Minggu, 03 Agustus 2025

JALAN PULANG

 JALAN PULANG

Dijual dengan embel-embel "bersatunya 3 ratu horror", Jalan Pulang yang merupakan debut penyutradaraan pertama JeroPoint (sebelumnya merupakan seorang penulis thread populer dengan judul seperti Di Ambang Kematian, Lemah Santet Banyuwangi, Perewangan) nyatanya hanya sebatas mengandalkan gimik tanpa memberikan substansi lebih. Singkatnya, filmnya hanya bertujuan meraup pundi-pundi finansial dengan menjual nama aktor tenar.
Suatu minggu menjelang ulang tahunnya, Arum (Saskia Chadwick) yang lahir pada tanggal kabisat tiba-tiba mengalami kesurupan di sekolah pasca melihat penampakan seorang wanita berbaju hijau. Jangan sampai eksekusi penuh darah layaknya yang dijual dalam trailer, eksekusi yang dilakukan sang sutradara sebatas menampilkan muncratan darah di wajah Arum dengan alasan kesurupan yang sangat klise.
Akibatnya, Arum dikeluarkan di sekolah, yang kemudian memaksa Lastini (Luna Maya) mencari sekolah baru sekaligus jalan keluar guna menyembuhkan Arum berdasarkan catatan yang ditinggalkan sang suami, Surya (Eduwart Manalu). Bersama kedua anaknya, Lia (Taskya Namya) dan Rama (Raffan Al Rayan), Lastini memulai perjalanan mengunjungi para dukun guna menyelamatkan dan menyembuhkan Arum.
Di atas kertas, Jalan Pulang ditulis sebagai film road-trip yang seharusnya tampil menarik. Perjalanan mengunjungi dukun dengan latar belakang yang berbeda pun memberikan variasi tersendiri, misalnya Ki Rustaman (Kiki Narendra) yang berasal dari marga Sunda, Ruhannah (Jajang C. Noer) dengan budaya Bali, hingga Mbah Drajat (Cetul Leatherart) yang mengadakan ritual adat Jawa dengan segala kemewahan disertai gamelan. Sayang, pihak-pihak tersebut tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya tatkala narasi mendukung adegan tampil teramat tumpul.
Hal ini terjadi akibat lemahnya naskah hasil keroyokan yang dikerjakan oleh Kelanara Studio yang sebatas fragment demi fragment populer yang sering kali tertulis dalam sebuah thread populer. Contohnya pula dengan sajian terornya yang cenderung main aman dan sangat standar, yang berarti menampilkan jumpscare klasik dengan menekan volume tinggi yang sangat berpotensi memecah gendang telinga.
Demikian pula dengan sentuhan dramanya yang tampil sangat memaksa, kehangatan yang dilukiskan melalui adegan menyanyi sangatlah artifisial, di saat penonton membutuhkan keintiman serta hubungan kuat antar keluarga sebagaimana yang dijual oleh tagline miliknya. Akibatnya sulit untuk menghilangkan rasa kantuk di saat hampir keseluruhan cerita adalah hasil pengulangan yang sangat membosankan.
Mengarahkan dan bekerja sama dengan tiga aktor spesialis horor di debut film perdananya merupakan sebuah anugerah bagi JeroPoint, tetapi sangat mengerikan kinerja mereka tidak sepenuhnya bekerja akibat nihilnya kontribusi serta asupan karakterisasi bagi mereka. Taskya Namya adalah contoh nyata dan kentara yang "kena batunya" di saat kehadirannya sebatas tempelan belaka, sementara Shareefa Daanish yang memerankan Marsinah menjadi korban eksploitasi tanpa arti.
Menjelang konklusi, Jalan Pulang tampil tanpa energi. Di saat kemonotonan alur sarat repetiti (Arum kerasukan bawa ke dukun ulangi) miliknya, unsur drama yang diniatkan menguras emosi tampil datar begitu saja akibat lemahnya narasi. Di titik ini, Jalang Pulang kekurangan daya dan upaya dalam merangkai makna judul miliknya.

0 komentar:

Posting Komentar