Makmum 2 (2021)

Pemeran: Titi Kamal, Jason Bangun, Marcella Zalianty, Samuel Rizal, Dea Panendra, Pritt Timothy, Ence Bagus, Otig Pakis, Fuad Idris, Tomo Idris, Chacha MarisaSutradara: Guntur SoeharjantoStudio: Dee Company, Film Air Biru
Tak terasa sudah tiga tahun lamanya Rini (Titi Kamal) dipercaya untuk mengurus dan mengelola Panti Asuhan Citra. Namun sayang, kebahagiaan Rini harus terenggut setelah sang suami yaitu Ustadz Ganda (Ali Syakieb) meninggal dunia. Kini, dirinya hanya tinggal berdua saja dengan sang anak yaitu Hafiz (Jason Bangun).Suatu hari, Rini mendapat telepon dari Alif (Samuel Rizal), kawannya di kampung yang mengabarkan jika Bibinya telah meninggal dunia. Rini dan Hafiz pun segera pulang ke Desa Suayan untuk mengurus proses pemakaman dan acara tahlilan di sana.
Desa Suayan dikenal sebagai desa yang anti dengan modernisasi. Secara turun temurun, warga disana hanya mengandalkan kekayaan alam sebagai sumber daya mata pencaharian dan kebutuhan mereka. Setiap ada pejabat atau orang asing yang datang ke sana untuk menawarkan pemasangan listrik dan barang elektronik selalu ditolak. Warga sangat percaya dan patuh terhadap peraturan yang sudah diterapkan oleh sesepuh Desa Suayan yaitu Pak Ustadz Yusuf (Pritt Timothy).Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Rini dan Hafiz tiba di Desa Suayan. Dengan dibantu warga sekitar, proses pemakaman almarhumah berjalan dengan lancar. Rini dan Hafiz untuk sementara waktu akan menetap di Desa Suayan sampai acara tahlil tujuh hari digelar. Waktu terus bergulir, disaat Rini sedang menjalankan ibadah sholat, ia kembali diganggu oleh setan Makmum atau mahkluk halus bernama Khanzab. Tak hanya itu saja, setan Makmum ini juga ikut menghantui Hafiz. Rini dibuat heran, kenapa setan Makmum masih saja mengganggunya. Ia pun mencari tahu tentang kejadian apa saja yang pernah terjadi di Desa Suayan. Setelah ditelusuri, Rini mendapatkan informasi jika Pak Ustadz Yusuf sedang membangun masjid baru yang terletak di pinggir desa tepatnya berada di samping hutan terlarang.
Seiring berjalannya waktu, setan Makmum terus menghantui beberapa warga disana bahkan sempat berhasil berhasil menculik tiga anak warga desa. Rini dan para ibu-ibu lainnya yaitu Aisyah (Marcella Zalianty) dan Lastri (Dea Panendra) dibuat panik setengah mati setelah mengetahui anak-anak mereka masuk ke dalam hutan terlarang itu dan mengalami kerasukan. Kondisi Hafiz, Afdal (Yusuf Okzan) dan Firman (Fauzan Kenzie) tak sadarkan diri dan terus memburuk. Rini yakin jika gangguan setan Makmum yang dirasakan oleh warga Desa Suayan ini merupakan pertanda tidak baik. Meski dianggap musyrik karena percaya dengan adanya setan, Rini tetap yakin akan menguak misteri yang selama ini terjadi di Desa Suayan.
ini terbilang cukup menantang karena dilakukan ditengah Pandemi CoVid-19. Anggaran produksi jauh lebih besar dibandingkan film pertama karena harus mengutamakan kesehatan dan juga protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, jangka waktu pengambilan gambar pun jauh lebih lama hingga 30 hari lamanya karena lokasi pengambilan gambar berada di desa terpencil di Kabupaten Ciamis dan Garut, Jawa Barat. Lebih lanjutnya, Guntur Soeharjanto selaku sutradara film ini mengungkapkan jika pada sekuelnya ini akan menampilkan cerita lebih kompleks dari karakter Rini. Tak hanya itu saja, Kolaborasi menyanyikan sutradara dengan penulis skenario yaitu Rafki Hidayat dan Riza Pahlevi siap memberikan ketegangan jauh lebih intens dibandingkan film pertamanya.
