Juli 29, 2025
Samsara (2024)
Pemeran: Ario Bayu, Juliet Burnett, Gus Bang Sada, I Wayan Wira Kusuma, Alit Aryani Willems, Siko Setyanto, Ni Ketut Arini, Cok Sawitri, Nyoman Darwin Setiabudi, I Kadek Agung Arya Krisna
Sutradara: Garin Nugroho
Studio: Cineria Films, Bengkel Garin, Lynx Films, Djarum Foundation
Pada tahun 1930an, keindahan Pulau Bali semakin dikenal luas dan mendunia. Banyak tokoh-tokoh dari luar negeri yang datangan ke Bali untuk tujuan wisata. Banyaknya warga asing yang tinggal di Bali menghasilkan percampuran budaya dan pernikahan dengan warga pribumi asli. Salah satunya yaitu Sinta (Juliet Burnett), anak dari konglomerat Belanda yang menikah dengan pria pribumi dari golongan bangsawan Bali.
Sedari kecil, Sinta sudah terbiasa bermain dengan anak-anak pribumi yang ada disekitar rumahnya. Meskipun status sosialnya berbeda, keluarga Sinta tidak membatasi sang anak untuk berinteraksi dengan siapa pun. Salah satu anak pria yang sering mengajak Sinta bermain yaitu Darta (Ario Bayu). Saat beranjak dewasa, Darta jatuh cinta kepada Sinta dan ingin melamarnya dengan membawa beberapa uang koin dan perhiasan sederhana untuk diberikan kepada keluarga Sinta. Namun sayang, lamaran Darta ditolak oleh ayah Sinta karena alasan perbedaan status sosial. Darta dan Sinta pun sedih karena cinta mereka tidak bisa bersatu di pelaminan.
Penolakan tersebut membuat Darta murka. Ia marah karena cintanya tidak direstui gara-gara kondisi ekonominya yang miskin dan bukan berasal dari golongan bangsawan. Darta semakin kecanduan dengan Sinta. Ia mengambil jalan pintas melakukan pesugihan dengan Siluman Raja Monyet (Gus Bang Sada) untuk mendapatkan kekayaan. Ritual gaib antara Darta dan Siluman Raja Monyet menghasilkan hasil tersebut. Darta kini bergelimang harta dan seketika langsung mendapat restu dari kedua orang tua Sinta untuk menikah.
Darta dan Sinta akhirnya resmi menikah dan hidup sebagai pasangan suami istri. Kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kehamilan anak pertama mereka. Namun sayang, dibalik keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga Darta dan Sinta ini, terdapat konsekuensi besar yang harus dihadapi oleh rumah tangga Darta. Ketiganya menerima kutukan mengerikan dari Siluman Raja Monyet. Berbagai permasalahan juga terjadi pada ketiganya dan mengancam keselamatan mereka bertiga karena Siluman Raja Monyet berencana akan melakukan kompensasi karena Darta perjanjian yang sudah mereka setujui.
sendiri menjadi salah satu film karya Garin Nugroho yang cukup mudah diikuti alur cerita dan tidak seperti arthouse biasanya. Premis sederhana tentang melakukan ritual perjanjian gaib demi mengejar cinta sudah sering sekali kita temukan baik dalam film, ftv, sinetron maupun serial. Premis sederhana tersebut ternyata bisa menjadi sajian yang sangat memukau oleh seorang Garin Nugroho. Budaya dan keindahan Bali tempo dulu tervisualkan dengan luar biasa dalam film ini. Ketidakpastian magis dan kesan mistis tentang Siluman Raja Monyet juga terasa sangat maksimal disepanjang film. Salah satu adegan yang mengesankan yaitu saat pertama kali Darta masuk ke kerajaan monyet tersebut. Merinding banget!
ini seolah menjadi sebuah penghormatan bagi film-film klasik di era tahun 1930an. Selain itu, hadirnya film ini juga bisa disebut sebagai terobosan dari sang sutradara yang berani untuk mundur dengan konsep jadul ditengah perkembangan pesat dan canggihnya teknologi di industri sinema seperti saat ini. Yang menjadi daya tarik selanjutnya dari film ini kolaborasi yaitu musik tak lazim antara musik tradisional dengan musik elektronik modern! Lalu bagaimana dengan hasilnya? Wow! Sungguh mengesankan! Perpaduan suara gamelan yang dimainkan oleh Tim Gamelan Yuganada memberikan sentuhan magis dan sakral disepanjang film. Tempo dan alunannya semakin lengkap sekaligus mencengangkan saat berkat sentuhan musik elektrik dari Gabber Modus Operandi.
Untuk jajaran pemain, penampilan Ario Bayu, Juliet Burnett dan para pendukung lainnya sukses menunjukkan kualitas akting mereka meskipun tanpa dialog sama sekali. Gesture tubuh, ekspresi muka hingga tarian bernuansa magis yang sangat Bali banget bisa tersampaikan dengan baik kepada penonton, sehingga alur cerita serta maksud dan tujuan dari film ini mudah dipahami. Jadi tak heran di Festival Film Indonesia 2024 kemarin
0 komentar:
Posting Komentar