Agustus 31, 2025
THE NUTCRACKER AND THE FOUR REALMS (2018)
Membawakan sumber dari pertunjukan balet dua babak The Nutcracker karya Marius Petipa sekaligus mengadaptasi cerita The Nutcracker and the Mouse King buatan E.T.A. 99 menit durasi penuh kebosanan.
Disutradarai oleh Lasse Hallström (What’s Eating Gilbert Grape, Hachi: A Dog’s Tale, Dear John), yang berbagi penyutradaraan kredit dengan Joe Johnston (Jumanji, Jurassic Park III, Captain America: The First Avenger), yang mengambil alih proses pengambilan gambar ulang selama sebulan. The Nutcracker and the Four Realms adalah sajian penuh kebingunan. Benar, karya Asleigh Powell dan Tom McCarthy menampilkan sebuah keindahan artistik berupa pameran CGI memanjakan mata berkat keunikan para karakternya, namun demikian dengan cerita-yang sebatas membuka empat dunia daripada mengeksplorasi lebih banyak keunikan hingga sejarah miliknya.
Clara Stahlbaum (Mackenzie Foy) tengah bersumpah, menolak menikmati malam Natal selepas kematian sang ibu, Marie (Anna Madeley). Hubungan dengan sang ayah Benjamin (Matthew Macfayden) merenggang, karena menurut Clara, sang ayah lebih mementingkan soal reputasi daripada perasaan sang puteri. Demi mengurangi kesedihan sang putri, Benjamin memberikan sebuah hadiah Natal titipan sang ibu, Clara menerima hadiah berupa telur misterius-yang konon dapat mengabulkan segala keinginan dengan syarat membukanya dengan sebuah kunci. Sayang, sang ibu tak memberikannya sebuah kunci.
Akhirnya, Clara mengikuti ajakan sang ayah demi menikamati malam Natal sambil berdansa, meski tujuan sebenarnya adalah bertemu dengan sang ayah baptis, Drosselmeyer (Morgan Freeman) yang diyakini menyimpan kunci telur tersebut. Namun, sebelum memberikan jawaban, Drosselmeyer meminta Clara untuk menemukannya sendiri melalui sebuah benang yang terbentang, yang kemudian membawanya ke Four Realm, dunia fantasi di mana sang ibu pernah menjadi Ratu di sana.
Setibanya di Four Realm, Clara bertemu dengan Captain Phillip Hoffman (Jayden Fowora-Knight) nutcracker penjaga jembatan, Clara di bawa menuju ke duni di mana Marie memerintah, mempertemukannya dengan tiga dari empat penguasa alam: Sugar Plum (Keira Knightley) dari Land of Sweets, Hawthorne (Eugenio Derbez) dari Land of Flowers, dan Shiver (Richard E. Grant) dari Land of Snowflakes.Dari sini, The Nutcracker and the Four Realms kembali mempeertemukan kita dengan dunia buatan sarat keindahan, di mana kostum unik yang dikenakan, hingga lanskap menawan disajikan.
Setelah bertemu dengan mereka, Clara menemukan satu kebenaran lain yang terkait dengan Mother Ginger (Hellen Mirren) si penguasa Land of Amusement. Mother Ginger menjadi penyebab terpecahnya keempat alam tersebut-karena ia berniat menguasai dunia yang Marie bangun hingga tercetusnya peperangan antara mereka. Land of Amusement adalah tempat bermain di mana di dalamnya berisi Mouse King dan lima "Badut Matryoshka"-yang bagi beberapa penonton, wujud mereka mampu menghasilkan sebuah ketakutan tersendiri.
Ketimbang menjelaskan sebuah flashback, The Nutcracker and the Four Realms-hanya menampilkan gelaran tempat berbalut CGI megah, seolah para pembuatnya bangga dengan gelaran anggaran besar miliknya. Balet menjadi satu-satunya penghantar cerita-yang setidaknya memberikan sebuah gambaran, meski terkait kedalaman, sang sutradara belum piawai menyampaikannya secara sempurna.
Kesalahan paling fatal yang menimpa The Nutcracker and Four Realms adalah perihal naskah-yang hanya sebagai sebuah jembatan penghubung ke sebuah twist-yang tak cukup kuat. Akibatnya, eksplorasinya pun tidak menghasilkan suatu cakupan yang lebih, selain menjawab kekutannya sendiri. Terlebih lagi, adegan perang yang melibatkan Mouse King atau Hellen Mirren-yang membawakan pecut pun tak seberapa menyenangkan, ini membawa lemahnya sebuah penuturan pula penempatan yang benar-benar memadai.
Mackenzie Foy adalah penyelamat film ini. Berkat persona yang dimilikinya, sang aktris mampu menangani adegan sederhana dengan tampilan yang kaya rasa. Meski saya sendiri sering terganggu oleh suara nyaring dan menyebalkan Keira Knightley si ratu-yang mempunyai rambut arumanis itu. Terkait konklusinya, tidak ada perubahan ataupun memutar lebih lanjut. Setidaknya, credit tittle-yang kembali menampilkan pertunjukan balet mampu sedikit mengobati kekecewaan-pasca memperlihatkan sebuah sajian potensial yang terabaaikan.
0 komentar:
Posting Komentar