Selasa, 12 Agustus 2025

KKN DI DESA PENARI: LUWIH DOWO, LUWIH MEDENI (2022)

 KKN DI DESA PENARI: LUWIH DOWO, LUWIH MEDENI (2022)

Berhasil mengumpulkan penonton sebanyak 9,2 juta pada persembahan masanya, membuat MD Pictures dan Pichouse Films merilis extended version dengan lebih dari 40 menit adegan baru ditambahkan (kesuluruhan durasinya sekitar 161 menit). Sebuah langkah jitu dari bidang pemasaran memang, terlebih filmnya juga menampilkan sequence zero berdurasi 8 menit dari film Sewu Dino. Sebuah pertanyaan pun menunjukkan, seberapa besar dampak signifikan dari kualitasnya?.

Harus diakui, keseluruhan filmnya sebatas aksi tambal sulam dari versi teatrikalnya yang penuh dengan transisi kasar. Paruh awalnya paling berpengaruh, di mana dari awal pembuatan KKN di Desa Penari sudah di setting sebagai film yang mengetengahkan retelling lewat wawancara Nur (Tissa Biani) dan Widya (Adinda Thomas), bahkan setelahnya elemen drama ditampilkan ikut antara Widya dengan sang ibu (Lydia Kandou) yang memberikan pengaruh cukup besar bagi konklusinya.

Memasuki pertengahan, KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni tak mengubahnya sebuah usaha nihil signifikansi, adegan tambahannya pun tak memberikan dampak bagi narasi yang masih saja terasa membosankan dengan mondar-mandir lambat yang ikut dibarengi dengan pengulangan serupa. Setidaknya, KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni sempat menampilkan proker para pelajarnya yang terlihat tengah bekerja.

Naskah buatan Lele Laila (trilogi Danur, Qorin, Keluarga Tak Kasat Mata) dan Gerald Mamahit tak memberikan urgensi lebih selain setia pada thread buatan SimpleMan, tak jarang filmnya pun bak masih terasa bak kumpulan sketsa yang dirajut secara paksa. Berkebalikan dengan tata artistiknya yang kali ini mendapat pembaharuan, terutama adegan yang melibatkan CGI yang terlihat meyakinkan.

Selanjutnya, perubahan terdapat pada konklusinya yang kali ini juga melibatkan keluarga dari Ayu (Aghniny Haque) dan Bima (Achmad Megantara), yang meskipun sekilas mampu memberikan dampak emosi yang cukup. Namun, pelakon yang sebenarnya adalah Pak Prabu (Kiki Narendra), sosok kepala desa yang amat memedulikan keselamatan siswanya. Berkat kepiawaian Kiki, adegan sederhana pun memiliki makna (pula wibawa) yang jauh melebihi kualitas filmnya.

0 komentar:

Posting Komentar