Agustus 19, 2025
NIKAMMA (2022)
Persepsi orang akan Nikamma mungkin akan terbagi menjadi dua. 1) Mereka yang menikmatinya dengan alasan berpikir sebagai hiburan. 2) Mereka yang membencinya karena dianggap terlalu masala. Saya mungkin berada pada golongan yang pertama, yang sudah menyadari filmnya akan berjalan seperti apa, pun menilik pada tujuan pembuatannya film ini pun tak jauh berbeda seperti opsi di atas bukan?
Merupakan remake resmi dari film berbahasa Telugu berjudul Middle Class Abbayi (2017) ini berkisah mengenai Adi (Abhimanyu Dassani) yang seperti judulnya diterapkan adalah seorang nikamma (pemalas). Adi memutuskan untuk pindah rumah selama lima belas bulan untuk pindah ke rumah pamannya hanya untuk menghindari Avni (Shilpa Shetty), istri sang kakak, Raman (Samir Soni). Hubungan Adi dan Avni memang kurang baik, setidaknya lewat kaca mata Adi yang menganggap bahwa iparnya merampas semua haknya, bahkan memperlakukan dirinya layaknya pembantunya.
Tentu, takkan lengkap jika hero tak memiliki seorang heroine dalam film masala, hadirlah Natasha a.ka Nikki (Shirley Setia), sepupu Avni yang melamar Abi pasca pertemuan tak sengaja miliknya. Shirley Setia dalam debut perdana miliknya memiliki masa depan cerah di kancah bollywood, pertunjukan menyenangkan yang memikat penonton-meski hadir dalam screentime minim, pula karkterisasi yang sangat kosong, bahkan sempat dijadikan sebagai seorang gadis dalam kesulitan.
Nikamma dipenuhi oleh elemen khas masala berupa romantika sederhana dengan selipan aksi di dalamnya (baca: aksi yang dilebih-lebihkan bahkan terkadang tak masuk akal). Ini benar-benar kembali ke tujuan masing-masing penontonnya, saya menikmati apa yang ditampilkan Sabbir Khan meski pada dasarnya tak ada sebuah elemen baru jika dibandingkan dengan dua filmografi sebelumnya. Terpenting, tatkala menontonnya segurat senyuman dari adegan klise hadir tanpa pamrih.
Harus diakui, pembukanya dimaksudkan untuk mengecoh penonton dengan menceritakan narasi lewat dua linimasa yang nantinya bersinggungan, sejatinya hal tersebut tidak perlu dilakukan, mengingat Nikamma sendiri kental masala. Ini seperti filmnya ingin terlihat tampil berisi, meski pada kenyataannya sangat kosong.
Konklusinya mungkin akan mudah ditebak, yang mana membuat Nikamma bak berkesan begitu saja pasca menontonnya. Para pemainnya berada dalam kadar maksimal, termasuk sang legenda Shilpa Shetty, yang sayang masing-masing dari mereka sebatas memiliki karakterisasi dua dimensi. Beruntung, deretan kurasi lagunya sangat menolong, Tere Bin Kya menggambarkan sebuah romantika dua kawula muda yang tengah dalam mabuk asmara, sementara Killer dan Nikamma murni sebuah sinema khas Hindi arus belakangan ini.
Pada akhirnya, menikmati tontonan seperti Nikamma kembali ke tujuan awalnya, harus diakui memang penceritaannya kurang bahkan tak selalu mulus. Saya menonton demi melepas penat pasca pulang bekerja dan mendapati bahwa terkadang untuk menikmati sebuah hiburan, tak harus melulu melihat sebuah kefasihan maupun kesubtilan. Pengalaman yang diraskan secara jujur adalah keberhasilan utama filmnya, Nikamma salah satunya yang berada di barisan.
0 komentar:
Posting Komentar