Sabtu, 16 Agustus 2025

PHONE BHOOT (2022)

PHONE BHOOT (2022)

Mudah untuk menyebut bahwa Phone Bhoot merupakan parodi dari Ghostbuster yang fenomenal itu. Demi melindungi hak cipta, mari kita sebut saja Bhootbuster yang alih-alih mempunyai kekuatan tersendiri, mereka mengandalkan bantuan dari seorang hantu baik bernama Ragini (Katrina Kaif) yang mereka temui pasca perayaan halloween yang diadakan sepi dan terjebak di dunia lain di mana nomor perjalanan Kinna Sonna dimainkan.

Ialah Major (Siddhant Chaturvedi) dan Gullu (Ishaan Khatter), dua pemuda yang tinggal bersama dan sedari kecil amat menyukai hantu dan roh. Beragam budaya pop serta pernak-pernik horor menghiasi rumah mereka, hingga datanglah ayah keduanya yang menanyakan mengenai perihal tujuan hidup mereka yang selalu memberatkan orang tua, bahkan Gullu dan Major diminta untung mengganti uang sejumlah 5 crore sebagai biaya ganti yang mereka habiskan.

Sempat putus asa dan kebingungan, namun kukuh akan gairah yang dimiliki, Major dan Gullu kemudian mengikuti proses Ragini dengan membuka pelayanan jasa pengusiran hantu bernama Phone Bhoot yang sempat diremehkan dan menjadi bualan masyarakat, dan lagi-lagi Ragini membantu kasus pertama mereka, yang seperti kebanyakan film bertemakan from-zero-to-hero, membuka peluang keduanya untuk dikenal masyarakat pula roh yang akhirnya menemukan moksha (keselamatan).

l Pal Dil Ke Paas, Rocket Gang), Phone Bhoot tampil mengenyahkan logika dan mempersilahkan kita untuk menikmati segala ukiran yang nantinya menghantarkan sebuah hiburan. Hasilnya memang fluktuatif, meski secercah tawa maupun senyuman simpul mampu tampil, terlebih bagi anda yang paham dan mengerti budaya pop era 80-an.

Terkait moksha, Phone Bhoot sempat "memanusiakan hantu" dengan segala relevansi kemanusiaan miliknya, di ranah ini filmnya tak sebatas membungkus kopong yang kehadirannya hanya untuk bersenang-senang, ada hati yang dimainkan, ada pula perasaan yang ikut mengiringi sebuah perjalanan menuju gerbang keselamatan.

Chemistry Chaturvedi-Khattar saling mengisi di saat perbedaan latar (Tamil dan Punjab) keduanya menjadikan sebuah olok-olok yang menarik untuk disimak. Dalam masalah pengusiran hantu misalnya, kedua budaya tersebut turut ditampilkan, meski hanya beberapa yang digunakan, setidaknya akan sangat mudah untuk dikenali. Katrina Kaif sekali lagi berada di dalam zona nyamannya, menampilkan komedi dengan gaya deadpan lengkap dengan dialog rentetan bernada meta

Phone Bhoot memang terlalu over-the-top dalam masalah komedi, sehingga kala narasinya berbicara tampil cukup serius, seolah tak ada ruang untuk menghantarkan sebuah drama yang relevan (romansa Ragini misalnya) dan terlampau disepelekan. Karakterisasinya sebatas di permukaan, nihil sebuah kedalaman.

Puncaknya adalah tatkala trio bhootbuster harus berhadapan dengan Aatmaram (Jackie Shroff), musuh utama yang sedari kecil sudah mempelajari ilmu hitam. Shroff bak memparodikan masa mudanya sebagai penjahat dan jelas ia sangat bersenang-senang, meski sekali lagi, sulit untuk menganggap ancaman yang dilontarkan serius, kedigdayaan yang dimiliknya luntur seiring naskahnya terlalu berusaha untuk melucu.
Hingga tatkala durasi mulai menemui konklusi, persentasinya sangat lemah. Phone Bhoot seolah menekan tombol fast-forward dan mengolok-olok putaran miliknya sendiri. Padahal, jika diberi kesempatan, sutradara Gurmmeet Singh (Inside Edge, Mirzapur) cukup piawai dalam menciptakan kesenangan, yang kali ini seolah terhalang sebuah kebebasan untuk bereksplorasi di tengah naskah dan karakternya kebanyakan berimajinasi.

0 komentar:

Posting Komentar