Senin, 28 Juli 2025

Pamali (2022)

 Pamali (2022)


Pemeran: Putri Ayudya, Marthino Lio, Taskya Namya, Fajar Nugra, Unique Priscilla, Rukman Rosadi, Iang Darmawan, Jordan Omar, Inayma
Sutradara: Bobby Prasetyo
Studio: Gambar Lyto, Studio Cerita

Jaka (Marthino Lio) dan istrinya yang tengah hamil yaitu Rika (Putri Ayudya) terpaksa pulang ke kampung halamannya setelah sang suami kehilangan pekerjaan sebagai karyawan. Jaka berniat menjual rumah warisan orang tuanya untuk melanjutkan hidup bersama Rika dan calon anak mereka. Sebelum menjualnya, Jaka ingin memastikan apakah rumah masa kecilnya masih layak untuk dihuni atau tidak. Pasalnya, sudah 20 tahun lebih Jaka tidak pernah pulang ke rumah karena dibesarkan oleh sang nenek dan menetap lama di Jakarta.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Jaka dan Rika akhirnya tiba di rumah itu. Bersama dengan Cecep (Fajar Nugra) teman semasa kecil Jaka yang dititipkan kunci oleh mendiang ibunya, mereka masuk dan ikut membersihkan rumah yang sudah lama tak berpenghuni itu. Karena aliran listrik dicabut, untuk sementara waktu menerangi rumah hanya menggunakan lampu pijar. Sebelum pulang, Jaka meminta Cecep memanggil tukang listrik ke rumah untuk segera diperbaiki. Selama seharian itu, Jaka dan Rika disibukkan membersihkan-bersih rumah. Rika melihat lukisan perempuan cantik bergaun pengantin Sunda. Sosok yang ada dalam lukisan tersebut adalah kakak kandung dari Jaka yaitu Nenden (Taskya Namya) yang sudah lama meninggal. Namun Jaka sama sekali tidak bisa mengingat tentang keluarganya karena saat itu ia masih kecil dan langsung diungsikan ke rumah sang nenek.
Malam harinya, Rika yang habis mandi langsung memotong kukunya. Jaka pun meminta sang istri untuk tidak melanjutkannya karena pamali dan bisa mendatangkan malapetaka. Rika yang cuek akan hal-hal mistis itu tak percaya akan mitos. Setelah selesai, ia berbaring dan tidur. Disaat mereka berdua sedang terlelap tidur, Rika terbangun dari tidurnya karena mendengar suara aneh dari luar kamar. Karena penasaran, Rika mencoba mencari sumber suara tersebut. Rika terkejut saat suara memotong kuku dan juga tangisan dari kamar sebelah yang terkunci terdengar jelas.
Waktu terus berlalu, Rika semakin sering mengalami berbagai macam gangguan. Ia berusaha untuk segera keluar dan pulang dari rumah itu namun Jaka selalu menolaknya dengan alasan dua hari lagi calon pembeli rumah akan datang. Selain ketakutan, Rika juga penasaran tentang masa lalu dari keluarga Jaka yang semuanya telah tiada. Rika berusaha mencari informasi tentang Ayah (Rukman Rosadi), Ibu (Unique Priscilla) dan Nenden pada Cecep. Hingga akhirnya Rika dan juga Jaka mengetahui tentang masa lalu kelam dari keluarganya itu.
Tahun 2022 menjadi tahun yang sempurna bagi genre horor di industri perfilman Indonesia. Tercatat dua film horor Indonesia tahun ini sukses menembus sembilan dan enam juta lebih penonton selama tampil di bioskop. Tak hanya itu saja, hampir setiap minggunya, pecinta film Indonesia dimanjakan dengan hadirnya film-film horor baru dengan premis dan ide yang menarik. Pada minggu ini, film horor PAMALI (2022) produksi Lyto Pictures akhirnya tayang juga di bioskop Indonesia mulai 6 Oktober 2022. Film ini merupakan adaptasi dari game horor buatan Indonesia produksi Storytale Studios.
Untuk segi cerita, film PAMALI (2022) ini menghadirkan premis super mainstream yang sudah sering kita temukan di film-film horor kebanyakan. Berkisah tentang pasutri yang menempati rumah tua lalu diganggu oleh penghuninya. Alur cerita mudah banget ditebak. Segala macam jumpfear yang dihadirkan pun tidak terlalu wow dan beberapa bagian malah bikin ngantuk. Makna dari kata Pamali juga tidak terlalu masuk ke dalam cerita utama film ini, seolah hanya membicarakan selewat saja.

Meski agak membosankan, film ini memiliki poin plus saat alur cerita berjalan maju mundur untuk mengungkap misteri keluarga Jaka. Transisinya cakep dan mulus. Alasan kenapa si Nenden jadi kuntilanak dan menyerang anggota keluarganya pun jadi masuk akal karena sikap mereka lebay dan juga tukang ngadu hahaha. Poin plus selanjutnya saya berikan pada Putri Ayudya, Marthino Lio, Taskya Namya, Unique Priscilla dan Rukman Rosadi. Mereka berlima begitu totalitas dalam menghidupkan karakter mereka masing-masing. Agak menakutkan sih kualitas akting mereka sudah sangat bagus tapi naskah skenario dan dialog yang didapat terlalu sederhana.

Untuk segi visual, sudut pandang dari orang pertama permainan khas saat mengeksplor setiap sudut ruangan seketika penonton seperti masuk ke dalam cerita. Andai saja sudut pandang seperti ini diperbanyak kemudian dikombinasikan dengan jumpfear atau momen penampakan yang sangat mencekam pasti jauh lebih seru dan membuat adrenalin penonton terpacu.

0 komentar:

Posting Komentar