Juli 20, 2025
Posesif (2017)
Pemeran: Adipati Dolken, Putri Marino, Yayu Unru, Cut Mini, Gritte Agatha, Chicco Kurniawan
Sutradara: Edwin
Studio: Film Palari
Lala (Putri Marino) seorang remaja kelas 3 SMA yang juga dikenal sebagai seorang Atlit Lompat Indah. Suatu hari, di sekolahnya kedatangan murid baru bernama Yudhis (Adipati Dolken). Gara-gara pertemuan mereka yang tak sengaja berkat kejadian sepatu, lama kelamaan keduanya menjadi dekat. Berkat kedua temannya juga yaitu Ega (Gritte Agatha) dan Reno (Chicco Kurniawan), Lala dan Yudhis semakin mengenal satu sama lain.
Lala terpesona dengan sosok Yudhis. Begitu juga sebaliknya. Mereka pun mengikrarkan untuk menjalin hubungan asmara. Ini merupakan cinta pertama bagi Lala. Sejak hadirnya Yudhis, kehidupan Lala menjadi lebih berwarna dan juga lambat-laun mengalami perubahan. Salah satunya Lala cukup berani mengambil keputusan untuk berhenti mengikuti latihan Lompat Indah yang langsung dilatih oleh sang Ayah (Yayu Unru).
Seiring berjalannya waktu, sosok Yudhis lama kelamaan menjadi posesif. Karena Yudhis sangat mencintai Lala dan ingin memiliki Lala selamanya. Sikap posef berlebihan dan cenderung diluar dugaan yang diperlihatkan Yudhis tak membuat rasa sayang dan cinta Lala berkurang.
Lala percaya ia bisa mengubah sosok Yudhis meskipun kehidupan Lala terancam hancur berantakan.
Kontroversi Film POSESIF (2017) yang tiba-tiba saja memborong 10 Nominasi di ajang Festival Film Indonesia 2017 yang akan digelar pada November 2017 mendatang, padahal belum tayang nasional secara di Bioskop membuat sebagian orang merasa terlalu berlebihan. Padahal Film POSESIF (2017) ini sudah mempunyai salah satu syarat jika ingin masuk Nominasi di ajang Festival Film Indonesia 2017 yaitu, Film POSESIF (2017) sudah mengadakan screening terbatas di berbagai daerah di Indonesia sebelum tayang serentak di Bioskop Indonesia pada 28 Oktober 2017 ini. Lalu, sebagian orang (termasuk gue) jadi penasaran banget dengan Film POSESIF (2017) ini. Segitu bagus kah hingga mampu tampil di Festival Film Indonesia 2017 dan mendapatkan banyak penghargaan?
Setelah gue nonton filmnya, Film Arahan sutradara Edwin "Babi Buta" ini ternyata memang sangat layak bisa borong penghargaan hingga masuk penghargaan Film Terbaik Festival Film Indonesia 2017! Sang sutradara yang lebih dikenal sebagai sutradara film-film arthouse dan anti-mainstream ini mencoba keluar dari zona nyamannya dan mengikuti trend pasar seperti yang dilakukan oleh
Dengan menggandeng penulis skenario Gina S. Noer, Edwin "Babi Buta" menghadirkan kisah drama percintaan anak ABG yang tak biasa! Buang jauh-jauh menganggap bahwa Film POSESIF (2017) ini akan seperti FTV-FTV di siang hari atau seperti Film drama-drama anak sekolahan yang beberapa tahun ini selalu hadir di Industri Film Indonesia.
Disini Edwin "Babi Buta" mencoba menghadirkan cerita yang tak hanya manis namun juga gelap, menegangkan dan depresif. Beliau menghadirkan sisi lain dari sebuah hubungan asmara anak remaja yang memang harus diakui, terkait dengan kondisi saat ini. Gue yakin siapapun pasti pernah mengalami hal-hal yang dilalui oleh karakter Lala dan Yudhis dalam film ini. Ketidakpastian ketegangan lewat sikap posesif dalam film ini juga dihadirkan dengan sebab dan akibat yang dijelaskan dengan sangat baik. Contohnya: menguntit media sosial, panggilan tidak terjawab puluhan kali, chat yang telat membantu pasti banyak penonton yang pernah mengalaminya. Iya kan? Sang sutradara sukses membawa emosi penonton Film POSESIF (2017) lewat alur cerita yang mengalir dengan sangat baik. Perjalanan emosional para pemain juga tergambar dengan janji. Meskipun cukup menakutkan adalah sosok Yudhis sendiri masih kurang digali lebih dalam lagi untuk backgroundnya.
Adol yang memerankan sosok Yudhis tampil sangat mengesankan. Salah satu performa terbaik Adol dalam karier filmnya ada disini. Debut Putri Marino yang merupakan Atlit Lompat Indah dan Renang juga tampil sukses mencuri perhatian dan mampu mengimbangi Adol. Pergolakan emosi sosok Lala yang baru mengalami jatuh cinta sangat oke!
Jajaran mendukung pun tampil tidak mengecewakan meskipun porsinya terbatas. Cut Mini mampu menjadi sosok penting untuk keseluruhan cerita cinta Yudhis dan Lala. Begitu juga dengan Yayu Unru. Gue paling terkesan dan berkaca-kaca ketika bagian cerita antara Lala dan Ayahnya.
Meskipun mencoba keluar dari zona nyaman, Edwin "Babi Buta" tetap mengambil gambar dan sinematografinya yang khas film-film arthouse. Hal ini sukses menambah "nyawa" untuk keseluruhan cerita Film POSESIF (2017). Pemilihan soundtrack mulai dari Dipha Barus dan Kalulla hingga Sheila On 7 cukup sukses membuat gue semakin terkesan dengan film ini.
Secara keseluruhan, Film POSESIF (2017) mengesankan! Salah satu Film Indonesia Terbaik dalam sejarah. Pesan yang disampaikan begitu dalam dan depresif!
0 komentar:
Posting Komentar