Juli 22, 2025
Tarian Lengger Maut (2021)
Pemeran: Della Dartyan, Refal Hady, Hetty Reksoprodjo, Alyssa Abidin, Bintang Satria
Sutradara: Yongki Oengestu
Studio: Gambar Aenigma, Gambar Visinema
Seorang dokter muda tampan bernama Dr. Jati (Refal Hady) datang ke Desa Pager Alas. Disana ia membuka praktik dokter umum untuk mengobati dan merawat warga desa yang sedang sakit. Dibalik kemunculan yang kalem dan pendiam, rupanya Dr. Jati menyimpan rasa takut dan trauma yang sudah dirasakan sedari kecil. Ia menjadi Saksi mata atas kematian ibunya yang sadis dan juga mengalami kekerasan dari sang ayah. Hal itu membuat Dr. Jati terpukul dan tumbuh menjadi seorang pembunuh berantai. Masa kecil yang sangat mengerikan itu terus terbayang sampai ia berusia dewasa dan satu-satunya cara untuk menenangkan diri yaitu mendengarkan suara detak jantung. Dengan memanfaatkan profesinya sebagai seorang dokter, ia melancarkan aksi gilanya membunuh para korban dan mengambil organ jantung mereka sebagai koleksi pribadi.
Sementara itu, menjelang acara pementasan Tari Lengger, beberapa warga di Desa Pager Alas tiba-tiba hilang secara misterius. Hal tersebut membuat guru Tari Lengger yaitu Mbok Girah (Hetty Reksoprodjo) berpikir jika desa mereka sedang diganggu oleh sosok misterius. Ritual besar Tari Lengger pun segera dilakukan di Desa Pager Alas yang bertujuan untuk menolak bala. Dalam pementasan tersebut, turut ditampilkan Penari Lengger baru yaitu Sukma (Della Dartyan).
Seiring berjalannya waktu, jumlah warga yang hilang terus bertambah. Mbok Girah kemudian meminta Sukma untuk menampilkan yang terbaik dalam pementasan Tari Lengger. Ia pun memberikan sebuah benda pusaka bernama Indang pada Sukma. Benda tersebut konon memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi sang penari dari segala ancaman dan bahaya. Sukma yang dikenal sebagai gadis paling cantik di Desa Pager Alas terus berlatih bersama dengan Mbok Girah dan Welas (Alyssa Abidin) agar penampilan perdananya bisa memuaskan para penonton.
Acara pementasan Tari Lengger pun tiba, Dr. Jati ikut datang ke acara tersebut untuk menyaksikan kemeriahannya. Disana, ia melihat Sukma untuk pertama kalinya. Jantung Dr. Jati berdetak kencang saat melihat Sukma. Hal itu membuatnya tak tenang sekaligus panik. Untuk menenangkan diri, ia terpaksa harus membunuh lebih banyak orang lagi. Kali ini, korban berikutnya dari Dr. Jati adalah Bayu (Bintang Satria), anak kandung dari Welas.
Semua ritual Tarian Lengger sudah dilakukan dengan benar, namun Mbok Girah beserta rekan-rekannya merasa aneh karena warga yang hilang secara misterius terus bertambah. Warga di Desa Pager Alas kemudian siap menggelar pentas Tari Lengger yang lebih besar bersama dengan Sukma. Disaat atraksi Tari Lengger berlangsung, Sukma menari di luar kendali hingga jatuh pingsan. Mbok Girah dan rekan-rekannya langsung membawa Sukma ke kediaman Dr. Jati untuk mendapatkan perawatan.
Ketika Sukma tersadar, ia merasa terkejut berada di ruang periksa Dr. Jati. Ia pun menyatakan untuk keluar dari rumah. Namun yang mengejutkan, Sukma menemukan sebuah ruangan eksekusi yang berisi belasan topless dengan isi organ jantung dari para warga yang selama ini hilang. Akankah Sukma berhasil menyelamatkan diri dari Dr. Jati?
tampil serba nanggung dan diakhiri dengan sangat antiklimaks! Jujur, ketika kemarin (17/5) saya menonton film ini, banyak penonton lain mengumpat dan kesal setelah mengetahui filmnya telah selesai. Korelasi antara Tari Lengger dan sosok dokter psikopat ini tidak menyatu dengan baik. Alhasil, judul film yang sangat menggiurkan ini hanya pemanis belaka dan berakhir sia-sia saja. Lebih lanjutnya, setengah durasi film terutama di paruh awal juga terasa sangat membosankan. Pengembangan karakter dari Sukma, Mbok Girah dan para warga sangatlah minim. Beberapa dialog bahasa jawa yang dilontarkan pun sedikit membuat tanda tanya karena minusnya subtitle bahasa Indonesia. Misteri dan ketegangan yang ditebar baru bisa memacu adrenalin dengan api disaat 25 menit menuju akhir film. Namun disaat semuanya sudah terbangun dengan sangat baik, sang sutradara dan penulis naskah mengakhiri filmnya dengan sangat nanggung!
masih mempunyai poin plus berkat penampilan apik dari Refal Hady dan Della Dartyan. Sosok dokter psikopat yang diperankan Refal memang menakutkan dan intimidatif. Ganteng-ganteng kok pembunuh berantai sih. Ngeri! Karakter Sukma yang diperankan Della Dartyan pun semakin terpancar pesonanya saat ia melakukan Tari Lengger. Namun sayang, pendalaman karakter Sukma disaat paruh awal film menurutku terlalu lemah lembut dan pemalu. Andai saja film ini mempunyai durasi yang sedikit panjang dan melakukan pendalaman cerita terhadap para karakternya, mungkin bisa menjadi sebuah film thriller yang mengasyikkan. Greget banget dengan endingnya!
0 komentar:
Posting Komentar