Agustus 21, 2025
DYBBUK (2021)
Dybbuk adalah remake resmi dari Ezra (2017), film berbahasa Malayalam yang patut diperhitungkan pada masanya. Mengulang hal serupa, sutradara Jay K, menandai kali pertama dirinya bekerja di Bollywood dengan membuat ulang film miliknya (Ezra disutradarai oleh dirinya sendiri) sebatas melakukan carbon copy dengan memindahkan Kochi ke Mauritus, dan mengganti Prithviraj Sukumaran dengan Emraan Hashmi. Haslinya tak ada yang spesial.
Bagi saya yang telah menyaksikan film orisinalnya, Dybbuk seolah tak memberikan signifikansi atau pembaharuan kecil selain sebatas mengganti aktor dan lokasi. Tak salah memang, namun ada sebuah ganjalan yang membuat korelasinya sama sekali mudah ditebak, mau tidak mau, disadari atau tidak pasti akan ada sebuah perbandingan yang sulit untuk dienyahkan. Dan itu yang membuatnya, sekali lagi, tidak lagi spesial.
Sam (Emraan Hashmi) dan Mahi (Nikita Dutta) terpaksa pindah ke Mauritus demi kesempatan kerja Sam yang mengharuskannya menetap sebagai eksekutif di sebuah perusahaan limbah nuklir. Masalah dimulai ketika Mahi membeli sebuah kotak di toko barang antik semula yang ia kira sebagai kotak penyimpanan anggur. Tak perlu waktu lama untuk meyakini bahwa kotak tersebut menyimpan dybbuk, yang menurut kepercayaan Yahudi adalah roh tanpa tubuh yang mencari inang.
Seperti kebanyakan film horor serupa, Sam awalnya menolak percaya dan mengatakan bahwa Mahi hanya stres dan perlu istirahat pasca kehamilannya, yang ditampilkan dalam sebuah adegan ngeri di kantor tempat Sam bekerja. Bukan penampilan Hashmi maupun Dutta yang buruk, melainkan barisan dialog Chintan Gandhi (Singh Is Bling, Shor in the City, Dhaakad) yang menerjemahkan naskah Jay K terlampau mentah.
Pembukanya, meski telah diketahui temponya, tetap menampilkan sebuah keseraman sederhana di sebuah toko barang antik yang menandai kali pertama nyawa berjatuhan, lengkap dengan tampilan mayatnya yang cukup mengerikan. Setidaknya sekuen ini yang paling berfungsi tatkala setelahnya adalah seri replika yang mudah sekali diprediksi.
Dybbuk memang setia menguti pakem horor kebanyakan di mana ritual eksorsisme dijadikan andalan dan sebuah jimat bernama hamsa ikut berpartisipasi. Konklusinya menampilkan itu, yang turut melibatkan Manav Kaul sebagai Rabi Markus. Kaul memang tampil berjanji ditengah screen time terbatas miliknya.
Pujian patut disematkan tatkala Jay K juga membenturkan logika dengan sains, yang mana saja bisa tampil lebih baik dan penempatannya tak hanya sebatas tempelan. Kesan tiba-tiba memang sulit dihindari yang menandai terbukanya sebuah twist bernasib sama. Melewatkan atau menontonnya sesekali mungkin adalah pilihan yang fluktuatif, serupa dengan nasib keseluruhan filmnya yang berjalan mengikuti ritme yang benar-benar klise.
0 komentar:
Posting Komentar