The Secret: Suster Ngesot Urban Legend (2018)

Pemeran: Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Marshanda, Roy Marten, Tyas Mirasih, Kartika Putri, Kanaya Gladys, Lia Waode, Nisya Ahmad, Giselle AnastasiaSutradara: Arie Azis, Raffi AhmadStudio: Gambar RA
Ketika Kanaya (Nagita Slavina), akhirnya kembali ke Indonesia setelah menempuh pendidikan dan hidup di Australia, ia merasa tidak senang karena mendapat kenyataan bahwa sang ayah (Roy Marten), telah menikah lagi dengan wanita lain (Tyas Mirasih) setelah sang ibu meninggal dunia (Nisya Ahmad).Sang ayah berusaha membujuk Kanaya untuk bisa menerima ibu barunya meskipun usia Kanaya dengan wanita itu tidak terpaut jauh. Kanaya yang terus dirundung kekecewaan hanya bisa mencurahkan isi hatinya kepada sahabatnya (Gisele Anastasia) dan Teddy (Raffi Ahmad) kekasihnya.Tak ingin melihat anaknya terus kecewa, sang ayah lalu mengadakan pesta dirumah mewahnya untuk menyambut kedatangan Kanaya. Awalnya acara berjalan lancar, tapi tiba-tiba Kanaya melihat langsung wanita pengganti almarhum ibunya tengah mabuk dan berusaha menggoda Teddy. Kanaya semakin sedih dan kecewa lalu memutuskan untuk kabur dari pesta itu. Ia berkendara mengendarai mobil mini cooper warna merah menuju ke rumah masa kecilnya dulu ketika almarhum ibunya masih ada. Ditengah rasa sedih dalam perjalanan, Kanaya menabrak sesuatu hingga ia membanting stir mobil dan menabrak pohon keras dipinggir jalan. Beruntung, tak berapa lama, mobil BMW mewah milik Teddy berhasil menemukan mobil Kanaya dan membantunya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Setelah beberapa hari tak sadarkan diri, Kanaya akhirnya siuman. Ia dirawat disebuah rumah sakit dengan fasilitas seadanya. Kanaya meyakinkan Teddy bahwa sebelum menabrak pohon, ia menabrak sesuatu hingga terpental jauh. Namun, Teddy tidak percaya dengan omongan Kanaya, karena ia sendiri tidak menemukan apapun di lokasi tabrakan. Dengan sedikit cemas, Kanaya pun mencoba tenang usai diyakinkan oleh Teddy.Suatu malam, Kanaya tak sengaja mendengar suara-suara aneh di kamar rumah sakit itu. Ia lalu mencari tahu sumber suara itu berasal dari mana. Ia mencoba bertanya pada salah satu suster (Lia Waode dan Wika Salim) dirumah sakit itu tapi hasilnya nihil. Kanaya pun menjelajahi lorong-lorong rumah sakit yang minim pencahaayaan hingga akhirnya ia masuk ke sebuah ruangan kosong. Disana ia menemukan sebuah kursi roda dan diteror oleh sosok wanita misterius.
Setelah kejadian itu, Kanaya memutuskan untuk keluar dari rumah sakit itu dan tinggal di rumah masa kecilnya. Setibanya di sana, Kanaya bertemu dengan Kayla (Kanaya Gladys) seorang anak mempunyai indera ke-6 yang tinggal diseberang rumah bersama dengan ibunya (Kartika Putri). Disana juga ia bertemu dengan Marsha (Marshanda) seorang perempuan yang selalu menemani Kayla bermain. Ketiganya langsung terasa akrab satu sama lain. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Kanaya merasa bahagia bisa bermain bersama Kayla dan Marsha disana. Bayangkan, kejadian teror wanita misterius di rumah sakit tidak berhenti. Dirumahnya, Kanaya selalu mendengar dan melihat lagi wanita misterius itu. Ia mencoba meminta bantuan Teddy, namun Teddy hanya menganggap Kanaya mengalami halusinasi saja. Ia kemudian mencoba meminta bantuan Kayla untuk mencari tahu siapa sosok wanita misterius itu. Dan yang mengejutkan, sosok wanita misterius itu ternyata mengincar keselamatan Kanaya dan orang-orang disekitarnya.
