Minggu, 24 Agustus 2025

 FEAR STREET PART ONE: 1994 (2021)

Sebagai pembuka dari adatasi seri buku bagi Fear Street karya R.L. Stine yang dibuat menjadi trilogi (yang dirilis masing-masing dengan selang waktu seminggu di Netflix) Fear Street Part One: 1994 membangun sebuah pondasi yang cukup kokoh sebagai bahan introduksi, di mana pada pembukaannya, kita menceritakan mengenai sejarah dua kota yang saling bersebrangan. Shadyside, adalah kota yang mempunyai catatan kriminalitas tinggi, hingga dijuluki "Ibukota Pembunuh di USA". Sementara itu, Sunnyvale sebaliknya, tempat yang aman pula sebagian masyarakatnya berpendidikan tinggi.

Setelahnya kita diajak untuk menyaksikan pembunuhan yang berlangsung di sebuah mall, di mana oleh sutradara Leigh Janiak (Honeymoon) dijadikan sebuah homage untuk Scream (1996) yang menurunkan seoran wanita bernama Heather (Maya Hawke, mirip Drew Barrymore di pembuka kredit Scream) yang tengah dilewati oleh seorang pria bertopeng tengkorak. Pun, sebelum Heather menghentikan nafas terakhirnya, identitas sang pelaku pun terungkap.

Untuk itu, diadakanlah sebuah penghormatan bagi para korban yang turut dihadiri oleh siswa SMA dari Shadyside dan Sunnyvale. Demikian pula dengan Deena (Kiana Madeira) yang menjadikan kegiatan tersebut sebagai hari perpisahannya dengan Sam (Olivia Scott Welch), sang kekasih yang memilih untuk pindah ke Sunnyvale dan kini sudah menjalin cinta dengan Peter (Jeremy Ford).

Kegiatan tersebut berlangsung dengan baik, setidaknya untuk para remaja Shadysade dan Sunnyvale yang saling melontarkan ke kota masing-masing. Puncaknya adalah tatkala Peter yang ikut membawa Sam dimobilnya mengalami kejadian kecelakaan. Merasa masih menaruh perasaan terhadap Sam, Deena juga membantu Sam, yang pada akhirnya membuka kembali sebuah kutukan yang sudah lama mengakar di Shadyside.

Ialah kutukan Sarah Fier yang jasad dan lengannya secara terpisah. Konon, sang penyihir terbunuh setelah digantung secara massal di sebuah pohon. Kini, Deena bersama dengan dua sahabatnya yang merupakan pengedar narkoba berbentuk pil, Kate (Julia Rehwald) dan Simon (Fred Hechinger) harus menutup kutukan Sarah Fier yang membangkitkan para pembunuh Shadyside mengincar nyawa Sam bedasarkan pengetahuan Josh (Benjamin Flores Jr.), adik Deena yang hobi mengumpulkan kliping dari peristiwa pembunuhan di kotanya.

Satu hal yang pasti (dan saya suka) dari Fear Street Part One: 1994 adalah bagaimana masing-masing karakternya meskipun tak diberikan penokohan kompleks mampu memancarkan pesona yang disukai berdasarkan kepedulian mereka terhadap masing-masing. Jika film dengan tema serupa kerap tampil menyebalkan, setidaknya 1994 memberikan sedikit kesempatan kepada penontonnya untuk memberikan simpati.

Merupakan adaptasi dari novel be yang ditulis oleh Janiak bersama Phil Graziadei memang jauh dari kata sempurna, menggunakan pendekatan era horror 90-an, terkadang filmnya bak kehilangan nuansa tersebut dan sebatas memasang pernak-pernik benda pula pop culture pada masa tersebut, sebutlah Insane in the Membrane dan Creep yang ikut dimainkan hingga Jaws sempat pula disinggung. 

Terkait terornya sendiri, 1994 memang terlampau diakhiri dengan rangkaian pembunuhan yang jauh dari kesan baru (kecuali mendekati konklusi yang melibatkan pemotong roti, pula sempat mengungkap keberadaannya). Meskipun tak pelit dalam menumpahkan darah, kreativitasnya hanya berjalan sekedar untuk menusuk dan memenggal, di samping cerita yang sebenarnya telah dimodifikasi (menempatkan karakter lesbian sebagai peran utama misalnya).

Meski demikian, 1994 memberikan sebuah hiburan dengan taraf yang cukup tinggi sebagai tontonan yang cukup memuaskan, meski itu berarti terkendala seputar aturannya yang sering disalahi. Separuh akhir filmnya begitu efektif mencengkram Anda untuk tetap terjaga, demikian pula dengan penulisannya yang tampil tertata.

Bukan sebuah kejutan apabila 1994 dijadikan sebagai cliffhanger bagi dua film selanjutnya (1978 yang akan membahas seputar kejadian di Camp Nightwing, dan 1666 akan mengupas peristiwa Sarah Fier) yang menimbulkan sebuah hal menarik tersendiri akan mitologi pula unsur mistisnya yang membutuhkan sebuah pertanyaan untuk segera dijawab.


0 komentar:

Posting Komentar