ini membawa penonton untuk melihat lagi teror setan Makmum yang kembali menghantui Rini. Namun teror tersebut berasal dari sebuah wilayah fiktif bernama Desa Suayan. Penonton diajak untuk ikut memecahkan misteri mengapa setan Makmum ini kembali bergentayangan. Pada paruh awal film, penonton langsung dimanjakan dengan serangkaian jumpscared khas film Makmum. Meskipun sangat berulang, tapi keajaibannya masih tidak dapat diprediksi. Bahkan ada dua adegan jumpscared yang sukses memancing teriak, histeris hingga tepuk tangan penonton saat film diputar. Seiring berjalannya durasi film, plot terus bergerak maju untuk memecahkan misteri yang menyelamatkan Desa Suayan. Momen sekuel film terbaik ini jelas berada di paruh awal film. Selain jumpscared cerdik dan berkesan, film ini juga mempunyai adegan manipulatif yang eksekusinya cukup bagus. Sejujurnya, teror setan Makmum jauh lebih "unggul" dibandingkan film pertamanya. Setelah semuanya berjalan dengan sangat baik, skenario cerita menuju babak akhir film malah semakin kendor. Intens horror jadi tidak lagi menarik gara-gara keputusan cerita yang diambil menurutku terlalu "aneh". Padahal masih banyak banget potensi cerita mistis yang bisa diangkat dari semua kejadian yang telah terjadi dalam film ini. Tapi entah kenapa babak akhir film ini mengambil cerita seperti itu.
Untuk jajaran pemain, penampilan Titi Kamal sebagai Rini jauh lebih besar dan semakin kuat dari film pertamanya. Karakter Rini yang dibuat frustasi akan nasib anaknya cukup berhasil membuat penonton bersimpati terhadapnya. Andai saja peran yang dimainkan Marcella Zalianty dan Dea Panendra diekspolor lebih jauh mungkin akan lebih menarik dan bisa memperbaiki keanehan yang terjadi pada babak akhir film. Untuk segi visual dan scoring musik, sudah jelas sekuel MAKMUM 2 (2021) mengalami peningkatan yang cukup pesat. Efek CGI-nya semakin halus, musiknya menggelegar pada tempatnya dan yang pasti visual seram setan Makmumnya masih saja menyeramkan.

Pemeran: Titi Kamal, Jason Bangun, Marcella Zalianty, Samuel Rizal, Dea Panendra, Pritt Timothy, Ence Bagus, Otig Pakis, Fuad Idris, Tomo Idris, Chacha Marisa
Sutradara: Guntur Soeharjanto
Studio: Dee Company, Film Air Biru
Tak terasa sudah tiga tahun lamanya Rini (Titi Kamal) dipercaya untuk mengurus dan mengelola Panti Asuhan Citra. Namun sayang, kebahagiaan Rini harus terenggut setelah sang suami yaitu Ustadz Ganda (Ali Syakieb) meninggal dunia. Kini, dirinya hanya tinggal berdua saja dengan sang anak yaitu Hafiz (Jason Bangun).
Suatu hari, Rini mendapat telepon dari Alif (Samuel Rizal), kawannya di kampung yang mengabarkan jika Bibinya telah meninggal dunia. Rini dan Hafiz pun segera pulang ke Desa Suayan untuk mengurus proses pemakaman dan acara tahlilan di sana.
Desa Suayan dikenal sebagai desa yang anti dengan modernisasi. Secara turun temurun, warga disana hanya mengandalkan kekayaan alam sebagai sumber daya mata pencaharian dan kebutuhan mereka. Setiap ada pejabat atau orang asing yang datang ke sana untuk menawarkan pemasangan listrik dan barang elektronik selalu ditolak. Warga sangat percaya dan patuh terhadap peraturan yang sudah diterapkan oleh sesepuh Desa Suayan yaitu Pak Ustadz Yusuf (Pritt Timothy).