Sosok artis multitalenta Raffi Ahmad kini mencoba peruntungannya untuk membuat sebuah rumah produksi sendiri untuk menghadirkan Film Bioskop. Terasa dengan limpahan materi yang ia punya, kita harus mengapresiasi Raffi Ahmad beserta keluarganya yang ingin ikut meramaikan industri perfilman Indonesia.
ternyata tak jauh berbeda dengan film-film horor Indonesia belakangan ini yang hanya menonjolkan penampakan jor-joran dan musik yang berisik saja. Dari segi skenario, film horor ini terkesan dibuat mevvah layaknya limpahan materi yang dimiliki Raffi Ahmad. Hal ini sangat terasa diparuh awal film dimana pemandangan lusinan mobil-mobil mevvah dan rumah super deluxe dengan adanya lift yang menceritakan milik keluarga Kanaya. Aku hanya bisa terpesona melihatnya, padahal hal tersebut terasa terlalu berlebihan dan sama sekali tidak masuk ke dalam cerita. Ditambah lagi dengan berbagai karakter tambahan yang muncul dalam film ini juga terasa sangat mubazir. Cerita tentang hubungan ayah-anak serta ibu tiri juga tak dieksplor dengan baik. Kisah percintaan antara Kanaya dan Teddy juga berasa hambar banget dan juga terlalu di dramamir chemistry nya padahal mereka di kehidupan nyata itu pasangan suami istri. Twist yang dihadirkan tentang karakter Marsha juga sudah ketebak banget diawal film. Andai saja twist tersebut di eksekusi lebih mateng lagi bisa berpotensi menyelamatkan film ini. Suasana horor yang coba ditampilkan dalam film ini juga menurutku yang nuansanya lumayan menyeramkan ketika berada di rumah sakit saja. Sisanya tidak. Bahkan penampakan serta musik scoring pun tidak membuat takut sama sekali. Yang aku benci dalam film ini adalah, penggunaan set lokasi rumah yang digunakan

Pemeran: Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Marshanda, Roy Marten, Tyas Mirasih, Kartika Putri, Kanaya Gladys, Lia Waode, Nisya Ahmad, Giselle Anastasia
Sutradara: Arie Azis, Raffi Ahmad
Studio: Gambar RA
Ketika Kanaya (Nagita Slavina), akhirnya kembali ke Indonesia setelah menempuh pendidikan dan hidup di Australia, ia merasa tidak senang karena mendapat kenyataan bahwa sang ayah (Roy Marten), telah menikah lagi dengan wanita lain (Tyas Mirasih) setelah sang ibu meninggal dunia (Nisya Ahmad).
Sang ayah berusaha membujuk Kanaya untuk bisa menerima ibu barunya meskipun usia Kanaya dengan wanita itu tidak terpaut jauh. Kanaya yang terus dirundung kekecewaan hanya bisa mencurahkan isi hatinya kepada sahabatnya (Gisele Anastasia) dan Teddy (Raffi Ahmad) kekasihnya.
Tak ingin melihat anaknya terus kecewa, sang ayah lalu mengadakan pesta dirumah mewahnya untuk menyambut kedatangan Kanaya. Awalnya acara berjalan lancar, tapi tiba-tiba Kanaya melihat langsung wanita pengganti almarhum ibunya tengah mabuk dan berusaha menggoda Teddy. Kanaya semakin sedih dan kecewa lalu memutuskan untuk kabur dari pesta itu. Ia berkendara mengendarai mobil mini cooper warna merah menuju ke rumah masa kecilnya dulu ketika almarhum ibunya masih ada. Ditengah rasa sedih dalam perjalanan, Kanaya menabrak sesuatu hingga ia membanting stir mobil dan menabrak pohon keras dipinggir jalan. Beruntung, tak berapa lama, mobil BMW mewah milik Teddy berhasil menemukan mobil Kanaya dan membantunya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Setelah beberapa hari tak sadarkan diri, Kanaya akhirnya siuman. Ia dirawat disebuah rumah sakit dengan fasilitas seadanya. Kanaya meyakinkan Teddy bahwa sebelum menabrak pohon, ia menabrak sesuatu hingga terpental jauh. Namun, Teddy tidak percaya dengan omongan Kanaya, karena ia sendiri tidak menemukan apapun di lokasi tabrakan. Dengan sedikit cemas, Kanaya pun mencoba tenang usai diyakinkan oleh Teddy.
Suatu malam, Kanaya tak sengaja mendengar suara-suara aneh di kamar rumah sakit itu. Ia lalu mencari tahu sumber suara itu berasal dari mana. Ia mencoba bertanya pada salah satu suster (Lia Waode dan Wika Salim) dirumah sakit itu tapi hasilnya nihil. Kanaya pun menjelajahi lorong-lorong rumah sakit yang minim pencahaayaan hingga akhirnya ia masuk ke sebuah ruangan kosong. Disana ia menemukan sebuah kursi roda dan diteror oleh sosok wanita misterius.
Setelah kejadian itu, Kanaya memutuskan untuk keluar dari rumah sakit itu dan tinggal di rumah masa kecilnya. Setibanya di sana, Kanaya bertemu dengan Kayla (Kanaya Gladys) seorang anak mempunyai indera ke-6 yang tinggal diseberang rumah bersama dengan ibunya (Kartika Putri). Disana juga ia bertemu dengan Marsha (Marshanda) seorang perempuan yang selalu menemani Kayla bermain. Ketiganya langsung terasa akrab satu sama lain. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Kanaya merasa bahagia bisa bermain bersama Kayla dan Marsha disana.
