Rabu, 23 Juli 2025

Before, Now & Then - Nana (2022)

 Before, Now & Then - Nana (2022)

Pemeran: Happy Salma, Arswendy Beningswara, Laura Basuki, Ibnu Jamil, Chempa Putri, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana, Dhea Safira, Gita Maya, Barran Akmal, Muhammad Robi Aditya, Amira Mazaya, Kemal Ferdiansyah

Sutradara : Kamila Andini

Studio: Fourcolours Films, Yayasan Titimangsa

Nana (Happy Salma) dan anaknya yang masih bayi terpaksa harus bersembunyi ke dalam hutan bersama dengan sahabatnya, Ningsih (Rieke Diah Pitaloka) demi menghindari nikah paksa dengan para tentara komunis. Suami dari Nana diketahui dan Ningsih sendiri sudah tidak beruntung. Mereka pasrah dan menganggap para suami telah ditangkap dan dibunuh oleh Belanda atau komunis.

Waktu terus bergulir. Kini Nana sudah menikah lagi dengan duda lurah desa yang sudah mempunyai dua orang anak bernama Pak Darga (Arswendy Beningswara). Dari pernikahan itu, Nana dan Pak Darga dikaruniai seorang anak perempuan bernama Dais (Chempa Putri). Kehidupan rumah tangga Nana dan Pak Darga berjalan dengan harmonis. Keduanya bekerja sama mengembangkan bisnis perkebunan sayur mayur dan tanah.
Suatu hari, Nana dikejutkan dengan penemuan pakaian kebaya berwarna merah asing yang ditemukan pembantunya. Setelah itu, datanglah sebuah surat ajakan makan siang bersama untuk sang suami beserta kiriman daging ke rumah. Nana pun penasaran dan langsung browsing tentang siapa pengirim surat dan daging tersebut. Setelah ditelusuri, sosok yang mengirim surat itu adalah Ino (Laura Basuki), juragan peternak sapi dan penjual daging di pasar. Sosoknya yang masih muda serta cantik membuat Nana merasa minder. Namun Nana memilih untuk tidak mempermasalahkan hal tersebut demi menjaga nama baik keluarga dan juga sang suami.
Hari demi hari terus berlalu, selain rumah tangganya diganggu oleh kehadiran perempuan idaman lain, Nana juga masih saja dihantui kenangan masa lalunya bersama sang suami, Icang (Ibnu Jamil). Setiap malam ia selalu bermimpi dan bertemu dengan Icang. Nana pun kembali merahasiakan hal tersebut agar sang suami tidak sakit hati. Keesokan harinya, keluarga Pak Darga mengadakan pesta dan pentas seni kecil-kecilan dirumahnya. Semua warga diundang termasuk Ino. Saat Nana dan Ino bertemu, terjadilah situasi cair. Ino bisa membaur dengan Nana termasuk dengan Dais. Bahkan Dais meminta izin pada ayah dan ibunya agar Ino bisa tinggal sementara di rumah. Disaat Pak Darga sedang sibuk bekerja dan pergi dari kampung, Nana dan Ino merasa lebih bebas dan leluasa dalam melakukan hal apapun. Mereka berdua bersama dengan anak-anak selalu menghabiskan waktu untuk bermain. Terkadang Nana juga sering curhat pada Ino tentang apa yang selama ini menjadi beban dalam hidupnya.
Hingga suatu ketika, Pak Darga berbicara empat mata dengan Nana dan mengizinkan istrinya untuk menyukai pria lain jika ada. Hal tersebut membuat Nana terkejut. Pak Darga beralasan, tujuan menikahi Nana kala itu hanya ingin membuat Nana tersenyum dan bahagia lagi. Setelah semuanya tercapai, Pak Darga menganggap itu sudah selesai. Tapi Nana enggan pindah ke pria lain karena dia sudah bahagia bersama dengan Pak Darga. Nana berasumsi jika suaminya sedang meminta cerai dengan baik. Keputusan berat akhirnya harus diambil oleh mereka berdua.
Untuk segi cerita, Kamila Andini menyajikan potret cerita perempuan Sunda di era 40-50an yang rumah tangganya diguncang pelakor namun dengan soft, tanpa berdramatis ria seperti film atau serial bertema pelakor yang sudah ada. Film ini mengupas rasa dilema, kebebasan serta emosi seorang istri yang selama ini selalu menahannya demi menjaga nama baik keluarga. Selain itu, bayang-bayang dari masa lalu tentang suami yang gak jelas nasibnya itu menjadi ketakutan yang terus mengikuti Ibu Nana kemanapun. Apa yang dirasakan Ibu Nana mungkin bisa terkait dengan semua orang yang pernah mengalami jika cinta pertama itu memang tidak pernah bisa dilupakan sampai kapanpun. Huhuhu #SAD. Kemunculan karakter pelakor yang diperankan dengan sangat memikat dari Laura Basuki juga tidak dibuat dramatis dan memicu emosi penonton. Kehadirannya justru membuat Ibu Nana bisa mengeluarkan segala perasaan yang selama ini tertahan di dalam hatinya. Keren sih kolaborasi maut dari Happy Salma dan Laura Basuki ini.
ini. Ditambah lagi film ini juga menggunakan 100% Bahasa Sunda yang boleh dibilang sempurna dalam segi tata bahasa dan logatnya. Laura Basuki yang selama ini identik dengan peran cici-cici metropolitan, berhasil bertransformasi menjadi juragan daging yang fasih dan lancar dalam Berbahasa Sunda. Agak kaget sih logatnya benar-benar Sunda banget! Penampilan Happy Salma juga tak kalah mengesankannya. Sosok Ibu Nana tampil begitu lembut, sendu namun tetap memiliki sisi rapuh dalam dirinya. Paling berkesan disaat Ibu Nana menangis setelah keluar dari kafe dan nembang sambil memeluk Dais. Merinding dan kuat sekali!



0 komentar:

Posting Komentar