Agustus 21, 2025
RUNWAY 34 (2022)
Didasari pada kejadian nyata penerbangan 9W 555 dari penerbangan Jet Airways Doha ke Kochi yang mengalami turbulensi karena faktor cuaca pada tahun 2015, Runway 34 adalah nama landasan pacu yang dilalui sang pilot saat ia menganulir jalur alternatif. Kejadian yang sempat menghebohkan massa ini juga menjadi dasar utama film ketiga yang disutradarai oleh Ajay Devgn (turut merangkap sebagai pemain dan produser) pasca debut di U Me Aur Hum (2008) dan Shivaay (2016).
Kapten Vikrant Khanna (Ajay Devgn) adalah pilot dengan memori eidetik, di mana ia dapat menginat segal ragam peristiwa secara gamblang. Sudah mengudara selama enam hari berturut-turut membuat Vikrant merasa bahwa dirinya terkadang mencintai atau membenci pekerjaannya. Dan dalam penerbangan ketujuh ini ia masih meraba-raba, meski keinginan untuk berkumpul bersama keluarga begitu menghantui pikiran.
Dengan pesawat Boeing 737-800 milik Skyline 777 dengan nomor penerbangan 555 dan membawa 150 penumpang dari tujuan Dubai-Kochi, ia tampil dengan ditemani co-pilot baru, Tanya Albuquerque (Rakul Preet Singh) dengan pemberangkatan di pagi hari (05.45, sesuai dengan kejadian aslinya) yang ternyata membawa kapal mereka mengalami turbulensi akibat cuaca yang buruk, belum lagi pemandangan yang tak jelas. Jalur alternatifnya adalah Runway 13 menuju Bangalore, namun Vikrant kukuh membawa pesawatnya-yang kekurangan bahan bakar dan sesuai instruksi-menuju Trivandrum.
Dibagi dalam dua babak, babak pertama menghabiskan dan menggambar upaya Vikrant dan Tanya-mengudara yang mengalami kendala, Aseem Bajaj (Parched, House of Secret: The Burari Deaths, Sacred Games) sebagai sinematografer tahu bagaimana betul memantik kengerian dalam pesawat, entah itu menangkap emosi para penumpang dalam belakang yang berbeda dan menarik untuk disimak (meski gagal selanjutnya) hingga menutupi ruang kokpit dengan segala anomali dan akhirnya.
Kita tahu bahwa kejadian itu akan berakhir selamat, meski tak lantas menjadikannya aman-aman saja. Serta Perilaku tindakan Vikrant dianggap membahayakan penumpang, terutama saat salah satu dari mereka mengalami serangan jantung dan meninggal setelah berhasil diselamatkan. Seorang penyelidik dari AAIB (Cabang Investigasi Kecelakaan Udara), Narayan Vedant (Amitabh Bachchan) mengambil alih kasus ini, menuntut Vikrant atas segala kelalainnya, yang memulai dibukanya babak kedua di daratan, di mana momen drama ruang sidang ditampilkan.
Ditulis naskahnya oleh Sandeep Kewlani dan Aamil Keeyan Khan, Runway 34 yang semula memasang judul "May Day" membawa sebuah ranah baru yang jarang dijamah sinema Hindi, thriller-drama disatukan dalam proses kontuniti yang dihantarkan secara mulus-meskikala terkadang berlalu begitu cepat. Setidaknya, ini tak mengurangi lajur filmnya dalam membentuk sebuah narasi yang selalu memantik atensi.
Ajay Devgn sebagai pemain dan sutradara paham betul bagaimana memainkan ceritaan dan pengadeganan untuk tampil dinamis, tanpa terkesan canggung ataupun nihil kesinambungan. Paruh pertama dalam sebuah momen pesawat adalah contoh terbaiknya, pun di beberapa kesempatan drama menghadirkannya bekerja sesuai aturan, memantik emosi dan keingintahuan yang sama besarnya dengan apa yang ingin ditampilkan.
Keputusan untuk meminimalisir nomor musikal adalah keputusan yang tepat, di mana ini menjaga radar emosi tanpa harus kehilangan nyawa tanpa harus membagi porsi. Sayang, untuk ukuran film yang ingin sepenuhnya melibatkan banyak karakter, Runway 34 terasa cacat. Boman Irani sebagai pemilik perusahaan Skyline harus kena batunya, tatkala penokohannya banyak dikesampingkan. Pun, begitu pula dengan Aakansha Singh sebagai istri Vikrant yang jatah tampilnya begitu minim, sulit untuk memberikan koneksi terhadap keduanya disaat peluang sepenuhnya terbuka lebar. Menyusul setelahnya adalah Angira Dhar sebagai pengacara Vikrant yang sebatas ikut tampil, tanpa diberikan banyak kontribusi.
0 komentar:
Posting Komentar