Rabu, 06 Agustus 2025

TRIGGER WARNING (2024)

 TRIGGER WARNING (2024)

Diluar kontroversi seputar keberpihakan filmnya pada dukungan aksi genosida Israel terhadap Palestina yang ditampilkan pada adegan pembuka yang menampilkan sebuah sekuen penyerangan di Gurun Badiyat al-Sham, Suriah, Trigger Warning masih akan banyak dibacarakan oleh masyarakat dalam negeri (juga luar negeri) karenan menandai kali pertama sutradara wanita asal Indonesia, yakni Mouly Surya yang sudah malang-melintang menghasilkan karya mumpuni seperti Fiksi. (2008), Yang Tidak Mereka Bicarakan Saat Mereka Bicara Tentang Cinta (2013) hingga Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) menggarap film panjang pertamanya yang berbahasa Inggris. Momen seperti ini jelas layak untuk diapresiasi.

Namun, di pihak lain, Trigger Warning pun menandai kali pertama Mouly Surya menggarap naskah yang bukan buatannya (naskahnya ditulis secara keroyokan oleh Josh Olson, John Brancato, dan Michael Ferris). Ini berarti visi sang sutradara harus menguraikan atas nama menyesuaikan diri dengan produksi khas luar negeri (lebih tepatnya tontonan b-movie) atas dasar batu loncatan sekaligus pembuka gerbang untuk karya mendatang. Dari sinilah sebenarnya kekhawatiran saya muncul.

Menggandeng Jessica Alba sebagai Parker (yang juga merangkap sebagai produser eksekutif di samping menandai comeback-nya setelah setengah dekade hiatus pasca Killer Anonymous), seorang anggota pasukan khusus yang menemukan bahwa kabar ayahnya meninggal akibat tertimpa seluruh longsor tambang dan kemudian memaksa dirinya kembali pulang ke kampung halaman.

Berniat merasakan dan merayakan duka sepeninggal sang ayah, Parker justru mengendus ketidakberesan di balik kematian yang terasa janggal. Dari sini, ia bertekad untuk mencari tahu motif sekaligus mengungkit keadilan dengan melakukan balas dendam terhadap siapa saja yang sudah melakukan keadaan.

Dari sini, narasi Trigger Warning bergerak dengan menambahkan penyelidikan yang tidak pasti berupa pencarian Parker yang sayangnya belum cukup kuat untuk mengatrol filmnya akibat ketiadaan urgensi tinggi. Begitu pun yang terjadi selanjutnya dengan Trigger Warning yang sarat akan potensi namun terhalang eksekusi.

Padahal, pembuatnya sempat menggiring penonton untuk ikut berpartisipasi menaruh pengamatan terhadap barisan karakternya, yang paling menonjol adalah senator Ezekiel Swann (Anthony Michael Hall) yang secara tersirat adalah seorang rasisme yang enggan disebut rasis, ia bersembunyi dibalik persepsi sebagai seorang pria kulit putih. Kedua adalah Elvis (Jake Weary), adik dari Jesse (Mark Webber), sheriff setempat yang merupakan mantan kekasih Parker.

Sungguh sebuah pekerjaan yang terlalu mudah untuk menebak siapa sang dalang utama (meski film bukanlah sebatas usaha menebak maupun memprediksi) yang kekurangan daya di samping hubungan mereka mendorong pada sebuah narasi yang lebih mumpuni. Misalnya terkait sikap Jesse yang denial antara keluarga ataupun orang terkasih hingga Parker yang merupakan seorang wanita berdarah Latin harus menghadapi tindakan pelecehan mereka terhadap pelaku supremasi.

Ketidakberdayaan Mouly pun menciptakan stagnasi yang luar biasa menjemukan, termasuk ketika menggarap sekuen aksi yang kekurangan momentum sebelum sempat dibangun. Hal itu kentara nyaris terjadi dalam setiap adegan, termasuk konklusi yang seharusnya menjadi sebuah selebrasi alih-alih berakhir terlalu dini.

Ya, sulit sebenarnya untuk menyebut Trigger Warning sebagai sebuah sajian penuh kekurangan sekaligus membosankan. Namun, apa daya ini adalah sebuah kenyataan yang dijual atas nama hiburan. Selain sarat akan rasa kantuk, Trigger Warning pun penuh akan cacat logika serta pengampunan yang sulit untuk dipahami, apalagi semuanya tumpah ruah menjelang konklusi. Teman (baca: aparat khusus) macam apa yang menyalakan roket di dalam tambang sempit dan hendak rubuh? Pemerintahan melestarikan mana yang membiarkan perempuan asing dengan luka sayatan kecil memasuki pangkalan tanpa menempatkan habitatnya?  Setidaknya, penampilan seperti itu selalu menjangkiti dan memenuhi keseluruhan durasi yang sudah tak tertolong lagi.

0 komentar:

Posting Komentar