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Rini dan Hafiz tiba di Desa Suayan. Dengan dibantu warga sekitar, proses pemakaman almarhumah berjalan dengan lancar. Rini dan Hafiz untuk sementara waktu akan menetap di Desa Suayan sampai acara tahlil tujuh hari digelar. Waktu terus bergulir, disaat Rini sedang menjalankan ibadah sholat, ia kembali diganggu oleh setan Makmum atau mahkluk halus bernama Khanzab. Tak hanya itu saja, setan Makmum ini juga ikut menghantui Hafiz. Rini dibuat heran, kenapa setan Makmum masih saja mengganggunya. Ia pun mencari tahu tentang kejadian apa saja yang pernah terjadi di Desa Suayan. Setelah ditelusuri, Rini mendapatkan informasi jika Pak Ustadz Yusuf sedang membangun masjid baru yang terletak di pinggir desa tepatnya berada di samping hutan terlarang.
Seiring berjalannya waktu, setan Makmum terus menghantui beberapa warga disana bahkan sempat berhasil berhasil menculik tiga anak warga desa. Rini dan para ibu-ibu lainnya yaitu Aisyah (Marcella Zalianty) dan Lastri (Dea Panendra) dibuat panik setengah mati setelah mengetahui anak-anak mereka masuk ke dalam hutan terlarang itu dan mengalami kerasukan. Kondisi Hafiz, Afdal (Yusuf Okzan) dan Firman (Fauzan Kenzie) tak sadarkan diri dan terus memburuk. Rini yakin jika gangguan setan Makmum yang dirasakan oleh warga Desa Suayan ini merupakan pertanda tidak baik. Meski dianggap musyrik karena percaya dengan adanya setan, Rini tetap yakin akan menguak misteri yang selama ini terjadi di Desa Suayan.
ini terbilang cukup menantang karena dilakukan ditengah Pandemi CoVid-19. Anggaran produksi jauh lebih besar dibandingkan film pertama karena harus mengutamakan kesehatan dan juga protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, jangka waktu pengambilan gambar pun jauh lebih lama hingga 30 hari lamanya karena lokasi pengambilan gambar berada di desa terpencil di Kabupaten Ciamis dan Garut, Jawa Barat. Lebih lanjutnya, Guntur Soeharjanto selaku sutradara film ini mengungkapkan jika pada sekuelnya ini akan menampilkan cerita lebih kompleks dari karakter Rini. Tak hanya itu saja, Kolaborasi menyanyikan sutradara dengan penulis skenario yaitu Rafki Hidayat dan Riza Pahlevi siap memberikan ketegangan jauh lebih intens dibandingkan film pertamanya.
ini membawa penonton untuk melihat lagi teror setan Makmum yang kembali menghantui Rini. Namun teror tersebut berasal dari sebuah wilayah fiktif bernama Desa Suayan. Penonton diajak untuk ikut memecahkan misteri mengapa setan Makmum ini kembali bergentayangan. Pada paruh awal film, penonton langsung dimanjakan dengan serangkaian jumpscared khas film Makmum. Meskipun sangat berulang, tapi keajaibannya masih tidak dapat diprediksi. Bahkan ada dua adegan jumpscared yang sukses memancing teriak, histeris hingga tepuk tangan penonton saat film diputar. Seiring berjalannya durasi film, plot terus bergerak maju untuk memecahkan misteri yang menyelamatkan Desa Suayan. Momen sekuel film terbaik ini jelas berada di paruh awal film. Selain jumpscared cerdik dan berkesan, film ini juga mempunyai adegan manipulatif yang eksekusinya cukup bagus. Sejujurnya, teror setan Makmum jauh lebih "unggul" dibandingkan film pertamanya. Setelah semuanya berjalan dengan sangat baik, skenario cerita menuju babak akhir film malah semakin kendor. Intens horror jadi tidak lagi menarik gara-gara keputusan cerita yang diambil menurutku terlalu "aneh". Padahal masih banyak banget potensi cerita mistis yang bisa diangkat dari semua kejadian yang telah terjadi dalam film ini. Tapi entah kenapa babak akhir film ini mengambil cerita seperti itu.
Untuk jajaran pemain, penampilan Titi Kamal sebagai Rini jauh lebih besar dan semakin kuat dari film pertamanya. Karakter Rini yang dibuat frustasi akan nasib anaknya cukup berhasil membuat penonton bersimpati terhadapnya. Andai saja peran yang dimainkan Marcella Zalianty dan Dea Panendra diekspolor lebih jauh mungkin akan lebih menarik dan bisa memperbaiki keanehan yang terjadi pada babak akhir film. Untuk segi visual dan scoring musik, sudah jelas sekuel MAKMUM 2 (2021) mengalami peningkatan yang cukup pesat. Efek CGI-nya semakin halus, musiknya menggelegar pada tempatnya dan yang pasti visual seram setan Makmumnya masih saja menyeramkan.
