Juli 22, 2025
Greta (2019)
Pemeran: Isabelle Huppert, Chloë Grace Moretz, Maika Monroe, Colm Feore, Jane Perry, Stephen Rea, Zawe Ashton
Sutradara: Neil Jordan
Studio: Focus Feature, Sydney Kimmel Entertainment, Showbox, Starlight Culture Entertainment, Screen Ireland, Feat Pictures
Frances (Chloë Grace Moretz) seorang gadis muda yang bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran fine dining. Setiap hari ia pulang dan pergi ke tempatnya bekerja menggunakan kereta Subway. Namun pada suatu hari, ketika Frances akan keluar dari kereta, ia tak sengaja menemukan sebuah tas wanita berwarna hijau yang ada di dalam kereta. Ia pun langsung mendorong menuju bagian loket Lost & Found untuk menyerahkan barang tersebut, tapi ternyata loket Lost & Found nya sudah tutup. Frances lalu membawanya ke apartemen supaya tasnya aman.
Setibanya di apartemen, temannya yaitu Erica (Maika Monroe) langsung membuka isi tas berwarna hijau itu dan menemukan sebuah dompet, obat tablet, kartu identitas, dan sedikit peralatan make-up. Frances bermaksud berbaik hati untuk mengembalikan tasnya ke alamat sesuai dengan kartu identitas yang ada di dalam tas itu.
Keesokan harinya, sebelum berangkat bekerja, Frances mengantarkan dulu tasnya, hingga tibalah ia disebuah rumah dan disambut dengan sangat ramah oleh pemiliknya yaitu Greta Hideg (Isabelle Huppert). Sang pemilik tas merasa sangat senang dan berterima kasih pada Frances karena sudah mengembalikan dan mengantarkan tasnya. Greta langsung mengajak Frances untuk meminum hidangan yang ia siapkan. Greta lalu sedikit bercerita tentang hidupnya. Ia kini hidup sendiri, suami dan anaknya yang bernama Nicola sudah tiada. Greta yang berlogat dan berdialek bahasa Perancis ini cukup mahir bermain piano berkat nenek suaminya selalu mengajarkannya. Greta begitu baik pada Frances hingga membuatnya merasa mendapat perhatian seorang ibu, karena ibu Frances sendiri sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Greta lalu meminta nomor ponsel Frances untuk komunikasi lebih lanjut sekaligus merencanakan mengajak makan malam di waktu luang.
Menggunakan pengembalian tas itu, komunikasi Greta dan Frances semakin intens. Bahkan Frances mengajak Greta untuk mencari anjing peliharaannya agar selalu ada yang menemaninya dimanapun ia berada. Ide ini membuat Greta senang. Dengan bantuan Frances ia akhirnya bisa mengadopsi seekor anjing untuk dirumahnya. Sebagai ucapan terima kasih, Greta mengundang Frances dengan sepenuh hati mengajak makan malam dan memasak bersama dirumahnya. Frances menghidangkan masakan khas buatan almarhum ibunya dan Greta menghidangkan masakan khas dari Perancis. Ketika Frances sedang mencari sebuah lilin untuk dipasang di meja makan, tak sengaja ia membuka sebuah lemari yang berisi tas-tas berwarna hijau tua serupa dengan tas yang ia temukan pada saat di kereta Subway. Ketika Frances cek, isinya pun sama dan setiap tas itu diberi nama dan nama lengkap Frances McCullen pun terpampang menempel di salah satu tas tersebut.
Frances kaget dan panik. Ia mencoba setenang mungkin untuk pergi dari rumah Greta dan membatalkan makan malam. Greta bingung melihat perubahan sikap Frances yang tiba-tiba seperti tidak fit dan berkeringat. Ia pun mempersilahkan Frances untuk pulang. Setibanya di apartemen, ia langsung menceritakan kejadian itu pada Erica. Sahabatnya itu langsung menyarankan Frances untuk menjauhi Greta dan melaporkannya ke kepolisian.
Menggunakan kejadian itu perlahan Frances mulai menghindar dari Greta. Puluhan kali panggilan dari Greta tak pernah ia angkat. Frances semakin ketakutan, ia lalu melaporkan telepon teror dari Greta ke polisi, namun polisi menganggap kasus Frances terlalu sederhana. Polisi hanya menyarankan Frances untuk menolak & menghindari saja dari pelaku. Semakin hari, sikap Greta pada Frances semakin berposesif. Greta bagaikan ibu kandung dari Frances yang setiap saat, setiap waktu menghubungi dan bahkan mengawasi Frances ketika sedang bekerja. Tak tahan lagi dengan kelakuan Greta, ia langsung mendatangi Greta dan memarahinya agar tidak mengikuti lagi. Tapi sikap Greta masih seperti itu dan tidak menggubris keinginan Frances.
