Sabtu, 05 Juli 2025

Green Book (2019)

 Green Book (2019)

Pemeran: Viggo Mortensen, Mahershala Ali, Linda Cardellini, Sebastian Maniscalco, Dimiter Marinov, Mike Hatton, PJ Byrne, Joe Cortese, Von Lewis, Don Stark, Anthony Mangano, Paul Sloan, Quinn Duffy

Sutradara: Peter Farelly

Studio: DreamWorks Pictures, Participant Media

Tony Vallelonga (Viggo Mortensen), baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai sopir sekaligus valet di sebuah klub malam yang akan tutup operasional untuk memulihkannya. Sebetulnya klub malam itu tidak tutup untuk kembali melainkan terpaksa menutup operasional setelah tragedi baku hantam antara Tony dengan salah satu pengunjung yang ternyata orang tersebut merupakan sosok orang penting. Setelah kejadian itu Tony terpaksa berhenti bekerja. Hal itu membuat dirinya harus segera mendapatkan pekerjaan lain karena harus menghidupi istri dan ketiga anaknya.
Suatu hari, teman dari Tony menyuruhnya untuk mengikuti rekruitment menjadi seorang driver pribadi untuk seorang Dokter. Mendengar informasi tersebut Tony cukup senang. Setibanya di kediaman sang Dokter, Tony cukup terkejut karena kediaman calon bossnya berada tepat di atas sebuah aula pertunjukan seni. Ketika Tony bertemu dengan sang Dokter, ia semakin terkejut karena yang ada di hadapannya bukanlah seorang Dokter melainkan seorang musisi piano berkulit hitam bernama Dr. Don Shirley (Mahershala Ali). Shirley ingin mencari driver yang bisa membawanya untuk tour konser di wilayah Amerika Serikat bagian selatan yang terkenal masih sangat rasis terhadap orang yang berkulit hitam. Sederet persyaratan pun Shirley ajukan pada Tony. Namun karena persyaratan yang terlalu mengada-ngada Tony langsung menolaknya. Shirley berani memberi Tony lebih banyak janji ia mau menemaninya untuk melakukan tur ke Amerika Serikat bagian selatan.
Dalam perjalanan itu, Tony melihat secara langsung sikap rasisme terhadap Shirley. Tony perlahan mulai simpati terhadap bossnya itu karena diperlakukan semena-mena hanya karena warna kulit saja. Gelar Doctor serta musisi piano handal yang dimiliki Shirley tak membuat dirinya diperlakukan sewajarnya oleh orang-orang berkulit putih. Bahkan parahnya Shirley tidak bisa dinner bareng tamu undangan di acara yang mengundang dirinya sendiri. Tak hanya itu saja, strata sosial yang telah dicapai Shirley juga membuat sebagian orang berkulit hitam lainnya merasa kagum melihat orang berkulit hitam bisa menggunakan pakaian tuxedo dan mengendarai mobil. Tony semakin kesal dengan orang-orang yang sangat rasis terhadap Shirley. Akankah Tony dan Shirley berhasil menyelesaikan turnya?
Industri film Hollywood setiap tahunnya pasti menghadirkan sebuah film bertema rasisme terhadap orang berkulit hitam. Tak sedikit juga film tersebut menghadirkan alur cerita serta tema yang sangat berat dan pasti bikin ngantuk. Namun hal ini sangat berbeda dengan film terbaru Arah Peter Farelly ini. Issued rasisme diangkat menjadi cerita yang dikemas melalui sebuah film road trip. Film GREEN BOOK (2019) menyuguhkan sebuah kisah kemanusiaan yang beranjak dari persahabatan tak biasa antara seorang musisi kenamaan dengan supir barunya dalam suatu perjalanan selama dua bulan lamanya. Perjalanan itu juga pelan-pelan membangun chemistry yang sangat asyik antara Tony dan Shirley. Perbedaan karakter keduanya tidak menjadi penghalang justru menjadi penguat satu sama lain. Alur cerita pun dibuat sangat ringan dan mudah banget untuk diikuti. Baru kali ini sih aku sangat menikmati film yang bertema rasisme setelah tahun lalu terpuaskan oleh film
Viggo Mortensen yang menurutku sekilas mirip Colin Firth ini tampil gokil memerankan Tony Lip. Begitu juga dengan Mahershala Ali sangat apik, berkesan dan luar biasa menjadi seorang Don Shirley. Lihatlah ekspresi kedua pemain ini saat memakan ayam KFC dan ketika menulis surat cinta. Ada kehangatan persahabatan yang memikat diantara keduanya. Chemistry mereka semakin kuat hingga film usai. Dari perjalanan itu juga membuat keduanya tersadar. Tony menjadi mempunyai sudut pandang yang baru terhadap orang-orang berkulit hitam. Begitu juga dengan Shirley, dengan segala ketakutan yang ia rasakan secara tak langsung membuat sebuah batasan pada dirinya yang membuat selalu merasa terasing, baik itu dimata orang-orang berkulit putih, maupun orang-orang yang berkulit hitam. Perjalanan yang awalnya hanya sebatas menghadiri konser tur, menjadi perjalanan tak terlupakan bagi mereka berdua.

0 komentar:

Posting Komentar