kegiatan sang suami, Farah mengalami kejadian-kejadian aneh. Ia sering melihat penampakan sosok wanita serba hitam dengan wajah menyeramkan. Tak hanya itu saja, Farah juga sering kali mengalami mimpi buruk. Seiring berjalannya waktu, Farah semakin sering mendapatkan teror-teror gaib ketika sedang sendirian di rumah. Hal tersebut membuat Farah jadi stres dan kondisi kesehatannya perlahan mulai menurun. jadi penuh tanda tanya Farah sering melihat Keadaan perilaku tak wajar dari asisten rumah tangganya yaitu Simbok (Dewi Pakis).
Saat Wahab berkampanye di desa, Dina terkejut melihat kondisi sahabatnya yang tampak pucat dan terlihat tidak pas. Puncaknya, Farah berteriak histeris karena melihat banyak sekali penampakan dan membuatnya tak sadarkan diri. Melihat hal tersebut membuat Ustadz Irfan dan Umi Hanum langsung membawa Farah ke pesantren untuk menjalani
Hal tersebut seolah-olah seperti miss-leading dengan judul yang digunakan film ini. Subplot bergenre horor tentang ritual tumbal pun masih ada beberapa plot hole yang mengganjal. Salah satunya yaitu tidak konsistennya karakter Simbok. Keputusan wanita mendukung wanita yang ia lakukan rasanya telat banget. Andai saja Lele Laila dan tim penulis lebih fokus untuk memperdalam konflik rumah tangga dan ambisi antara Farah dengan Wahab lalu ditambah unsur thriller daripada horor tumbal, pasti akan jauh lebih kuat. Perumpamaan rumah tangga menjadi neraka bagi Farah menurutku jadi bisa lebih masuk dengan konsep yang dihadirkan. Ruqyah. Apa yang sebenarnya terjadi pada Farah?
yang ditulis oleh Lele Laila kali ini bukan diadaptasi dari novel maupun thread viral. Plot hadir dengan menampilkan dua karakter yang sama-sama memiliki ambisi besar. Farah ingin mengejar ridho dan surga dengan mengabdi sebagai istri yang patuh kepada suami. Sementara itu, Wahab ingin menjadi Bupati dinasti melanjutkan dari ayahnya yang sudah meninggal dunia. Keduanya kemudian dipersatukan karena secara tidak langsung, Farah dan Wahab memang saling membutuhkan satu sama lain. Yang sedikit memalukan yaitu, drama rumah tangga Wahab dengan Farah dalam film ini mengapa harus dikombinasikan dengan genre horor tentang (lagi, lagi dan lagi) ritual tumbal perjanjian dengan iblis. Dari awal sampai pertengahan, esensi dari judulnya sendiri masih belum bisa ditemukan penonton, karena selama durasi film, karakter Farah menjadi istri sholehah dan selalu mematuhi suami meskipun ia mengalami KDRT.
0 komentar:
Posting Komentar