Agustus 11, 2025
THE FLASH (2023)
Diluar segala kontroversi yang menimpanya, The Flash garapan sutradara Andy Muschietti (Mama, dwilogi It) selain bertugas memperkenalkan multiverse (elemen favorit genre superhero dewasa ini) mengambil langkah yang tepat sekaligus paling dasar yang sering dilupakan para sineas dalam menggarap sebuah sajian superhero, yakni fokus utama karakter terhadap utamanya alih-alih menghadirkan sebuah skala besar yang menjadi ciri khasnya. Sebagai sebuah cerita asal, The Flash jelas tampil mumpuni.
Setelah beberapa kali melihatnya sebagai cameo, menengok kehidupan The Flash a.ka Barry Allen (Ezra Miller) yang meski berstatus sebagai superhero, nyatanya sering telat untuk sarapan dan berangkat kerja. Sebagai manusia biasa, hal tersebut justru begitu dekat dengan kita-dan The Flash lewat naskah yang ditulis oleh Christina Hodson (Shut In, Bumblebee, Birds of Prey) membawa penontonnya untuk melihat kehidupan pribadi si pemilik gelar Scarlet Speedster ke ranah pribadi miliknya.
Setelah mengetahui bahwasannya Speed Force miliknya dapat membawa kembali ke masa lalu, Barry yang rindu akan rumah dan keluarga rupanya memiliki misi khusus untuk mencegah kematian sang ibu, Nora (Maribel Verdú) yang membunuh kematian sekaligus menyelamatkan sang ayah, Henry Allen (Ron Livingstone) dari jeratan hukum. Secara tak sengaja, Barry yang tak mengindahkan kata-kata Bruce Wayne (Ben Affleck) agar tak bermain-main dengan kenyataan waktu membuat sebuah kekacauan yang bisa saja menghancurkan dunia.
Paruh awal The Flash, selain sebagai proses introduksi turut menyentuh ranah komedi berkat kepiawaian Ezra Miller dalam menangani aksi berbalut komedi, sebutlah momen yang melibatkan kejatuhan bayi hingga misi penyelamatannya bersama Batman yang kemudian juga menampilkan cameo salah satu anggota Justice League mampu menyulut sebuah atensi tersendiri sekaligus menandai kepiawaian Muschietti merangkai aksi, yang meski jauh dari sempurna (beberapa diantaranya memiliki potensi namun kurang tergali) setidaknya memberikan sebuah crowd-pleaser yang menyenangkan.
Selanjutnya, kita tahu bahwa nantinya The Flash akan muncul dalam kenyataan waktu setelah membahas dirinya versi muda sekaligus demi memperbaiki keadaan (ditengah keruwetan) dengan meminta bantuan dari Bruce Wayne (Michael Keaton, yang masih prima dan bertenaga memerankan Batman) dan juga menyelamatkan Kara Zor-El a.ka Supergir (Sasha Calle) dari tahanan militer. Tugas mereka menyelamatkan dunia pasca invasi Jenderal Zod (Michael Shannon) yang ingin menciptan dunia baru miliknya dengan menghancurkan bumi.
Tentu yang ditanyakan setelah mengetahui fakta diatas adalah bagaimana aksinya berlangsung? The Flash dimulai dengan terlalu santai meski ini juga berarti memperkenalkan sebuah perspektif baru dari para tokohnya setelah beberapa kesulitan yang menimpa. Deretan aksinya mungkin banyak yang tertahan, meski jika mengabaikan segala tetek bengek kerapian miliknya, daya hibur tinggi masih dapat ditemui.
Sebagai jalan menuju perpisahan (sebelum nantinya DC akan berada di bawah naungan James Gunn) The Flash sejatinya menawarkan kesegaran untuk sebuah hiburan pula turut melibatkan hati tatkala tugas utama "menyelamatkan" diberikan definisi lebih oleh naskahnya. Terlepas dari gagal atau tidaknya suatu tindakan, niat mulianya tersebut sudah memberikan sebuah harapan, dan para karakter di dalamnya juga diberikan sebuah pemahaman serupa.
Sehingga tatkala naskahnya berjalan di ranah pribadi, dampak signifikan pun diterapkan, mengingat para superhero ini tengah berproses untuk menghadapi sebuah kehilangan yang berujung pada sebuah perelaan. Bukan sebuah perkara mudah memang dan The Flash merangkai momen tersebut secara lebih intim dalam menjamah sebuah seni melepaskan.
Biarpun memiliki kekurangan yang sulit dihindarkan (salah satunya pemakaian CGI yang kentara buatan, meski saya sendiri meyakini ini adalah sebuah kesengajaan), The Flash membuktikan bahwa dibalik megahnya dunia, terdapat sebuah jiwa sengsara yang ingin mengakhiri penderitaannya. Definisi inilah yang membawa karakternya terhadap sebuah pendewasaan khas drama coming-of-age.
Sulit untuk tidak menyebut bahwa The Flash akan begitu meriah dengan easter egg yang akan membuat para penggemarnya menyebarkan kegirangan. Entah itu berupa momen berkedip dan kau akan melewatkannya ataupun yang dimaksudkan sebagai sebuah surat cinta akan perjalanan panjangnya, rasanya sebuah perayaan patut dirayakan mengingat kali ini bahasannya begitu membumi sekaligus layak untuk dipuji.
0 komentar:
Posting Komentar