Bayangkan, kejadian teror wanita misterius di rumah sakit tidak berhenti. Dirumahnya, Kanaya selalu mendengar dan melihat lagi wanita misterius itu. Ia mencoba meminta bantuan Teddy, namun Teddy hanya menganggap Kanaya mengalami halusinasi saja. Ia kemudian mencoba meminta bantuan Kayla untuk mencari tahu siapa sosok wanita misterius itu. Dan yang mengejutkan, sosok wanita misterius itu ternyata mengincar keselamatan Kanaya dan orang-orang disekitarnya.
Sosok artis multitalenta Raffi Ahmad kini mencoba peruntungannya untuk membuat sebuah rumah produksi sendiri untuk menghadirkan Film Bioskop. Terasa dengan limpahan materi yang ia punya, kita harus mengapresiasi Raffi Ahmad beserta keluarganya yang ingin ikut meramaikan industri perfilman Indonesia.
ternyata tak jauh berbeda dengan film-film horor Indonesia belakangan ini yang hanya menonjolkan penampakan jor-joran dan musik yang berisik saja. Dari segi skenario, film horor ini terkesan dibuat mevvah layaknya limpahan materi yang dimiliki Raffi Ahmad. Hal ini sangat terasa diparuh awal film dimana pemandangan lusinan mobil-mobil mevvah dan rumah super deluxe dengan adanya lift yang menceritakan milik keluarga Kanaya. Aku hanya bisa terpesona melihatnya, padahal hal tersebut terasa terlalu berlebihan dan sama sekali tidak masuk ke dalam cerita. Ditambah lagi dengan berbagai karakter tambahan yang muncul dalam film ini juga terasa sangat mubazir. Cerita tentang hubungan ayah-anak serta ibu tiri juga tak dieksplor dengan baik. Kisah percintaan antara Kanaya dan Teddy juga berasa hambar banget dan juga terlalu di dramamir chemistry nya padahal mereka di kehidupan nyata itu pasangan suami istri. Twist yang dihadirkan tentang karakter Marsha juga sudah ketebak banget diawal film. Andai saja twist tersebut di eksekusi lebih mateng lagi bisa berpotensi menyelamatkan film ini. Suasana horor yang coba ditampilkan dalam film ini juga menurutku yang nuansanya lumayan menyeramkan ketika berada di rumah sakit saja. Sisanya tidak. Bahkan penampakan serta musik scoring pun tidak membuat takut sama sekali. Yang aku benci dalam film ini adalah, penggunaan set lokasi rumah yang digunakan
Sosok artis multitalenta Raffi Ahmad kini mencoba peruntungannya untuk membuat sebuah rumah produksi sendiri untuk menghadirkan Film Bioskop. Terasa dengan limpahan materi yang ia punya, kita harus mengapresiasi Raffi Ahmad beserta keluarganya yang ingin ikut meramaikan industri perfilman Indonesia.
ternyata tak jauh berbeda dengan film-film horor Indonesia belakangan ini yang hanya menonjolkan penampakan jor-joran dan musik yang berisik saja. Dari segi skenario, film horor ini terkesan dibuat mevvah layaknya limpahan materi yang dimiliki Raffi Ahmad. Hal ini sangat terasa diparuh awal film dimana pemandangan lusinan mobil-mobil mevvah dan rumah super deluxe dengan adanya lift yang menceritakan milik keluarga Kanaya. Aku hanya bisa terpesona melihatnya, padahal hal tersebut terasa terlalu berlebihan dan sama sekali tidak masuk ke dalam cerita. Ditambah lagi dengan berbagai karakter tambahan yang muncul dalam film ini juga terasa sangat mubazir. Cerita tentang hubungan ayah-anak serta ibu tiri juga tak dieksplor dengan baik. Kisah percintaan antara Kanaya dan Teddy juga berasa hambar banget dan juga terlalu di dramamir chemistry nya padahal mereka di kehidupan nyata itu pasangan suami istri. Twist yang dihadirkan tentang karakter Marsha juga sudah ketebak banget diawal film. Andai saja twist tersebut di eksekusi lebih mateng lagi bisa berpotensi menyelamatkan film ini. Suasana horor yang coba ditampilkan dalam film ini juga menurutku yang nuansanya lumayan menyeramkan ketika berada di rumah sakit saja. Sisanya tidak. Bahkan penampakan serta musik scoring pun tidak membuat takut sama sekali. Yang aku benci dalam film ini adalah, penggunaan set lokasi rumah yang digunakan
0 komentar:
Posting Komentar