Seiring berjalannya waktu, setan Makmum terus menghantui beberapa warga disana bahkan sempat berhasil berhasil menculik tiga anak warga desa. Rini dan para ibu-ibu lainnya yaitu Aisyah (Marcella Zalianty) dan Lastri (Dea Panendra) dibuat panik setengah mati setelah mengetahui anak-anak mereka masuk ke dalam hutan terlarang itu dan mengalami kerasukan. Kondisi Hafiz, Afdal (Yusuf Okzan) dan Firman (Fauzan Kenzie) tak sadarkan diri dan terus memburuk. Rini yakin jika gangguan setan Makmum yang dirasakan oleh warga Desa Suayan ini merupakan pertanda tidak baik. Meski dianggap musyrik karena percaya dengan adanya setan, Rini tetap yakin akan menguak misteri yang selama ini terjadi di Desa Suayan.
ini terbilang cukup menantang karena dilakukan ditengah Pandemi CoVid-19. Anggaran produksi jauh lebih besar dibandingkan film pertama karena harus mengutamakan kesehatan dan juga protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, jangka waktu pengambilan gambar pun jauh lebih lama hingga 30 hari lamanya karena lokasi pengambilan gambar berada di desa terpencil di Kabupaten Ciamis dan Garut, Jawa Barat. Lebih lanjutnya, Guntur Soeharjanto selaku sutradara film ini mengungkapkan jika pada sekuelnya ini akan menampilkan cerita lebih kompleks dari karakter Rini. Tak hanya itu saja, Kolaborasi menyanyikan sutradara dengan penulis skenario yaitu Rafki Hidayat dan Riza Pahlevi siap memberikan ketegangan jauh lebih intens dibandingkan film pertamanya.
ini membawa penonton untuk melihat lagi teror setan Makmum yang kembali menghantui Rini. Namun teror tersebut berasal dari sebuah wilayah fiktif bernama Desa Suayan. Penonton diajak untuk ikut memecahkan misteri mengapa setan Makmum ini kembali bergentayangan. Pada paruh awal film, penonton langsung dimanjakan dengan serangkaian jumpscared khas film Makmum. Meskipun sangat berulang, tapi keajaibannya masih tidak dapat diprediksi. Bahkan ada dua adegan jumpscared yang sukses memancing teriak, histeris hingga tepuk tangan penonton saat film diputar. Seiring berjalannya durasi film, plot terus bergerak maju untuk memecahkan misteri yang menyelamatkan Desa Suayan. Momen sekuel film terbaik ini jelas berada di paruh awal film. Selain jumpscared cerdik dan berkesan, film ini juga mempunyai adegan manipulatif yang eksekusinya cukup bagus. Sejujurnya, teror setan Makmum jauh lebih "unggul" dibandingkan film pertamanya. Setelah semuanya berjalan dengan sangat baik, skenario cerita menuju babak akhir film malah semakin kendor. Intens horror jadi tidak lagi menarik gara-gara keputusan cerita yang diambil menurutku terlalu "aneh". Padahal masih banyak banget potensi cerita mistis yang bisa diangkat dari semua kejadian yang telah terjadi dalam film ini. Tapi entah kenapa babak akhir film ini mengambil cerita seperti itu.
Untuk jajaran pemain, penampilan Titi Kamal sebagai Rini jauh lebih besar dan semakin kuat dari film pertamanya. Karakter Rini yang dibuat frustasi akan nasib anaknya cukup berhasil membuat penonton bersimpati terhadapnya. Andai saja peran yang dimainkan Marcella Zalianty dan Dea Panendra diekspolor lebih jauh mungkin akan lebih menarik dan bisa memperbaiki keanehan yang terjadi pada babak akhir film. Untuk segi visual dan scoring musik, sudah jelas sekuel MAKMUM 2 (2021) mengalami peningkatan yang cukup pesat. Efek CGI-nya semakin halus, musiknya menggelegar pada tempatnya dan yang pasti visual seram setan Makmumnya masih saja menyeramkan.
0 komentar:
Posting Komentar