Agustus 23, 2025
THE EMPTY MAN (2020)
Diluar kurang publisitas dan promosi, TheEmpty Man yang menyadur novel grafis rilisan Boom! Studio adalah horor yang cukup surealis sedari durasi awal tampil yang menampilkan kita pada sekelompok pendaki yang tengah melewati Lembah Ura, Bhutan dengan setting tahun 1995. Pembuka ini diniatkan sebagai latar belakang misteri yang cukup membuat bulu roma meremang. Terlebih lagi kala salah satu pendaki bernama Paul (Aaron Poole) yang pasca jatuh di sebuah celah tampak duduk bersila, menangis dan hampir katatonik. Jika kamu menyentuhku, kamu akan mati. Demikian ucapan Paul kepada Greg (Evan Jonigkeit), sang kerabat yang bersedia membantu.
Harus saya akui prolog yang memakan waktu 22 menit adalah salah satu persentasi terbaik yang dimiliki The Blank Man. Memang telah terlewati lamanya, namun memberikan sentuhan mistisme dan sarat akan unsur supranatural. Kemudian cerita beralih pada tahun 2018, tepatnya di Missouri, di mana seorang mantan detektif bernama James Lasombra (James Badge Dale) tengah melakukan aktivitas lari pagi, menjaga sebuah toko dan berakhir kala ia mendapatkan sebuah kejutan ulang tahun di sebuah restoran langganannya. Sekilas, kita dapat melihat bahwa James adalah pria hampir paruh baya yang begitu kesepian pasca ditinggalkan oleh sang istri dan anaknya dalam sebuah kecelakaan mobil.
Dalam kemelutnya, James meminta sang tetangga Nora Quail (Marin Irlandia) untuk menyelidiki hilangnya sang putri, Amanda Quail (Sasha Frolova) yang sempat menemui James di sebuah taman. Tulisan darah "The Blank Man Made Me Do It" tertera di kaca kamar mandi yang juga membawa James membahas Davara Walsh (Samantha Logan), satu-satunya teman sekelas Amanda yang dapat ditemui. Dalam penuturannya, Davara menyebutkan bahwa ia bersama Amanda dan teman sekelas lainnya melakukan sebuah ritual pemanggilan dengan meniup botol sebanyak empat kali di sebuah jembatan untuk memanggil TheEmpty Man.
Entitas The Blank Man tak mengubahnya seperti urband legenda kebanyakan yang terlebih dahulu difilmkan, sebuatlah Candyman (1992, versi terbarunya hadir di tahun ini), The Bye Bye Man (2017) hingga Slender Man (2018). Konon, malam pertama pasca pemanggilan akan terdengar suara, malam kedua pemanggilan akan melihat wujud aslinya dan malam ketiga pemanggilan dia akan diperlihatkan. Seperti kebanyakan film serupa, James menganggap hal tersebut konyol dan ia pun melakukan ritual pemanggilan atas dasar rasa penasaran.
Ditulis dan disutradarai oleh David Prior (Summer of the Shark, AM1200), TheEmpty Man mengambil jalur berbeda dalam mana proses investigasi yang dikedepankan James alih-alih menampilkan sosok sang entitas sebagaimana dilakukan rekan sejawatnya. Ini sendiri tampil cukup mumpuni kala Sebelum ikut melibatkan penonton masuk akan rasa penasaran dan keingintahuan yang besar, pun tatkala satu-persatu tabir terungkap, hasilnya dibayar lunas oleh keadaan diluar dugaan, sebutlah momen bunuh diri masal para remaja di sebuah jembatan.
Penelusuran yang dilakukan James tampil cukup jauh, hingga merengkuh sebuah sekte pemuja TheEmpty Man bernama Pontifex Institute yang keberadaanya begitu luas, dari sini beberapa adegan seharusnya bisa dipangkas lebih cepat di mana kecenderungan Prior adalah menampilkan apa yang harusnya ditampilkan seharusnya bisa dipadatkan jika hanya menciptakan sebuah proses tarik-ulur yang cenderung menjemukan.
Meskipun demikian, TheEmpty Man memiliki satu lagi adegan yang mengesankan tatkala James menguntit sebuah ritual sekte di tengah hutan dalam kegelapan serta api yang dinyalakan. Dari sini kecerdikan sinematografi hasil pengambilan gambar Anastos N. Michos berjasa menampilkan sebuah momen yang sukar dilupakan, sementara scoring dari Christopher Young melengkapinya dengan suara yang khas. Sayang, momen seperti ini menampilkan mini-di tengah ambisi Sebelum menampilkan horor kosmik.
The Hollow Man sejatinya bukanlah horor yang buruk, melainkan horor yang terlalu tampil larut yang berdurasi sebanyak 137 menit yang terhitung cukup panjang. Babak akhirnya memang tampil cukup ambigu dengan sentuhan twist yang meski tampil rapi-bukanlah sebuah hal yang baru dalam khasanah genre ini. Setidaknya film terakhir 20th Century Fox sebelum diakuisisi oleh Walt Disney menjadi 20th Century Studios ini memiliki adegan yang cukup membekas meski efektifitasnya takan berjalan lama.
0 komentar:
Posting Komentar