Hari demi hari, kehadiran Greta semakin mengganggu kehidupan Frances. Apalagi temannya, Erica pun mulai ikutan diganggu oleh Greta. Dikala Frances sedang bingung untuk menghentikan teror Greta, ia lalu berinisiatif mencari tahu sosok Greta dengan meyakinkan ke area sekitar rumahnya dan melihat tumpukan surat-surat yang ada di tong sampah. Ketika menelusuri siapa sosok Greta Hideg, Frances mendapatkan sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Greta merupakan seorang psikopat yang sangat terobsesi dengan gadis-gadis remaja dan kemudian ia akan mengira sebagai anaknya. Disaat Frances semakin terancam, Erica lalu menghubungi ayah dari Frances untuk meminta pertolongan. Mampukah Frances dan Erica terbebas dari teror Greta?
Siapa yang tak pernah menjadi penguntit? Semua orang saya yakin pernah membaca informasi seseorang dengan sangat detail agar semua yang ia inginkan tercapai. Namun kadar penguntit setiap orang tidaklah sama. Ada yang masih bermain dalam tahap biasa saja hingga ke level paling gila.
Cerita tentang seorang penguntit tingkat dewa ini hadir dalam sebuah film thriller berjudul GRETA (2019) yang baru saja dirilis di bioskop Indonesia mulai hari ini, 10 April 2019. Film yang dibintangi Chloë Grace Moretz ini menyajikan sebuah cerita yang sangat mengganggu privasi seorang gadis belia bernama Frances McCullen yang memecahkan kena jebakan dari seorang ibu-ibu paruh baya bernama Greta Hideg. Paruh awal film dibangun dengan drama yang menurutku kurang greget. Chemistry antara Moretz dan temannya masih terlihat kaku dan canggung. Kehadiran Greta dikehidupan Frances juga diawal film terasa kurang greget. Hanya itu saja, alasan Frances tidak menyukai almarhum ibunya dan juga ayah yang tidak tinggal serumah tidak dijelaskan dengan sangat baik, alhasil ketika Frances merasa mendapatkan perhatian seorang ibu dari sosok Greta menjadi kurang meyakinkan.
Namun kekurangan itu kemudian tertutupi usai sosok Greta tak sengaja terbongkar oleh Frances saat ia salah membuka lemari. Ketegangan dan teror yang intens perlahan mulai dibangun dengan baik. Sisi penguntit mulai dari hal kecil hingga ke level psikopat dilakukan dengan sangat baik oleh Isabelle Huppert. Hal-hal seperti mencari tahu seseorang melalui media sosialnya lalu terus menelepon puluhan kali karena khawatir hingga membuntuti kemanapun Frances berhasil membuat sosok Greta menjadi tidak beres. Aku sangat suka saat Greta mengejar perhatian dari Frances hingga melibatkan orang-orang di sekitar Frances. Aksi kucing-kucingan mereka berdua dan juga Erica bikin gregetan. Makin menuju akhir, film ini semakin menggila dengan segala kelakuan Greta yang ternyata seorang psikopat. Maksud dan tujuan Greta melakukan ini semua sebetulnya cukup berhasil menenangkan kepala penonton, tapi sayang, latar belakang siapa sebenarnya Greta lagi-lagi tidak dijelaskan dengan baik. Pergaulan karakter saat Frances mencari tahu sosok Greta juga memberikan informasinya sangat nanggung.
Terlepas dari kekurangan itu, tenang ketika memasuki babak akhir, ketegangan intens kembali ditebar lewat aksi bantuan dari detektif setempat dan juga Erica. Jebakan yang dilakukan Greta pada Frances makin lama makin gila dan horor. Meskipun kinerjanya sudah sangat dapat diprediksi, kinerjanya tidak terlalu mengecewakan. Penampilan Moretz dan Isabelle Huppert begitu apik dan meyakinkan. Moretz menampilkan sosok Frances begitu khawatir dan ketakutan setelah mengetahui sosok Greta yang sebenarnya.
0 komentar:
Posting Komentar