Rabu, 30 Juli 2025

Miracle In Cell No.7 (2022)

 Miracle In Cell No.7 (2022)

Pemeran: Vino G. Bastian, Graciella Abigail, Indro Warkop, Tora Sudiro, Rigen Rakelna, Indra Jegel, Denny Sumargo, Mawar Eva De Jongh, Agla Artalidia, Iedil Dzuhrie Alaudin, Nadila Ernesta, Makayla Rose, Yati Surachman, Sheila Dara Aisha, Marsha Timothy, Rukman Rosadi

Sutradara: Hanung Bramantyo

Studio: Gambar Falcon
Setelah kematian sang istri, Dodo Rozak (Vino G. Bastian) berusaha menjadi ayah dan single parent yang terbaik untuk anak semata wayangnya yaitu Kartika (Graciella Abigail). Meskipun ayahnya memiliki keterbatasan dalam hal kecerdasan tak membuat Kartika malu. Ia justru sangat sayang dan juga bangga pada sang ayah karena sering membuat Ika bahagia setiap saat. Untuk mendapatkan penghasilan, Dodo berjualan balon keliling dengan menggunakan sepeda kesayangannya.
Suatu hari, disaat Dodo dan Ika mengirimkan pesanan balon, mereka tak sengaja melihat anjing kesayangan dari pemilik rumah tertabrak motor. Kejadian itu membuat sang pemilik yaitu Melati (Makayla Rose) sangat sedih dan sedih. Dodo dan Ika kemudian pergi meninggalkan rumah itu. Keesokan harinya, Dodo kembali ke rumah tersebut dan ingin memberikan balon berbentuk anjing agar Melati tidak sedih dan menangis lagi. Namun sayang, niat baik Dodo itu malah membuat dirinya dikatakan sebagai pelaku pembunuhan sekaligus licik terhadap Melati. Dodo yang autisme itu tidak bisa menjelaskan dengan baik tentang apa yang sebenarnya terjadi.Orang tua dari Melati yaitu Willy Wibisono (Iedil Dzuhrie Alaudin) dan Sonya Wibisono (Nadila Ernesta) langsung menjebloskan Dodo ke penjara dan berharap Dodo dihukum mati karena telah menyebabkan anak mereka meninggal dengan cara yang tragis.
Kejadian tersebut menggemparkan media massa dan berita. Dodo berpotensi mendapatkan ancaman hukuman mati jika terbukti telah membunuh dan memperkosa anak di bawah umur. Selama proses konferensi, Dodo ditahan di penjara dan satu ruangan sel bersama Japra (Indro Warkop), Zaki (Tora Sudiro), Yunus (Rigen Rakelna), Atmo (Indra Jegel) dan Asrul (Bryan Domani). Kasus yang menimpa Dodo itu membuat Japra dan yang lainnya sangat kesal. Mereka yang awalnya sangat membenci Dodo perlahan bisa melihat sisi yang tak terungkap. Selama di sel penjara juga Dodo terus meminta untuk bisa menghubungi anaknya.
Kepala sel tahanan yaitu Sanusi (Denny Sumargo) pun merasa ada yang tidak beres dengan kasus Dodo. Ia pun menyelidiki berkas kasus Dodo untuk memastikan kebenaran akan tindakan kriminal yang konon dilakukan oleh Dodo. Apakah Dodo bisa terbebas dari hukuman berat yang mengancamnya?

ini. Namun ditangan Alim Sudio dan Hanung Bramantyo, versi Indonesia-nya menampilkan cerita yang lebih mudah dicerna untuk semua kalangan. Proses kreativitas dengan menambahkan atau menggantinya dengan elemen Indonesia dalam film ini juga terbilang cukup baik. Penyesuaian budayanya masih masuk akal dan bisa terkait dengan kondisi disekitar kita. Kritik dan sentilan untuk situasi dunia perhukuman yang tumpul keatas dan tajam kebawah bisa penonton rasakan di film ini.

Untuk urusan komedi, versi Indonesia nya juga melakukan penyesuaian agar bisa membuat penonton tertawa lebih lepas. Hal tersebut ternyata berhasil! Serangkaian lelucon yang dilakukan geng napi di penjara itu benar-benar berhasil! Tektokan Indro Warkop, Tora Sudiro, Rigen Rakelna, Indra Jegel dan Bryan Domani asik dan candu banget! Baru kali ini aku bisa menikmati kelakuan Rigen Rakelna di film layar lebar. Ha ha ha. Meskipun tampil menghibur, film ini menurutku masih ada beberapa bagian yang bolong. Plot hole paling terasa pada saat si anak kecil yang tiba-tiba bisa pentas dan masuk ke sel penjara. Adegan tersebut sama sekali tidak ada build-up nya, sehingga tak sedikit membuat penonton agak bingung dan mengucap 'kok bisa?'. Kalau di versi Korea kan dijabarin. Selain itu, ada juga beberapa adegan yang sebenarnya tidak perlu dan jika penghapusan pun tidak menjadi masalah besar. Andaikan di potong juga, akan lebih efektif karena durasi filmnya sendiri sudah panjangan.

0 komentar:

Posting Komentar