Jumat, 25 Juli 2025

A World Without (2021)

 A World Without (2021)


Pemeran: Chicco Jerikho, Ayushita, Amanda Rawles, Asmara Abigail, Maizura, Jerome Kurnia, Dira Sugandi, Dimas Danang, Richard Kyle

Sutradara: Nia Dinata

Studio: Kalyana Shira Films, Netflix Indonesia
Salina (Amanda Ralwes), Ulfah (Maizura) dan Tara (Richard Kyle) tumbuh menjadi remaja yang putus asa dengan keadaan. Pandemi yang sudah terjadi hingga tujuh tahun lamanya membuat kehidupan ketiganya jauh dari apa yang mereka harapkan. Secercah harapan muncul dari sebuah institut dan organisasi bernama The Light. Mereka berjanji akan memberikan sistem pendukung dan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan keinginan para anggota. Para alumni The Light akan diproyesikan sebagai agen perubahan di masa depan oleh pemilik kedua yaitu Ali Khan (Chicco Jerikho) dan Sofia (Ayushita).
Sebagai anggota baru The Light, Salina dan kedua temannya sangat senang akhirnya mendapat kesempatan bisa bergabung dalam organisasi tersebut. Para anggota baru The Light diberi fasilitas berupa asrama dan segala kebutuhan dengan sangat lengkap. Setiap passion dari masing-masing anggota bisa berkembang dengan maksimal. di Cahaya. Salina bergabung dalam pendidikan pembuat konten digital dan bertemu dengan Hafiz (Jerome Kurnia). Lalu Ulfah bergabung dalam pendidikan pemasaran dan Tara bergabung dalam pendidikan Kecantikan & Perawatan Kulit.

Selama menjalani hidup di bawah pengawasan The Light, para anggota laki-laki dan perempuan dipisahkan seperti pesantren. Mereka diperbolehkan untuk berinteraksi untuk urusan pendidikan serta pekerjaan saja. Kebersamaan yang terjalin antara Salina dan Hafiz membuat keduanya saling jatuh cinta. Namun mereka harus berusaha menyembunyikan perasaan tersebut jika ingin dengan tenang menjalani hidup di The Light.

Para anggota The Light yang sudah berusia 17 tahun akan langsung dipernikahkan dengan seseorang melalui sistem perjodohan "The Matchmaker" oleh Yang Istimewa yaitu Ali Khan. Sistem "The Matchmaker" tersebut melihat calon suami istri itu berdasarkan passion dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Ulfah menjadi yang pertama di antara Salina dan Tara untuk segera menikah dengan orang yang telah ditentukan oleh The Light. Salina dan Tara sangat terkejut melihat jodoh yang dipilih untuk Ulfah ternyata Hafiz. Mereka tidak bisa menolak sistem "The Matchmaker" karena menurut The Light, hal tersebut sudah sangat tepat dan akurat.

Setelah Hafiz dan Ulfah menikah, mereka tidak lagi tinggal di The Light. Salina pun harus menjalankan pekerjaannya sebagai pembuat konten seorang diri. Meskipun patah hati, Salina mendapat kesempatan menjadi sutradara untuk film dokumenter tentang Ali Khan dan Sofia. Hal tersebut berhasil mendorong semangat Salina untuk move-on dan fokus pada pekerjaannya.

Hari terus berlalu, selama Salina mengambil gambar dan syuting kehidupan sehari-hari Ali Khan dan Sofia ia curiga dengan hal aneh yang sengaja mereka sembunyikan tentang The Light. Salina pun diam-diam merekam segala perbincangan dan rahasia tentang masa lalu kehidupan Ali Khan dan Sofia sebelum membangun organisasi The Light. Ia pun akhirnya mendapat fakta jika Sofia sudah berkali-kali mengalami kegagalan. Hal tersebut membuat Sofia memutuskan untuk menyuruh sang suami segera menikah lagi dengan salah satu anggota yang ada di The Light.
Meskipun perbuatannya cukup berbahaya, Salina bertekad akan mengungkap sisi buruk The Light yang selama ini disembunyikan oleh Ali Khan dan Sofia. Salina harus berjuang sendirian karena satu-satunya sahabat yang tersisa yaitu Tara kini sudah berusia 17 tahun dan akan segera menikah dengan Aditya (Richard Kyle), anak laki-laki dari investor besar organisasi The Light. Mampukah Salina menyelamatkan dirinya dari organisasi The Light?
memberikan kisah dystopian futuristik yang terbilang sangat jarang diangkat oleh sineas film Indonesia. Bersetting pada tahun 2030, Ibunia dan Lucky menyajikan kisah sebuah institut dan organisasi bernama The Light. Materi promosi film ini yang sangat gencar dilakukan sejak bulan lalu sukses memancing rasa penasaran penonton. Konsepnya terasa seperti film sekte atau kultus sesat yang melakukan brainwash kepada para anggotanya. Namun ditangan Ibunia, film A WORLD WITHOUT (2021) ini membawa ke arah yang berbeda dari dugaanku sebelumnya. Film ini menunjukkan bagaimana tentang pemberdayaan perempuan, isu pernikahan dini yang tidak seindah mimpi, kekerasan dalam rumah tangga hingga peran media yang sangat berpengaruh pada generasi muda. Hal tersebut membuat jalan cerita menjadi sangat menumpuk dan padat, sehingga inti cerita tentang The Light ini menjadi tidak jelas. Banyak pertanyaan-pertanyaan tentang plot film ini tidak terjawab dengan baik. Selain itu, tak sedikit juga beberapa adegan serta dialog yang menurutku terasa menyebalkan dan ngeri. Frontal sih tidak masalah namun pembawaannya ituloh menurutku tidak cocok banget.
Nia Dinata dan Lucky Kuswandi tampil sangat optimis dengan premis perjodohan di suasana dystopian ini akan sangat menarik dengan menambahkan unsur futuristik di dalamnya. Namun sayang banget, elemen futuristik tahun 2030 dalam film ini menurutku sangat memaksakan diri. Mulai dari visual gadget, seragam, sinematografi hingga set lokasi yang sama sekali tidak menyatu dengan baik. Konsep Anda yang dibuat lebih sederhana tanpa embel-embel futuristik mungkin akan jauh lebih mudah untuk dinikmati. Secara keseluruhan, A WORLD WITHOUT (2021) tidak seperti janji manis yang diberikan pada materi promosinya. Semoga film ketiga dari Netflix Indonesia nantinya bisa lebih jauh lagi

0 komentar:

Posting Komentar